Skip to main content

Jenis Fonem

Jenis Fonem Jenis fonem yang dibicarakan di atas (vokal dan konsonan) dapat dibayangkan sebagai atau dikaitkan dengan segmen-segmen yang membentuk arus ujaran. Kata bintang , misalnya, dilihat sebagai sesuatu yang dibentuk oleh enam segmen — /b/, /i/, /n/, /t/, /a/, /Å‹/. Satuan bunyi fungsional tidak hanya berupa fonem-fonem segmental. Jika dalam fonetik telah diperkenalkan adanya unsur-unsur suprasegmental, dalam fonologi juga dikenal adanya jenis fonem suprasegmental. Dalam bahasa Batak Toba kata /itÉ™m/ berarti '(pewarna) hitam', sedangkan /itÉ”m/ (dengan tekanan pada suku kedua) berarti 'saudaramu'. Terlihat bahasa yang membedakan kedua kata itu adalah letak tekanannya, sehingga dapat dikatakan bahwa tekanan bersifat fungsional. Lain lagi yang diperlihatkan dalam contoh bahasa Inggris berikut. Di sini perubahan letak tekanan tidak mengubah makna leksikal kata, tetapi mengubah jenis katanya. Kata benda Kata kerja ‘import ‘impor’ ...

Kyogen

Kyogen


2. Kyogen


Kyogen adalah drama komedi tradisional Jepang abad pertengahan pada zaman Muromachi (1380-1466). Kyogen ditampilkan sejajar dengan drama noh di panggung yang sama. Unsur kelucuan sangat diutamakan dalam kyogen. Unsur lain yang menunjang kyogen adalah kabu (tarian), monomane (meniru), share (kejenakaan), dan mondo (dialog).

Kyogen berasal dari seni sangaku yang datang dari Cina (sampai di Jepang ucapan sangaku berubah menjadi sarugaku). Pelaku utama disebut shite dan pelaku pembantu disebut ado. Adapun ado terdiri dari ado satu (ichi no ado), ado dua (ni no ado), dan ado tiga (san no ado). Dalam kyogen penggunaan topeng tidak begitu banyak, begitu pula wanita tidak diharuskan memakai topeng. Isi ceritanya berkisar tentang orang biasa dan tidak menggunakan perlengkapan musik, dan juga tidak banyak menggunakan perlengkapan untuk menunjang panggung. Untuk menghindari penggunaan perlengkapan panggung yang banyak, misalnya, pada waktu membuka pintu cukup dengan suara saja.

Lakon kyogen seluruhnya berjumlah 257 buah. Ada tiga aliran dalam kyogen yang disebut aliran Okura (Okura Ryu), aliran Sagi (Sagi Ryu), dan aliran Izumi (Izumi Ryu). 

Salah satu contoh kyogen adalah Suehirogari (Sebuah Payung), dengan pelaku utama Daihako (sebagai majikan), pelaku pembantunya adalah Tarokaja (sebagai pelayan), dan Koado sebagai penjual payung. Lama pertunjukan sekitar 30 menit.
Daihako menyuruh Tarokaja pergi ke kota untuk membeli suehirogari (payung). Tarokaja sebenarnya tidak tahu apa yang disebut suehirogari itu. Ketika tiba di kota, sadar bahwa dia sendiri tidak mengetahui apa yang disebut suehirogari itu. Dengan suara keras dia mulai berteriak bahwa dia ingin membeli suehirogari. Pada saat Tarokaja berteriak, muncullah Sagishi, penjual payung yang tidak jujur. Lalu dia menawarkan payung tua kepada Tarokaja. Sagishi meyakinkan Tarokaja bahwa payung inilah yang dimaksud oleh Daihako, tuannya. Payung tersebut terbuat dari kertas yang tidak mudah robek, jari-jari payung dibuat dari tulang yang dicat, tidak mudah bergeser dan dilengkapi dengan zare-e atau gambar kartun lucu. Di samping itu, Sagishi juga mengajarkan lagu kepada Tarokaja agar tuannya pada waktu mendengar suehirogari menyanyi gembira. Dengan hati gembira Tarokaja pulang ke rumah sambil membawa payung yang dibelinya itu.
     Daihako sangat marah ketika melihat payung yang dibeli oleh Tarokaja itu karena payung itu tidak sesuai seperti apa yang dia inginkan. Lalu Tarokaja keluar dari rumah dan mulai bernyanyi dan menari seperti apa yang diajarkan Sagishi, si tukang payung yang tidak jujur itu. Mendengar Tarokaja bernyanyi, tuannya keluar dan dia ikut bernyanyi dan menari bersama-sama dengan riang gembira.


Baca: Buku Pengantar Kesusastraan Jepang

Comments

Popular posts from this blog

Buku Komposisi Gorys Keraf

Daftar Isi Buku Komposisi Gorys Keraf Kata Pengantar Daftar Isi PENDAHULUAN Bahasa Aspek Bahasa Fungsi Bahasa Tujuan Kemahiran Berbahasa Manfaat Tambahan Kesimpulan BAB I PUNGTUASI Pentingnya Pungtuasi Dasar Pungtuasi Macam-macam Pungtuasi BAB II KALIMAT YANG EFEKTIF Pendahuluan Kesatuan Gagasan Koherensi yang baik dan kompak Penekanan Variasi Paralelisme Penalaran atau Logika BAB III ALINEA : KESATUAN DAN KEPADUAN Pengertian Alinea Macam-macam Alinea Syarat-syarat Pembentukan Alinea Kesatuan Alinea Kepaduan Alinea 5.1 Masalah Kebahasaan 5.2 Perincian dan Urutan Pikiran BAB IV ALINEA : PERKEMBANGAN ALINEA Klimaks dan Anti-Klimaks Sudut Pandangan Perbandingan dan Pertentangan Analogi Contoh Proses Sebab - Akibat Umum - Khusus Klasifikasi Definisi Luar Perkembangan dan Kepaduan antar alinea BAB V TEMA KARANGAN Pengertian Tema Pemilihan Topik Pembatasan Topik Menentukan Maksud Tesis dan Pengungkapan Maksud ...

Tanda-tanda Koreksi

6. Tanda-tanda Koreksi Sebelum menyerahkan naskah kepada dosen atau penerbit, setiap naskah harus dibaca kembali untuk mengetahui apakah tidak terdapat kesalahan dalam soal ejaan , tatabahasa atau pengetikan. Untuk tidak membuang waktu, maka cukuplah kalau diadakan koreksi langsung pada bagian-bagian yang salah tersebut. Bila terdapat terlalu banyak salah pengetikan dan sebagainya, maka lebih baik halaman tersebut diketik kembali. Untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan itu, lazim dipergunakan tanda-tanda koreksi tertentu, sehingga antara penulis dan dosen, atau antara penulis dan penerbit, terjalin pengertian yang baik tentang apa yang dimaksud dengan tanda koreksi itu. Tanda-tanda koreksi itu dapat ditempatkan langsung dalam teks atau pada pinggir naskah sejajar dengan baris yang bersangkutan. Tiap tanda perbaikan dalam baris tersebut (kalau ada lebih dari satu perbaikan pada satu baris) harus ditempatkan berturut-turut pada bagian pinggir kertas; bila perlu tiap-tiapnya d...

Sejarah Kesusastraan Jepang

Buku Sejarah Kesusastraan Jepang (Nihon Bungakushi) oleh Isoji Asoo dkk. Daftar Isi Kata Pengantar Kata Sambutan Catatan dari Penyunting Daftar Isi 1.        KESUSASTRAAN ZAMAN JOODAI 1.   Garis Besar Kesusastraan Zaman Joodai 2.   Mitologi, Legenda dan Dongeng 3.   Norito dan Senmyoo 4.   Nyanyian Zaman Joodai 5.   Manyooshuu 6.   Kanshibun 2.        KESUSASTRAAN ZAMAN HEIAN 1.   Garis Besar Kesusastraan Zaman Heian 2.   Kanshibun, Waka dan Kayoo 3.   Monogatari 4.   Catatan Harian dan Essei 5.   Ceritera Sejarah dan Dongeng 3.        KESUSASTRAAN ABAD PERTENGAHAN 1.   Garis Besar Kesusastraan Abad Pertengahan 2.   Pantun Waka dan Pantun Renga 3.   Monogatari, Setsuwa dan Otogizooshi 4.   Essei, Catatan Harian dan Catatan Perjalanan 5.   Hoogo dan Kanbungaku 6. ...