Skip to main content

Jenis Fonem

Jenis Fonem Jenis fonem yang dibicarakan di atas (vokal dan konsonan) dapat dibayangkan sebagai atau dikaitkan dengan segmen-segmen yang membentuk arus ujaran. Kata bintang , misalnya, dilihat sebagai sesuatu yang dibentuk oleh enam segmen — /b/, /i/, /n/, /t/, /a/, /Å‹/. Satuan bunyi fungsional tidak hanya berupa fonem-fonem segmental. Jika dalam fonetik telah diperkenalkan adanya unsur-unsur suprasegmental, dalam fonologi juga dikenal adanya jenis fonem suprasegmental. Dalam bahasa Batak Toba kata /itÉ™m/ berarti '(pewarna) hitam', sedangkan /itÉ”m/ (dengan tekanan pada suku kedua) berarti 'saudaramu'. Terlihat bahasa yang membedakan kedua kata itu adalah letak tekanannya, sehingga dapat dikatakan bahwa tekanan bersifat fungsional. Lain lagi yang diperlihatkan dalam contoh bahasa Inggris berikut. Di sini perubahan letak tekanan tidak mengubah makna leksikal kata, tetapi mengubah jenis katanya. Kata benda Kata kerja ‘import ‘impor’

Pelopor Mode yang Bangkrut dalam Transaksi Bisnis Gadungan

Pelopor Mode yang Bangkrut dalam Transaksi Bisnis Gadungan


John (bukan nama sebenarnya) dikenal sebagai pebisnis yang sangat cerdik dan hampir tidak mungkin terkena penipuan. Selama lima tahun dia telah membangun perusahaan mode besar yang dimulai dari nol, dan setelah membuat beberapa penanaman investasi besar dan tajam lainnya, dia bisa menjual perusahaan dan investasinya tersebut dengan untung besar. Di usinya yang empat puluh lima tahun, John telah pensiun dan hidup senang di suatu tempat termewah di dunia. Beberapa waktu setelah dia pensiun, John berteman dengan Robert yang kelihatan sangat jujur dan alim yang ditemuinya di sebuah sinagog (rumah sembahyang Yahudi) sekitar rumahnya. Saat pertemanan mereka semakin dekat, Robert mengenalkan John pada beberapa usaha yang dia jalankan. Tak berapa lama Robert meminta John menanamkan uangnya ke usahanya tersebut. Karena pertemanan mereka yang saling percaya dan hal baru yang ditemuinya pada usaha bisnis yang dikelola Robert, John serta merta menanamkan modal tanpa menyelidiki lebih lanjut. Awalnya keuntungan yang didapat John sangat besar dan Robert menerangkan masih perlu uang lagi untuk memastikan pertumbuhan usahanya. John menanamkan lebih lagi.

Ternyata usaha Robert adalah tipuan belaka. Dia hanya memutar uang untuk memberi kesan bisnis yang sangat menguntungkan. Dalam setahun, keuntungan yang didapat berhenti. Robert tidak lagi terlihat di sinagog dan John tidak pernah mendengar kabarnya lagi. Tidak berapa lama setelah itu John menerima telepon dari akuntannya memberitahu bahwa Robert bangkrut. Berita yang mengejutkan itu ternyata belum seheboh berita selanjutnya. "Robert membawa serta kamu John", kata akuntannya. "Kamu juga bangkrut".

John mengakui bahwa setelah pensiun dia tidak lagi waspada. "Saya sedang menikmati pensiun", kata John kemudian. "Dia adalah teman saya, dia punya gagasan hebat dan saya mempercayainya—saya tidak memeriksa dengan baik... memang ini salah saya sendiri".

Memang itu suatu kesalahan—dan itu telah menguras seluruh kekayaannya. Kalau saja John menggunakan rasio untuk menyaring emosinya, dia tidak akan menanamkan semua kekayaannya kepada satu orang. Jika dia memikirkannya lebih hati-hati, dia akan bisa melihat kebohongan Robert—setidaknya bisa mengurangi kerugiannya. Namun John hanya mengikuti emosinya. Dia terpana dengan kharisma, antusiasme dan kealiman dari Robert. Dia dibodohi oleh kerakusannya sendiri saat melihat keuntungan besar yang mengalir di awal saat dia menanamkan uangnya yang pertama kali. Keserakahan dan gairah yang berlebihan membuatnya menanamkan lebih banyak lagi dan lagi sampai semua uangnya masuk ke dalam permainan Robert. Inilah saat yang tepat bagi Robert angkat kaki, dan John pun jatuh miskin. John tidak memberi kesempatan pada pikirannya sendiri untuk bekerja dan akhirnya dia harus menanggung derita sebagai akibatnya.

Sangat jelas bahwa keseimbangan yang tepat antara emosi dan rasio merupakan salah satu kunci terpenting untuk bisa berhasil dalam bisnis dan dalam aspek lain di kehidupan kita.


Intisari untuk Bisnis: Bisnis Anda bisa dan harus luar biasa. Dengan memastikan setiap bagian dari bisnis Anda disaring dengan rasio, Anda akan memiliki keunggulan dibandingkan pesaing Anda. Banyak orang yang dikendalikan oleh emosi—hakikat manusia memang begitu. Dengan bisa meraih di atas itu, bisnis Anda akan lebih efektif dan sukses dibandingkan apa yang dialami oleh pesaing.

Intisari untuk Pribadi: Dengan tidak membiarkan emosi mengendalikan pilihan Anda sepenuhnya tentang pertemanan, atau pun pasangan hidup, hubungan Anda akan jauh lebih sukses dan memuaskan dibandingkan mereka yang menggunakan perasaan sebagai barometer kesuksesan suatu hubungan. Menggunakan logika dan rasio untuk mengelola hubungan Anda akan menciptakan lompatan kuantum dalam kualitas dan kelanggengannya.


Baca: Buku Sukses Bisnis Cara Yahudi   

Comments

Popular posts from this blog

Tanda-tanda Koreksi

6. Tanda-tanda Koreksi Sebelum menyerahkan naskah kepada dosen atau penerbit, setiap naskah harus dibaca kembali untuk mengetahui apakah tidak terdapat kesalahan dalam soal ejaan , tatabahasa atau pengetikan. Untuk tidak membuang waktu, maka cukuplah kalau diadakan koreksi langsung pada bagian-bagian yang salah tersebut. Bila terdapat terlalu banyak salah pengetikan dan sebagainya, maka lebih baik halaman tersebut diketik kembali. Untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan itu, lazim dipergunakan tanda-tanda koreksi tertentu, sehingga antara penulis dan dosen, atau antara penulis dan penerbit, terjalin pengertian yang baik tentang apa yang dimaksud dengan tanda koreksi itu. Tanda-tanda koreksi itu dapat ditempatkan langsung dalam teks atau pada pinggir naskah sejajar dengan baris yang bersangkutan. Tiap tanda perbaikan dalam baris tersebut (kalau ada lebih dari satu perbaikan pada satu baris) harus ditempatkan berturut-turut pada bagian pinggir kertas; bila perlu tiap-tiapnya dipis

Buku Komposisi Gorys Keraf

Daftar Isi Buku Komposisi Gorys Keraf Kata Pengantar Daftar Isi PENDAHULUAN Bahasa Aspek Bahasa Fungsi Bahasa Tujuan Kemahiran Berbahasa Manfaat Tambahan Kesimpulan BAB I PUNGTUASI Pentingnya Pungtuasi Dasar Pungtuasi Macam-macam Pungtuasi BAB II KALIMAT YANG EFEKTIF Pendahuluan Kesatuan Gagasan Koherensi yang baik dan kompak Penekanan Variasi Paralelisme Penalaran atau Logika BAB III ALINEA : KESATUAN DAN KEPADUAN Pengertian Alinea Macam-macam Alinea Syarat-syarat Pembentukan Alinea Kesatuan Alinea Kepaduan Alinea 5.1 Masalah Kebahasaan 5.2 Perincian dan Urutan Pikiran BAB IV ALINEA : PERKEMBANGAN ALINEA Klimaks dan Anti-Klimaks Sudut Pandangan Perbandingan dan Pertentangan Analogi Contoh Proses Sebab - Akibat Umum - Khusus Klasifikasi Definisi Luar Perkembangan dan Kepaduan antar alinea BAB V TEMA KARANGAN Pengertian Tema Pemilihan Topik Pembatasan Topik Menentukan Maksud Tesis dan Pengungkapan Maksud

Bagian Pelengkap Pendahuluan

2. Bagian Pelengkap Pendahuluan Bagian pelengkap pendahuluan atau disebut juga halaman-halaman pendahuluan sama sekali tidak menyangkut isi karangan. Tetapi bagian ini harus disiapkan sebagai bahan informasi bagi para pembaca dan sekaligus berfungsi menampilkan karangan itu dalam bentuk yang kelihatan lebih menarik. Biasanya bagian pelengkap pendahuluan dinomori dengan mempergunakan angka Romawi. Bagian pelengkap pendahuluan biasanya terdiri dari judul pendahuluan, halaman pengesahan, halaman judul, halaman persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar dan tabel, dan halaman penjelasan kalau ada. Bila karangan itu akan diterbitkan sebagai buku, maka bagian-bagian yang diperlukan sebagai persyaratan formal adalah: judul pendahuluan, halaman belakang judul pendahuluan, halaman judul, halaman belakang judul, halaman persembahan dan halaman belakang persembahan kalau ada, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar atau tabel serta halaman penjelasan atau keterangan kalau