Skip to main content

Jenis Fonem

Jenis Fonem Jenis fonem yang dibicarakan di atas (vokal dan konsonan) dapat dibayangkan sebagai atau dikaitkan dengan segmen-segmen yang membentuk arus ujaran. Kata bintang , misalnya, dilihat sebagai sesuatu yang dibentuk oleh enam segmen — /b/, /i/, /n/, /t/, /a/, /Å‹/. Satuan bunyi fungsional tidak hanya berupa fonem-fonem segmental. Jika dalam fonetik telah diperkenalkan adanya unsur-unsur suprasegmental, dalam fonologi juga dikenal adanya jenis fonem suprasegmental. Dalam bahasa Batak Toba kata /itÉ™m/ berarti '(pewarna) hitam', sedangkan /itÉ”m/ (dengan tekanan pada suku kedua) berarti 'saudaramu'. Terlihat bahasa yang membedakan kedua kata itu adalah letak tekanannya, sehingga dapat dikatakan bahwa tekanan bersifat fungsional. Lain lagi yang diperlihatkan dalam contoh bahasa Inggris berikut. Di sini perubahan letak tekanan tidak mengubah makna leksikal kata, tetapi mengubah jenis katanya. Kata benda Kata kerja ‘import ‘impor’

Menghindari Jalur Menuju Kegagalan Besar

Menghindari Jalur Menuju Kegagalan Besar


Sebelum kita mulai membicarakan beberapa jalan untuk membatasi dan mengatasi kegagalan, sangatlah penting untuk memahami bagaimana kegagalan bisa datang. Kegagalan-kegagalan besar tidak datang begitu saja, tapi dari bertumpuknya kesalahan-kesalahan kecil. Rabi Menachem M. Schneerson (1902-1994), suatu saat bertanya pada Jonathans Sacks (yang kemudian menjadi Kepala Rabi Inggris) tentang apa yang sedang dilakukannya untuk membantu pelajar-pelajar Yahudi di Universitas Cambridge. Rabi itu menjawab dengan awalan "Dalam keadaan di mana saya menemukan diri saya...." Rabi Menachem M. Schneerson tiba-tiba memotongnya dan berkata, "Tidak ada yang menemukan diri sendiri dalam suatu keadaan. Kita sendirilah yang menciptakan keadaan itu." Dengan menyadari konsep mendasar ini kita bisa mengendalikan kesalahan yang kita buat dalam bisnis dan kehidupan. Kita bisa menghindari kegagalan berskala besar dengan bertanggungjawab terhadap kesalahan-kesalahan kecil dan memastikan untuk tidak terulangnya lagi kesalahan-kesalahan tersebut.

Sayangnya, banyak dari kita yang mengabaikan introspeksi sehingga terus saja mengulang kesalahan yang sama. Karena merasa malu, kita menjadi penyangkal dan mengalami kesulitan untuk mengakui, bahkan pada diri sendiri, bahwa kita membuat kesalahan. Dan saat kegagalan besar datang, kita mencari orang lain untuk dipersalahkan dan kembali membuat kesalahan yang sama lagi. Ini sering terjadi saat bisnis baru mengalami kegagalan. Banyak perusahaan mengalami berbagai kegagalan bisnis sampai mereka mulai belajar dari kesalahan-kesalahan mereka dan mengetahui cara memperbaikinya.

Kesalahan bisa dan seharusnya diluruskan saat itu juga. Benyamin Franklin terkenal dengan ungkapannya, "Definisi dari kebodohan adalah melakukan hal yang sama berulang-ulang, dan berharap mendapatkan hasil yang berbeda." Kita semua tahu bahwa kesalahan tidak seharusnya diulangi, tetapi sangat sedikit dari kita yang benar-benar menjalankannya. Alasannya sangatlah jelas: banyak orang yang tidak menyadari atau takut mengakui bahwa mereka melakukan kesalahan. Hal ini berakibat kegagalan di setiap aspek dalam kehidupan, karier, bisnis dan hubungan pribadi kita. Untungnya, Taurat memberikan jalan cerdas untuk mengatasi dan menggunakan keunggulan—pelajaran yang bisa diterapkan pula dalam bisnis.


Intisari untuk Bisnis: Rasa malu akan kegagalan dan kesalahan tidak punya tempat dalam bisnis, di mana hasil akhirlah yang bicara tentang benar atau salah. Jika Anda tidak mengaku kekeliruan Anda dan tidak menerimanya, perusahaan Anda yang akan terkena dampaknya. Ingatlah pula bahwa perusahaan yang tidak memprioritaskan tindakan perbaikan atas kesalahan-kesalahan yang dibuat, akan segera berhadapan dengan kegagalan berskala besar.

Intisari untuk Pribadi: Jangan persalahkan apa pun atau siapa pun kecuali Anda sendiri dalam kegagalan. Dengan menyalahkan orang lain, Anda akan terus membuat kesalahan yang sama dan terheran-heran mengapa hubungan Anda dengan orang lain tak pernah berhasil. Sangat penting untuk menerawang ke dalam diri Anda sendiri saat terjadi hal yang tidak benar. Dalam kebanyakan hal, masalahnya ada dalam diri Anda sendiri.


Baca: Buku Sukses Bisnis Cara Yahudi

Comments

Popular posts from this blog

Tanda-tanda Koreksi

6. Tanda-tanda Koreksi Sebelum menyerahkan naskah kepada dosen atau penerbit, setiap naskah harus dibaca kembali untuk mengetahui apakah tidak terdapat kesalahan dalam soal ejaan , tatabahasa atau pengetikan. Untuk tidak membuang waktu, maka cukuplah kalau diadakan koreksi langsung pada bagian-bagian yang salah tersebut. Bila terdapat terlalu banyak salah pengetikan dan sebagainya, maka lebih baik halaman tersebut diketik kembali. Untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan itu, lazim dipergunakan tanda-tanda koreksi tertentu, sehingga antara penulis dan dosen, atau antara penulis dan penerbit, terjalin pengertian yang baik tentang apa yang dimaksud dengan tanda koreksi itu. Tanda-tanda koreksi itu dapat ditempatkan langsung dalam teks atau pada pinggir naskah sejajar dengan baris yang bersangkutan. Tiap tanda perbaikan dalam baris tersebut (kalau ada lebih dari satu perbaikan pada satu baris) harus ditempatkan berturut-turut pada bagian pinggir kertas; bila perlu tiap-tiapnya dipis

Buku Komposisi Gorys Keraf

Daftar Isi Buku Komposisi Gorys Keraf Kata Pengantar Daftar Isi PENDAHULUAN Bahasa Aspek Bahasa Fungsi Bahasa Tujuan Kemahiran Berbahasa Manfaat Tambahan Kesimpulan BAB I PUNGTUASI Pentingnya Pungtuasi Dasar Pungtuasi Macam-macam Pungtuasi BAB II KALIMAT YANG EFEKTIF Pendahuluan Kesatuan Gagasan Koherensi yang baik dan kompak Penekanan Variasi Paralelisme Penalaran atau Logika BAB III ALINEA : KESATUAN DAN KEPADUAN Pengertian Alinea Macam-macam Alinea Syarat-syarat Pembentukan Alinea Kesatuan Alinea Kepaduan Alinea 5.1 Masalah Kebahasaan 5.2 Perincian dan Urutan Pikiran BAB IV ALINEA : PERKEMBANGAN ALINEA Klimaks dan Anti-Klimaks Sudut Pandangan Perbandingan dan Pertentangan Analogi Contoh Proses Sebab - Akibat Umum - Khusus Klasifikasi Definisi Luar Perkembangan dan Kepaduan antar alinea BAB V TEMA KARANGAN Pengertian Tema Pemilihan Topik Pembatasan Topik Menentukan Maksud Tesis dan Pengungkapan Maksud

Bagian Pelengkap Pendahuluan

2. Bagian Pelengkap Pendahuluan Bagian pelengkap pendahuluan atau disebut juga halaman-halaman pendahuluan sama sekali tidak menyangkut isi karangan. Tetapi bagian ini harus disiapkan sebagai bahan informasi bagi para pembaca dan sekaligus berfungsi menampilkan karangan itu dalam bentuk yang kelihatan lebih menarik. Biasanya bagian pelengkap pendahuluan dinomori dengan mempergunakan angka Romawi. Bagian pelengkap pendahuluan biasanya terdiri dari judul pendahuluan, halaman pengesahan, halaman judul, halaman persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar dan tabel, dan halaman penjelasan kalau ada. Bila karangan itu akan diterbitkan sebagai buku, maka bagian-bagian yang diperlukan sebagai persyaratan formal adalah: judul pendahuluan, halaman belakang judul pendahuluan, halaman judul, halaman belakang judul, halaman persembahan dan halaman belakang persembahan kalau ada, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar atau tabel serta halaman penjelasan atau keterangan kalau