Jenis Fonem Jenis fonem yang dibicarakan di atas (vokal dan konsonan) dapat dibayangkan sebagai atau dikaitkan dengan segmen-segmen yang membentuk arus ujaran. Kata bintang , misalnya, dilihat sebagai sesuatu yang dibentuk oleh enam segmen — /b/, /i/, /n/, /t/, /a/, /Å‹/. Satuan bunyi fungsional tidak hanya berupa fonem-fonem segmental. Jika dalam fonetik telah diperkenalkan adanya unsur-unsur suprasegmental, dalam fonologi juga dikenal adanya jenis fonem suprasegmental. Dalam bahasa Batak Toba kata /itÉ™m/ berarti '(pewarna) hitam', sedangkan /itÉ”m/ (dengan tekanan pada suku kedua) berarti 'saudaramu'. Terlihat bahasa yang membedakan kedua kata itu adalah letak tekanannya, sehingga dapat dikatakan bahwa tekanan bersifat fungsional. Lain lagi yang diperlihatkan dalam contoh bahasa Inggris berikut. Di sini perubahan letak tekanan tidak mengubah makna leksikal kata, tetapi mengubah jenis katanya. Kata benda Kata kerja ‘import ‘impor’
a. Sejarah Kabuki
Kabuki mulanya adalah pertunjukan tarian yang dilakukan oleh wanita. Wanita pertama yang memperkenalkan kabuki adalah Izumino Okuni. Dia disebut juga sebagai nenek moyang atau cikal bakal kabuki. Tarian pertama Izumino Okuni adalah Nenbutsu Odori yang kemudian dikenal dengan nama Kabuki Odori. Kabuki Odori cepat sekali populer terutama di kalangan wanita. Di berbagai daerah banyak wanita yang menjadi penari kabuki dan mereka disebut sebagai yujo kabuki atau onna kabuki (kabuki wanita). Penari-penari tersebut selain menari juga melayani tamu laki-laki. Karena hal semacam ini pada saat itu dianggap melanggar tradisi, pada tahun 1629 Bakufu Edo (Pemerintah Edo) mengeluarkan larangan, bahwa wanita tidak diperbolehkan mengadakan pertunjukan kabuki.
Sebagai ganti onna kabuki muncullah kabuki yang terdiri dari anak laki-laki remaja tampan yang disebut wakashu kabuki. Wakashu kabuki juga mengalami nasib yang sama dengan onna kabuki, pada tahun 1651 dilarang oleh Pemerintah Edo. Akan tetapi, pada tahun 1653 mereka diperbolehkan mengadakan pertunjukan kembali dengan syarat yang ketat, yaitu penari kabuki harus memotong maegami (poni) dan dialog merupakan unsur yang utama.
Dengan dipotongnya maegami, sebutan wakashu kabuki berubah menjadi yaro kabuki. Dengan adanya persyaratan yang ketat ini, di satu sisi pertunjukan tarian kabuki menjadi sebuah drama yang sesungguhnya dan di sisi lain terjadi perubahan besar dengan lahirnya onnagata, peran wanita. Yaro kabuki merupakan dasar dari kabuki yang ada sekarang ini. Kabuki tidak saja berkembang di Kyoto dan Osaka, tetapi juga berkembang sampai ke Tokyo dan menjadi pusat kabuki sampai sekarang. Dalam kabuki ada dua aliran, yaitu Kamigata Kabuki yang berpusat di Kyoto dan Osaka dan Edo Kabuki yang berpusat di Tokyo.
Baca: Buku Pengantar Kesusastraan Jepang
Comments
Post a Comment