Jenis Fonem Jenis fonem yang dibicarakan di atas (vokal dan konsonan) dapat dibayangkan sebagai atau dikaitkan dengan segmen-segmen yang membentuk arus ujaran. Kata bintang , misalnya, dilihat sebagai sesuatu yang dibentuk oleh enam segmen — /b/, /i/, /n/, /t/, /a/, /Å‹/. Satuan bunyi fungsional tidak hanya berupa fonem-fonem segmental. Jika dalam fonetik telah diperkenalkan adanya unsur-unsur suprasegmental, dalam fonologi juga dikenal adanya jenis fonem suprasegmental. Dalam bahasa Batak Toba kata /itÉ™m/ berarti '(pewarna) hitam', sedangkan /itÉ”m/ (dengan tekanan pada suku kedua) berarti 'saudaramu'. Terlihat bahasa yang membedakan kedua kata itu adalah letak tekanannya, sehingga dapat dikatakan bahwa tekanan bersifat fungsional. Lain lagi yang diperlihatkan dalam contoh bahasa Inggris berikut. Di sini perubahan letak tekanan tidak mengubah makna leksikal kata, tetapi mengubah jenis katanya. Kata benda Kata kerja ‘import ‘impor’
Amerika punya Horatio Alger. Jepang punya Soichiro Honda. Dan Israel punya Lev Leviev (sebelum dia pindah ke London awal 2008), yang saat ini kekayaannya ditaksir sekitar $8 miliar. Sebagai seorang remaja, dia tiba di Israel boleh dikatakan hanya dengan tas di punggungnya. Dia dan keluarganya kabur dari wilayah Soviet, Bukhara, dan tiba di Israel tahun 1971. Dia meninggalkan SMA setelah mencoba pelajaran rabi dan kemudian mulai memasuki dunia perdagangan berlian. Israel menjadi pusat pemotongan berlian dunia, dan kota Ramat Gan adalah pusat industri ini. Levie, bersama banyak saudaranya, menjadi pedagang jalanan—memperdagangkan berlian ke berbagai rumah pemotongan berlian di kota itu.
Itu adalah pekerjaan berbahaya, tapi mendatangkan uang banyak. Leviev segera mendapatkan penghasilan bagus dari aktivitasnya memperdagangkan berlian. Tapi dia belum puas. Dari usia muda dia tahu bahwa dia akan menjadi kaya raya, dan dia tidak sabar untuk segera sampai ke sana. Menurut profil di New York Times tahun 2007, dia pernah memberitahu teman dagang jalanannya Paul Raps, "Kamu tahu yang kamu butuhkan? Kita perlu menguasai gelem".
Gelem adalah bahasa prokem Ibrani untuk berlian yang belum dipotong. Raps dan teman-temannya menertawakan hal itu. Hanya ada satu tempat untuk mendatangkan gelem, dan tempat itu adalah De Beers, kartel berlian Afrika Selatan yang sangat kuat. Mereka mengendalikan seluruh pasar dan menentukan harga semau mereka.
Tapi Leviev punya suatu rencana. Dia kembali ke Rusia dalam era Gorbachev dan meyakinkan pemerintah negara itu untuk mengambil keuntungan dari berlian mereka dan menantang De Beers. Gorbachev tidak lama kemudian jatuh dari kekuasaan, tapi Leviev tetap menjaga hubungan dengan industri berlian Rusia dan segera dia membangun konsorsium internasional untuk menyalurkan berlian Rusia ke pasar di seluruh dunia. Dengan cara ini, dia mengakhiri monopoli De Beers dari seluruh perdagangan berlian. Dia berhasil menguasai gelem.
Pertemanan Leviev di Rusia membuka peluang baginya untuk membangun perusahaan di Angola. Negara Afrika ini memiliki cadangan berlian yang sangat besar yang belum dieksploitasi karena banyaknya perang saudara. Tapi Leviev tiba tepat saat perang saudara berakhir, dan segera dia membangun kontrak distribusi bersama antara perusahaannya dan pemerintah Angola.
Selama perjalanannya, Leviev melakukan apa yang kebanyakan miliarder tidak melakukannya: membagikan kekayaannya. Tujuannya adalah untuk menyumbangkan 10 persen dari pendapatannya setiap tahun, tetapi ternyata dia memberikan lebih banyak dari itu. Di suatu tahun dia memberikan 20 persen. Di tahun lagi bahkan 30 persen. Dia mendanai sekolah harian Yahudi di bekas negara Soviet. Dia membayar gaji ratusan rabi di negara-negara bekas Uni Soviet. Tujuan akhirnya adalah memberikan pendidikan gratis pada anak Yahudi Amerika yang mau belajar. Pembangkang Soviet yang kini menjadi politisi Israel, Natan Sharansky berkata tentang Leviev "Saya mengenal banyak orang kaya yang memberikan uang. Tapi Leviev sangatlah berbeda. Dia membangun keseluruhan komunitas".
Di awal tahun 2008, Leviev menjadi berita utama di seluruh dunia karena membeli rumah di London seharga lebih dari $70 juta. Tabloid-tabloid di Inggris menulis detail tentang kondisi rumah tersebut: kolam renangnya, taman dan tangga undakan batunya. Nada dari kisahnya sepertinya mempertanyakan "Dia pikir siapa sih dia, orang besar kepala ini?" Saat Leviev ditanya tentang hal ini oleh majalah bisnis Israel, Globes, dia menjawab "Saya kurang senang membicarakan urusan pribadi saya. Kerendahan hati diukur pada perbuatan baik kita dan pada cara kita menjalankan perusahaan".
Hal ini mencerminkan cara pandang Taurat dalam hal pembelian rumah tersebut. Leviev adalah orang yang telah memberikan uang lebih banyak untuk amal, baik dalam jumlah total maupun dalam persentase, dibanding orang-orang kaya lain di dunia ini. Bisnisnya, menurut dia, adalah untuk mencari uang, tapi dia melakukan hal ini untuk dapat melayani Tuhan dengan lebih baik. Tapi Tuhan tidak meminta lebih dari 10 atau 20 persen komisi untuk dibayarkan sebagai amal. Ini dilakukan oleh Leviev untuk menjadi contoh bagi yang lain. Dia telah diberkati dengan kekayaan karena dia adalah seorang penjaga berkat yang bertanggungjawab dan dia memiliki semua hak untuk menikmati sisa dari uang yang dia miliki dalam cara yang legal dan etis yang dia maui. Alih-alih iri dengan rumah barunya, orang-orang seharusnya belajar tentang kewirausahaan spiritual dari Leviev dan mengenali manfaat dari hal tersebut.
Baca: Buku Sukses Bisnis Cara Yahudi
Comments
Post a Comment