Jenis Fonem Jenis fonem yang dibicarakan di atas (vokal dan konsonan) dapat dibayangkan sebagai atau dikaitkan dengan segmen-segmen yang membentuk arus ujaran. Kata bintang , misalnya, dilihat sebagai sesuatu yang dibentuk oleh enam segmen — /b/, /i/, /n/, /t/, /a/, /Å‹/. Satuan bunyi fungsional tidak hanya berupa fonem-fonem segmental. Jika dalam fonetik telah diperkenalkan adanya unsur-unsur suprasegmental, dalam fonologi juga dikenal adanya jenis fonem suprasegmental. Dalam bahasa Batak Toba kata /itÉ™m/ berarti '(pewarna) hitam', sedangkan /itÉ”m/ (dengan tekanan pada suku kedua) berarti 'saudaramu'. Terlihat bahasa yang membedakan kedua kata itu adalah letak tekanannya, sehingga dapat dikatakan bahwa tekanan bersifat fungsional. Lain lagi yang diperlihatkan dalam contoh bahasa Inggris berikut. Di sini perubahan letak tekanan tidak mengubah makna leksikal kata, tetapi mengubah jenis katanya. Kata benda Kata kerja ‘import ‘impor’
5. Variasi
Variasi merupakan suatu upaya yang bertolak belakang dengan repetisi. Repetisi atau pengulangan sebuah kata untuk memperoleh efek penekanan, lebih banyak menekankan kesamaan bentuk. Pemakaian bentuk yang sama secara berlebihan akan menghambarkan selera pendengar atau pembaca. Sebab itu ada upaya lain yang bekerja berlawanan dengan repetisi yaitu variasi. Variasi tidak lain daripada menganeka-ragamkan bentuk-bentuk bahasa agar tetap terpelihara minat dan perhatian orang.
Variasi dalam kalimat dapat diperoleh dengan beberapa macam cara, yaitu:
a. Variasi sinonim kata
Variasi berupa sinonim kata, atau penjelasan-penjelasan yang berbentuk kelompok kata pada hakekatnya tidak merubah isi dari amanat yang akan disampaikan.
Dari renungan itulah penyair menemukan suatu makna, suatu realitas yang baru, suatu kebenaran yang menjadi ide sentral yang menjiwai seluruh puisi (BKI).Pengertian makna, realitas yang baru dan kebenaran merupakan hal yang sama diperoleh penyair dalam renungannya itu. Demikian pula puspa dan wangi sebenarnya menyatakan hal yang sama.
Seribu puspa di taman bunga seribu wangi menyebar cita (BKI).
b. Variasi panjang pendeknya kalimat
Variasi dalam panjang pendeknya struktur kalimat akan mencerminkan dengan jelas pikiran pengarang, serta pilihan yang tepat dari struktur panjangnya sebuah kalimat dapat memberi tekanan pada bagian-bagian yang diinginkan. Bila kita menghadapi kalimat atau rangkaian kalimat panjang yang identik strukturnya, maka itu merupakan pertanda bahwa kalimat tersebut kurang baik digarap, serta pikiran pengarang sendiri tidak jelas. Perhatikan variasi panjang pendek kalimat dalam contoh berikut:
Saudara J.U. Nasution memberikan alasan untuk menolak sajak tersebut dengan mengutarakan bahwa puisi itu tidak mengikuti logika puisi, pada malam lebaran tidak ada bulan. Sebenarnya tak perlu kita bawa logika puisi untuk menolak puisi tersebut. Penciptaan puisi memang bukanlah hanya dapat melambangkan banyak hal. Tetapi pertanyaan itu juga harus intensif, yang dengan sendirinya dapat menimbulkan kesan kepada pembaca, dan kesan itu timbul bukan karena peneliti pernah mengalami hal yang sama atau mengetahui jiwa penyair atau situasi penyair waktu menciptakan sajak itu. Dari segi syarat-syarat tema juga sudah terang sajak itu bukanlah suatu puisi yang baik. Dia juga harus memberi sesuatu kepada manusia dan yang diberikan itu haruslah sesuatu yang berharga (BKI).
Bila kita perinci fragmen di atas maka kalimat pertama mengandung 23 kata (nama orang dihitung satu kata). Sedangkan kalimat-kalimat selanjutnya berturut-turut terdiri dari: 11 kata, 9 kata, 37 kata, 15 kata, dan 16 kata. Ternyata fragmen ini tidak membosankan, karena cukup mengandung variasi.
c. Variasi penggunaan bentuk me- dan di-
Pemakaian bentuk gramatikal yang sama dalam beberapa kalimat berturut-turut juga dapat menimbulkan kelesuan. Sebab itu haruslah dicari variasi pemakaian bentuk gramatikal, terutama dalam mempergunakan bentuk-bentuk kata kerja yang mengandung prefiks me- dan di-.
Perhatikan kutipan berikut:
Seorang ahli Inggris yang duduk dalam Team Penelitian dan Pengembangan Pelabuhan-pelabuhan di Indonesia pernah mengemukakan bahwa di daerah-daerah yang luas tetapi tipis penduduknya serta kurang aktivitas ekonominya, seyogyanya pemerintah tidak membangun pelabuhan samudra. Namun pemerintah tidak memutuskan demikian.Memang, cukup mengendorkan semangat kalau kita melihat keadaan di Nusa Tenggara (tidak termasuk Bali dan Lombok) yang tetap 'tidur nyenyak' meskipun pemerintah sudah membangun banyak fasilitas pengangkutan laut serta udara.
Kutipan di atas akan dirasakan lain kalau dibuat variasi seperti di bawah ini:
Seorang ahli Inggris yang duduk dalam Team Penelitian dan Pembangunan Pelabuhan-pelabuhan di Indonesia pernah mengemukakan bahwa di daerah-daerah yang luas, tetapi tipis penduduknya serta kurang aktivitas ekonominya, seyogyanya tidak dibangun pelabuhan samudra. Namun pemerintah tidak memutuskan demikian. Memang cukup mengendorkan semangat kalau kita melihat keadaan di Nusa Tenggara (tidak termasuk Bali dan Lombok) yang tetap 'tidur nyenyak' meskipun fasilitas-fasilitas pengangkutan laut dan udara sudah banyak dibangun.
d. Variasi dengan merubah posisi dalam kalimat
Variasi dengan merubah posisi dalam kalimat sebenarnya mempunyai sangkut paut juga dengan penekanan dalam kalimat. (Lihat 4a).
Bagaimana saudara membuat variasi kalimat berikut dengan memberi tekanan pada kata-kata yang terdapat dalam kurung:
Di bidang angkutan umum MNA mempergunakan pesawat Twin Otter yang harganya tiga kali lebih mahal dari harga Dakota, karena beberapa keunggulannya. (Pergunakan; MNA; pesawat Twin Otter; harganya tiga kali lipat lebih mahal; karena beberapa keunggulannya).Pelaksanaan bantuan hukum di negara kita, yang dilaksanakan atas dasar peraturan peninggalan zaman penjajahan dahulu sifatnya sangat terbatas. (di negara kita; peraturan peninggalan zaman penjajahan; sifat yang sangat terbatas).
Baca: Buku Komposisi Gorys Keraf
Comments
Post a Comment