Jenis Fonem Jenis fonem yang dibicarakan di atas (vokal dan konsonan) dapat dibayangkan sebagai atau dikaitkan dengan segmen-segmen yang membentuk arus ujaran. Kata bintang , misalnya, dilihat sebagai sesuatu yang dibentuk oleh enam segmen — /b/, /i/, /n/, /t/, /a/, /Å‹/. Satuan bunyi fungsional tidak hanya berupa fonem-fonem segmental. Jika dalam fonetik telah diperkenalkan adanya unsur-unsur suprasegmental, dalam fonologi juga dikenal adanya jenis fonem suprasegmental. Dalam bahasa Batak Toba kata /itÉ™m/ berarti '(pewarna) hitam', sedangkan /itÉ”m/ (dengan tekanan pada suku kedua) berarti 'saudaramu'. Terlihat bahasa yang membedakan kedua kata itu adalah letak tekanannya, sehingga dapat dikatakan bahwa tekanan bersifat fungsional. Lain lagi yang diperlihatkan dalam contoh bahasa Inggris berikut. Di sini perubahan letak tekanan tidak mengubah makna leksikal kata, tetapi mengubah jenis katanya. Kata benda Kata kerja ‘import ‘impor’
Saat tekanan emosi bisa dikendalikan oleh rasio, kita akan dengan mudah mengikuti apa yang dikatakan oleh filsuf besar Maimonides tentang "jalan tengah yang ideal" dan berjalan di antara dua ujung ekstrim tersebut. Untuk memahami lebih baik tentang apakah jalan tengah itu, dan mengapa hal itu menguntungkan bagi setiap aspek bisnis dan kehidupan kita, mari kita mempelajari contoh yang digambarkan oleh Maimonides dalam buku hukum Tauratnya yang dikenal dengan nama Mishnah Torah.
Maimonides memulai dengan menggambarkan beberapa tipe kepribadian yang berbeda. Pertama dia menyebutkan orang dengan amarah yang mudah terbakar dan selalu tampak meradang dan jengkel. Kemudian dia menyebutkan kebalikan dari yang pertama yaitu orang yang tidak pernah marah dan selalu tenang. Dia kemudian menyebutkan kepribadian yang penuh kebanggaan diri, dan kebalikannya orang yang sifatnya tunduk dan selalu menurut. Maimonides juga menyebutkan orang yang tidak pernah bersyukur dan lawannya orang yang selalu berterima kasih meskipun karena hal yang sangat kecil dan tidak memiliki banyak gairah serta ambisi. Kemudian ada orang yang sangat pelit, tidak membelanjakan sepeser pun meskipun untuk dirinya sendiri, serta lawannya orang yang pemboros. Maimonides mencatat karakter kepribadian lain seperti kesopanan, kekejaman, kasih sayang, pengecut, keberanian, dan sebagainya, yang juga mengikuti model yang menggambarkan ekstrimitasnya.
Menyitir hikayat kuno Yahudi, Maimonides mengatakan bahwa jalan yang benar adalah mengikuti sifat tengah-tengah dari setiap karakter tersebut. Dengan kata lain, seseorang harus mengadopsi karakter yang merupakan jalan tengah dari kedua ujung ekstrim yang ada. Maimonides memberikan contoh karakter yang vital. Contoh pertamanya yang sangat penting untuk situasi bisnis dan pribadi: kapankah waktu yang tepat untuk marah? Tentunya orang pemarah yang geram meskipun untuk hal-hal kecil bukanlah tipe yang ideal. Saat situasi mengharuskan, atau untuk memberikan penekanan agar suatu tindakan tidak diulangi, adalah penting untuk menunjukkan kemarahan. Poin ini sangatlah penting. Jika kita sering marah, kemarahan akan kehilangan dampaknya saat situasi membutuhkan. Namun jika kita menggunakan kemarahan sekali waktu, itu akan memberikan dampak yang cukup besar setiap kali digunakan. Siapa pun orang yang menjalankan bisnis dan mengelola orang lain haruslah mempelajari hal ini.
Maimonides juga membicarakan tentang memberi bantuan amal, mengatakan bahwa kita tidak boleh pelit tetapi juga tidak boleh terlalu murah hati sampai tidak ada yang tersisa lagi—kita perlu cukup uang untuk bisa bertahan hidup. Model ini bisa digunakan untuk setiap karakter dan sifat-sifat lain—jalan tengah harus selalu diikuti, menghindarkan ekstrim dari setiap sisinya.
Jalan tengah ini disebut juga sebagai "jalan para bijak" menurut Maimonides. Alasan dari ini sudah jelas. Orang bijak selalu menyaring dorongan emosinya melalui rasio mereka. Orang yang selalu marah atau selalu tak bersyukur jelas tidak memikirkan secara mendalam reaksi mereka sebelum bertindak. Mereka yang mengatur perilaku dan memutuskan untuk marah atau tidak terpuaskan hanya pada waktu yang tepat, adalah mereka yang menggunakan rasio untuk mengarahkan jalan mereka pada tujuannya. Orang-orang seperti inilah yang layak disebut bijak.
Ini pelajaran yang sangat penting. Selain menyebut "jalan para bijak", Maimonides menyebut jalan tengah antara dua ekstrim sebagai "jalan Tuhan". Menurut kisah sejarah, Abraham mengajari anaknya jalan tengah dan berharap mereka menjalankannya, sebagaimana dinyatakan dalam Taurat (Kejadian 18:19), "Sebab Aku telah memilih dia, supaya diperintahkannya kepada anak-anaknya dan kepada keturunannya supaya tetap hidup menurut jalan yang ditunjukkan TUHAN, dengan melakukan kebenaran dan keadilan..." Taurat juga menyatakan bahwa mereka yang mengikuti jalan ini akan meraih sukses:"... bahwa Tuhan akan membawakan Abraham [yang mengikuti jalan Tuhan] semua [berkah] yang Dia katakan akan Dia lakukan baginya".
Jelasnya, jalan tengah antara emosi dan rasio harus diikuti seorang pebisnis yang tangkas. Seperti yang dikatakan oleh David Slager, wakil direktur dan mitra Atticus Capital, yang kita bicarakan di Bab 6 mengatakan, "Anda membutuhkan gairah emosi untuk berinvestasi. Jika Anda melihat kesempatan investasi yang besar dan Anda secara rasional ingin mengetahuinya, Anda tidak boleh mengejarnya seakan-akan Anda punya ikatan emosional dengannya". Namun Slager memperingatkan bahwa investasi itu haruslah secara utama masuk akal. Saat gairah untuk berinvestasi disaring dengan baik melalui akal sehat, keputusan investasi yang baik bisa terjadi.
Hal yang sama berlaku untuk usaha bisnis lainnya. Seseorang bisa bersemangat dengan sebuah bisnis atau karier baru. Namun kegairahan saja bisa membahayakan jika secara keuangan dan bisnis hal itu tidak menguntungkan. Namun saat gairah diproses melalui rasio, landasan untuk berhasil telah dibangun.
Intisari untuk Bisnis: Bisnis Anda harus selalu menapak di jalan tengah antara emosi dan rasio. Anda juga harus memastikan bahwa bisnis Anda dalam kondisi keseimbangan di semua bidang lainnya. Sebagai pengusaha, Anda harus memastikan bahwa waktu Anda seimbang antara melayani pelanggan lama dan mencari pelanggan baru. Konsep tentang jalan tengah dan keseimbangan bisa diterapkan dalam setiap aspek bisnis Anda.
Intisari untuk Pribadi: Kemarahan adalah salah satu perangai penting untuk membuat keseimbangan. Anda harus marah hanya saat sangat dibutuhkan untuk menekankan penting pada isu tertentu. Kemarahan akan kehilangan kekuataannya kalau terlalu banyak digunakan.
Baca: Buku Sukses Bisnis Cara Yahudi
Comments
Post a Comment