Skip to main content

Jenis Fonem

Jenis Fonem Jenis fonem yang dibicarakan di atas (vokal dan konsonan) dapat dibayangkan sebagai atau dikaitkan dengan segmen-segmen yang membentuk arus ujaran. Kata bintang , misalnya, dilihat sebagai sesuatu yang dibentuk oleh enam segmen — /b/, /i/, /n/, /t/, /a/, /Å‹/. Satuan bunyi fungsional tidak hanya berupa fonem-fonem segmental. Jika dalam fonetik telah diperkenalkan adanya unsur-unsur suprasegmental, dalam fonologi juga dikenal adanya jenis fonem suprasegmental. Dalam bahasa Batak Toba kata /itÉ™m/ berarti '(pewarna) hitam', sedangkan /itÉ”m/ (dengan tekanan pada suku kedua) berarti 'saudaramu'. Terlihat bahasa yang membedakan kedua kata itu adalah letak tekanannya, sehingga dapat dikatakan bahwa tekanan bersifat fungsional. Lain lagi yang diperlihatkan dalam contoh bahasa Inggris berikut. Di sini perubahan letak tekanan tidak mengubah makna leksikal kata, tetapi mengubah jenis katanya. Kata benda Kata kerja ‘import ‘impor’

Biografi Singkat

Biografi Singkat


Darsimah Mandah dilahirkan di Balikpapan, 31 Mei 1947. Gelar sarjana sastra strata satu diraih di Fakultas Sastra Universitas Indonesia (1978), sedangkan strata dua (1985) dan mengikuti program strata tiga (1985-1988) di bidang kesusastraan Jepang di Universitas Tokai. Di Universitas Tokai, Jepang ini dia pernah menjadi peneliti (1980-1981). Pada tahun 1972 mengikuti Program Japanese Teacher Training atas sponsor Colombo Plan di Tokyo, Jepang.
     Di samping kegiatan sebagai dosen dan Ketua Jurusan Program Studi Jepang FSUI Program Studi Jepang, aktif pula sebagai pemakalah dan peserta dalam berbagai pertemuan ilmiah, baik tingkat nasional maupun internasional. Beberapa karyanya yang sudah dipublikasikan, antara lain, "Bunkaku (Teater Boneka)" dalam Pranata dan Kebudayaan Jepang (1978), "Lakon Sonezaki Shinju" (1977), "Boneka Iwatsuki" dalam Center News yang diselenggarakan The Japan Foundation. Menjadi anggota tim penerjemah buku Sejarah Kesusastraan Jepang (1983), serta ikut menyusun, menerjemahkan, dan mengoreksi Kamus Pemakaian Bahasa Jepang Dasar (1988).


Jonnie Rasmada Hutabarat dilahirkan 6 April 1947. Lulus Tokyo Daigaku tahun 1977, dan dua tahun kemudian (1979) lulus Program Master di Universitas Kanazawa. Pada tahun 1984-1986 mengikuti Program Doktor Bidang Filsafat dan Pemikiran Jepang di Universitas Tsukuba. Kini, menjadi dosen di FSUI.
     Karya ilmiah yang telah dihasilkannya, antara lain, Kesusastraan Modern Jepang; Arti Hidup dan Mati dalam Kesusastraan Modern Jepang (Penelitian terhadap karya-karya Mori Ogai, Kawabata Yasunari, dan lain-lain); "Tokoh Wanita dalam karya Kaizumi Yakumo"; "Pengertian Bushido dalam karya Mori Ogai"; Faktor Alam dalam Puisi Jepang"; dan sejumlah karya lainnya.


Ermah Mandah dilahirkan di Balikpapan, 22 Oktober 1948. Dia studi bahasa Jepang di Tokyo Foreign Language University (1971-1973), sebelum menyelesaikan sarjana sastranya di FSUI (1981). Pernah menjadi mahasiswa peneliti di Tohoku University, Jepang; mengikuti Program Japanese Teacher Training yang diselenggarakan oleh The Japan Foundation; dan kini mengikuti S-2 di Universitas Tokai, Jepang.
     Karya ilmiah yang pernah dihasilkannya, antara lain, karya terjemahan "Kinosaki Nite" dalam Pranata dan Kebudayaan Jepang (1979), Sejarah Kesusastraan Jepang (1983) sebagai tim penerjemah, dan beberapa makalah untuk lokakarya dan pertemuan ilmiah.


Adi Sudijono Abdurachman dilahirkan di Kuningan, Jawa Barat, 24 April 1941. Pendidikan yang ditempuh adalah lulus dari Universitas Bahasa Asing Tokyo Jurusan Bahasa Jepang (1973), Program Studi Jepang untuk Bidang Kesusastraan Jepang Modern, FSUI (1979). Kini sebagai pengajar tetap Fakultas Sastra Universitas Indonesia Program Studi Jepang, di samping sebagai pengajar tidak tetap di Fakultas Sastra Universitas Darma Persada dan Fakultas Sastra Universitas Nasional.
     Karya ilmiah yang dihasilkannya, antara lain, Kesusastraan Jepang Modern (1985), Toson Shimazaki Pujangga Tiga Zaman (1976), Sejarah Kesusastraan Jepang — anggota tim penerjemah (1972), serta beberapa makalah yang dibawakan dalam berbagai seminar dan pertemuan ilmiah.


Sri Ratnaningsih dilahirkan di Zushi, Tokyo, 22 Maret 1955. Lulus dari Jurusan Asia Timur, Program Studi Jepang Fakultas Sastra Universitas Indonesia (1982). Sejak 1982 sampai sekarang menjadi dosen tetap di almamaternya. Pada tahun 1990 tercatat sebagai mahasiswa S-2 Kajian Jepang, Pascasarjana Universitas Indonesia.
     Beberapa karya ilmiah yang dihasilkannya, antara lain, "Penyair Yamano Ueno Okura dalam karyanya Manyoshu" (Skripsi Sarjana Sastra, 1982), "Pengaruh Aliran Romantik pada Penyair Akiko Yosano dalam karyanya Midaregami" (Makalah Seminar Sastra Romantik, FSUI, 6 Februari 1990), dan "Masalah Kemiskinan dalam Puisi-Puisi Okura" (makalah Seminar Nasional V Studi Jepang dan Kongres I Asosiasi Studi Jepang di Indonesia, 29 November - 1 Desember 1990 di Universitas Darma Persada).
     Di samping sebagai anggota HISKI dan Asosiasi Studi Jepang, dia juga aktif dalam berbagai pertemuan ilmiah.


Baca: Buku Pengantar Kesusastraan Jepang

Comments

Popular posts from this blog

Tanda-tanda Koreksi

6. Tanda-tanda Koreksi Sebelum menyerahkan naskah kepada dosen atau penerbit, setiap naskah harus dibaca kembali untuk mengetahui apakah tidak terdapat kesalahan dalam soal ejaan , tatabahasa atau pengetikan. Untuk tidak membuang waktu, maka cukuplah kalau diadakan koreksi langsung pada bagian-bagian yang salah tersebut. Bila terdapat terlalu banyak salah pengetikan dan sebagainya, maka lebih baik halaman tersebut diketik kembali. Untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan itu, lazim dipergunakan tanda-tanda koreksi tertentu, sehingga antara penulis dan dosen, atau antara penulis dan penerbit, terjalin pengertian yang baik tentang apa yang dimaksud dengan tanda koreksi itu. Tanda-tanda koreksi itu dapat ditempatkan langsung dalam teks atau pada pinggir naskah sejajar dengan baris yang bersangkutan. Tiap tanda perbaikan dalam baris tersebut (kalau ada lebih dari satu perbaikan pada satu baris) harus ditempatkan berturut-turut pada bagian pinggir kertas; bila perlu tiap-tiapnya dipis

Buku Komposisi Gorys Keraf

Daftar Isi Buku Komposisi Gorys Keraf Kata Pengantar Daftar Isi PENDAHULUAN Bahasa Aspek Bahasa Fungsi Bahasa Tujuan Kemahiran Berbahasa Manfaat Tambahan Kesimpulan BAB I PUNGTUASI Pentingnya Pungtuasi Dasar Pungtuasi Macam-macam Pungtuasi BAB II KALIMAT YANG EFEKTIF Pendahuluan Kesatuan Gagasan Koherensi yang baik dan kompak Penekanan Variasi Paralelisme Penalaran atau Logika BAB III ALINEA : KESATUAN DAN KEPADUAN Pengertian Alinea Macam-macam Alinea Syarat-syarat Pembentukan Alinea Kesatuan Alinea Kepaduan Alinea 5.1 Masalah Kebahasaan 5.2 Perincian dan Urutan Pikiran BAB IV ALINEA : PERKEMBANGAN ALINEA Klimaks dan Anti-Klimaks Sudut Pandangan Perbandingan dan Pertentangan Analogi Contoh Proses Sebab - Akibat Umum - Khusus Klasifikasi Definisi Luar Perkembangan dan Kepaduan antar alinea BAB V TEMA KARANGAN Pengertian Tema Pemilihan Topik Pembatasan Topik Menentukan Maksud Tesis dan Pengungkapan Maksud

Bagian Pelengkap Pendahuluan

2. Bagian Pelengkap Pendahuluan Bagian pelengkap pendahuluan atau disebut juga halaman-halaman pendahuluan sama sekali tidak menyangkut isi karangan. Tetapi bagian ini harus disiapkan sebagai bahan informasi bagi para pembaca dan sekaligus berfungsi menampilkan karangan itu dalam bentuk yang kelihatan lebih menarik. Biasanya bagian pelengkap pendahuluan dinomori dengan mempergunakan angka Romawi. Bagian pelengkap pendahuluan biasanya terdiri dari judul pendahuluan, halaman pengesahan, halaman judul, halaman persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar dan tabel, dan halaman penjelasan kalau ada. Bila karangan itu akan diterbitkan sebagai buku, maka bagian-bagian yang diperlukan sebagai persyaratan formal adalah: judul pendahuluan, halaman belakang judul pendahuluan, halaman judul, halaman belakang judul, halaman persembahan dan halaman belakang persembahan kalau ada, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar atau tabel serta halaman penjelasan atau keterangan kalau