Skip to main content

Jenis Fonem

Jenis Fonem Jenis fonem yang dibicarakan di atas (vokal dan konsonan) dapat dibayangkan sebagai atau dikaitkan dengan segmen-segmen yang membentuk arus ujaran. Kata bintang , misalnya, dilihat sebagai sesuatu yang dibentuk oleh enam segmen — /b/, /i/, /n/, /t/, /a/, /Å‹/. Satuan bunyi fungsional tidak hanya berupa fonem-fonem segmental. Jika dalam fonetik telah diperkenalkan adanya unsur-unsur suprasegmental, dalam fonologi juga dikenal adanya jenis fonem suprasegmental. Dalam bahasa Batak Toba kata /itÉ™m/ berarti '(pewarna) hitam', sedangkan /itÉ”m/ (dengan tekanan pada suku kedua) berarti 'saudaramu'. Terlihat bahasa yang membedakan kedua kata itu adalah letak tekanannya, sehingga dapat dikatakan bahwa tekanan bersifat fungsional. Lain lagi yang diperlihatkan dalam contoh bahasa Inggris berikut. Di sini perubahan letak tekanan tidak mengubah makna leksikal kata, tetapi mengubah jenis katanya. Kata benda Kata kerja ‘import ‘impor’

Masalah dengan Kewirausahaan Sosial

Masalah dengan Kewirausahaan Sosial


Di kala "perusahaan-perusahaan" tersebut ditemui dalam beberapa tahun berjalan, ada jawaban bagus bagi pertanyaan di atas: saat kita berusaha berbuat kebaikan di dunia sambil mencari keuntungan finansial, kita sering akhirnya tidak terlalu bagus dalam keduanya. Grameen Bank adalah contoh yang nyata. Di akhir tahun 2005, mereka telah memberi pinjaman sebesar $5.72 miliar sejak berdirinya, tetapi hanya $5.05 yang telah dikembalikan. Dengan kata lain, Grameen Bank adalah perusahaan yang merugi.

Dalam kasus ini, hal tersebut tidak menjadi masalah. Status for-profitnya hanya menjadi akuntansi yang aneh. Tidak ada yang berharap Grameen Bank membukukan laba. Dan tidak seperti dana amal lain yang memberikan uang secara langsung, Grameen telah memberikan sebesar $680 juta selama tiga puluh tahun berjalan. Tapi Grameen tidak bisa disebut sebagai perusahaan yang berhasil.

Usaha-usaha lain dalam kewirausahaan sosial juga tidak lebih berhasil. Beberapa perusahaan melakukan kekeliruan dengan menyatakan secara terbuka bahwa mereka akan menangguk keuntungan sekaligus beramal pada waktu yang sama. Satu contohnya adalah Pierre Omidyar, salah satu pendiri eBay, yang sahamnya di perusahaan tersebut ditengarai lebih dari $8 miliar.

Tidak seperti miliarder internet lainnya yang terus saja mendirikan bisnis-bisnis baru, Omidyar mendirikan modal ventura untuk mendanai berdirinya kewirausahaan sosial baru. Dia ingin menjadi penyedia modal ventura untuk organisasi for-profit generasi mendatang. Dia juga membangun website khusus yaitu www.omidyar.net untuk mewadahi komunitas orang-orang yang ingin bertukar pikiran tentang perusahaan semacam.

Hingga saat ini Omidyar telah menanamkan lebih dari $30 juta untuk amal di perusahaan for-profit. Tapi memang belum ada yang sesukses Grameen Bank. Di bulan Juli 2007 dia menutup alamat situs komunitas tersebut setelah misi yang gagal dalam meraih perhatian orang-orang serta gagasan-gagasan.

Kita tidak ingin mengkritisi Pierre Omidyar untuk niat baiknya. Bagaimana pun dia telah menyumbangkan uangnya untuk hal-hal yang berguna. Tapi kita tidak setuju dengan filosofinya bahwa perusahaan for-profit adalah cara terbaik untuk menjalankan tujuan sosial. Inilah yang dikatakannya pada New York Times di tahun 2006 "Jika Anda lihat Grameen Bank, itu benar-benar bisnis, tidak bisa lain dari itu....  Pendapatannya melebihi pengeluarannya, dan mereka sangat efektif dalam mengentaskan orang dari kemiskinan. Ini adalah bukti bahwa Anda bisa mendapatkan kedua hal tersebut sekaligus".

Tapi Grameen Bank bukanlah bukti bahwa Anda bisa mendapatkan keduanya. Para akuntan bisa mengatakan bahwa mereka untung hanya kalau dana donasi dihitung sebagai pendapatan. Jika tidak, sebenarnya perusahaan tersebut merugi.

Pihak lain malah melempar kritik yang lebih pedas tentang kewirausahaan sosial di luar koridor filosofi apakah hal itu menjadi jalan terbaik untuk berdonasi. Mark Rosenmann, seorang profesor filantropi dan keuangan di Union Institute and University di Cincinnati, mempertanyakan motivasi dari perusahaan donasi for-profit. Di sebuah artikel New York Times yang sama, dia mengatakan "Meskipun saya tidak punya masalah dengan filantropi dan bisnis bertanggungjawab sosial yang saya masuki, saya punya masalah dengan perusahaan for-profit yang dibilang sebagai filantropi".


Intisari untuk Bisnis: Pengusaha klasik mempunyai sebagian hal yang benar. Bisnis memang harus fokus pada tujuannya menjaga kesehatan arus kas. Anda tidak boleh tergoda untuk membuat bisnis Anda menjadi semacam perusahaan penyembuh masalah sosial—meskipun hal itu akan membuat beberapa perbedaan pada masyarakat, atau pun perbedaan pada orang-orang tertentu, keuangan perusahaan Anda lah yang akan menderita.

Intisari untuk Pribadi: Jangan campurkan tujuan-tujuan Anda. Tetaplah fokus pada satu hal yang Anda ingin raih. Jika Anda pergi berlibur dengan keluarga, fokuslah pada hal itu—jika Anda mencoba mencampurkan tujuan-tujuan, Anda akan berakhir dengan buruk pada semuanya.


Baca: Buku Sukses Bisnis Cara Yahudi

Comments

Popular posts from this blog

Tanda-tanda Koreksi

6. Tanda-tanda Koreksi Sebelum menyerahkan naskah kepada dosen atau penerbit, setiap naskah harus dibaca kembali untuk mengetahui apakah tidak terdapat kesalahan dalam soal ejaan , tatabahasa atau pengetikan. Untuk tidak membuang waktu, maka cukuplah kalau diadakan koreksi langsung pada bagian-bagian yang salah tersebut. Bila terdapat terlalu banyak salah pengetikan dan sebagainya, maka lebih baik halaman tersebut diketik kembali. Untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan itu, lazim dipergunakan tanda-tanda koreksi tertentu, sehingga antara penulis dan dosen, atau antara penulis dan penerbit, terjalin pengertian yang baik tentang apa yang dimaksud dengan tanda koreksi itu. Tanda-tanda koreksi itu dapat ditempatkan langsung dalam teks atau pada pinggir naskah sejajar dengan baris yang bersangkutan. Tiap tanda perbaikan dalam baris tersebut (kalau ada lebih dari satu perbaikan pada satu baris) harus ditempatkan berturut-turut pada bagian pinggir kertas; bila perlu tiap-tiapnya dipis

Buku Komposisi Gorys Keraf

Daftar Isi Buku Komposisi Gorys Keraf Kata Pengantar Daftar Isi PENDAHULUAN Bahasa Aspek Bahasa Fungsi Bahasa Tujuan Kemahiran Berbahasa Manfaat Tambahan Kesimpulan BAB I PUNGTUASI Pentingnya Pungtuasi Dasar Pungtuasi Macam-macam Pungtuasi BAB II KALIMAT YANG EFEKTIF Pendahuluan Kesatuan Gagasan Koherensi yang baik dan kompak Penekanan Variasi Paralelisme Penalaran atau Logika BAB III ALINEA : KESATUAN DAN KEPADUAN Pengertian Alinea Macam-macam Alinea Syarat-syarat Pembentukan Alinea Kesatuan Alinea Kepaduan Alinea 5.1 Masalah Kebahasaan 5.2 Perincian dan Urutan Pikiran BAB IV ALINEA : PERKEMBANGAN ALINEA Klimaks dan Anti-Klimaks Sudut Pandangan Perbandingan dan Pertentangan Analogi Contoh Proses Sebab - Akibat Umum - Khusus Klasifikasi Definisi Luar Perkembangan dan Kepaduan antar alinea BAB V TEMA KARANGAN Pengertian Tema Pemilihan Topik Pembatasan Topik Menentukan Maksud Tesis dan Pengungkapan Maksud

Bagian Pelengkap Pendahuluan

2. Bagian Pelengkap Pendahuluan Bagian pelengkap pendahuluan atau disebut juga halaman-halaman pendahuluan sama sekali tidak menyangkut isi karangan. Tetapi bagian ini harus disiapkan sebagai bahan informasi bagi para pembaca dan sekaligus berfungsi menampilkan karangan itu dalam bentuk yang kelihatan lebih menarik. Biasanya bagian pelengkap pendahuluan dinomori dengan mempergunakan angka Romawi. Bagian pelengkap pendahuluan biasanya terdiri dari judul pendahuluan, halaman pengesahan, halaman judul, halaman persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar dan tabel, dan halaman penjelasan kalau ada. Bila karangan itu akan diterbitkan sebagai buku, maka bagian-bagian yang diperlukan sebagai persyaratan formal adalah: judul pendahuluan, halaman belakang judul pendahuluan, halaman judul, halaman belakang judul, halaman persembahan dan halaman belakang persembahan kalau ada, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar atau tabel serta halaman penjelasan atau keterangan kalau