Skip to main content

Jenis Fonem

Jenis Fonem Jenis fonem yang dibicarakan di atas (vokal dan konsonan) dapat dibayangkan sebagai atau dikaitkan dengan segmen-segmen yang membentuk arus ujaran. Kata bintang , misalnya, dilihat sebagai sesuatu yang dibentuk oleh enam segmen — /b/, /i/, /n/, /t/, /a/, /Å‹/. Satuan bunyi fungsional tidak hanya berupa fonem-fonem segmental. Jika dalam fonetik telah diperkenalkan adanya unsur-unsur suprasegmental, dalam fonologi juga dikenal adanya jenis fonem suprasegmental. Dalam bahasa Batak Toba kata /itÉ™m/ berarti '(pewarna) hitam', sedangkan /itÉ”m/ (dengan tekanan pada suku kedua) berarti 'saudaramu'. Terlihat bahasa yang membedakan kedua kata itu adalah letak tekanannya, sehingga dapat dikatakan bahwa tekanan bersifat fungsional. Lain lagi yang diperlihatkan dalam contoh bahasa Inggris berikut. Di sini perubahan letak tekanan tidak mengubah makna leksikal kata, tetapi mengubah jenis katanya. Kata benda Kata kerja ‘import ‘impor’

Citigroup: Ada yang Mau Beberapa Ton Batu?

Citigroup: Ada yang Mau Beberapa Ton Batu?


Scot Patten memegang barang mati di tangannya, berton-ton banyaknya. Sebagai bankir investasi di Citigroup, dia bertanggungjawab dalam menjual suatu perusahaan berdomisili di California yang sukses dalam memasarkan batu granit dan marmer.

Masalah timbul saat perusahaan ini membuka cabang yang gagal di Colorado. Kendati usaha di Colorado yang gagal bukanlah bagian dari skema yang dijual, perusahaan tersebut masih harus menjual baru granit senilai lebih dari $1.5 juta yang mengonggok dalam gudang di kota Denver. Biasanya saat suatu bisnis gagal, barang di gudang dijual dalam lelang dan diberikan pada penawar tertinggi. Kalau cara tersebut dilakukan pada kasus ini, perusahaan di California akan mengalami kerugian yang besar. Karena beratnya dan juga mahalnya ongkos transportasi, pengiriman batu tersebut kembali ke California tidaklah menjadi pilihan yang menguntungkan juga. Oleh karena itu mereka tetap harus mengeluarkan uang untuk menyimpannya di Colorado hingga bisa menjualnya. Makin lama batu-batuan tersebut disimpan dalam gudang, nilainya menjadi maki kecil karena termakan oleh biaya sewa gudang.

Patten menyelesaikan masalah dari kliennya dengan menggunakan strategi win-win klasik. Dia menemukan distributor batu-batuan nasional yang beroperasi di Denver yang ingin membeli operasi di California. Dia lalu membuat penawaran, sebagai tambahan dalam membeli bagian yang bagus dari perusahaan tersebut, yaitu meminta pihak pembeli membayar sebesar $1.5 juta untuk batu granit yang disimpan di Denver dan membayar separuh harga sewa gudang dalam setahun, dan pihak penjual akan membayar separuh lagi sewanya. Kedua pihak juga sepakat jika pembeli tidak bisa menghabiskan semua granitnya dalam setahun sejak kesepakatan tersebut, mereka akan mengurangkan sisanya dari harga jual yang dibayarkan.

Dalam hal ini, distributor nasional di Denver tersebut seperti Yakub dan perusahaan granit di California seperti Esau. Sebagaimana Esau senang kehilangan bebas atas hak kesulungannya ditukar dengan semangkuk sup, demikian pula dengan distributor Denver yang membutuhkan granit di Denver dan mau membayar dengan harga pasar. Dengan kata lain, masing-masing pihak memiliki sesuatu yang dibutuhkan oleh pihak lain tetapi tidak begitu bernilai baginya dan karenanya senang menukarnya dengan sesuatu yang lebih bernilai baginya. Pihak-pihak tersebut bertemu dan bernegosiasi, dan karena situasi yang cocok menjadikannya hasil yang win-win.


Intisari untuk Bisnis: Kenalilah tujuan sejati yang ingin Anda raih dalam negosiasi lalu jadilah fleksibel dalam mencari jalan untuk mencapainya. Usahakan diri Anda kreatif dalam menyusun kesepakatan Anda—satu-satunya hal yang penting adalah mencapai tujuan Anda.

Intisari untuk Pribadi: Dalam segala hubungan, Anda memiliki sesuatu untuk berbagi dengan sesama yang mungkin sangat berarti bagi mereka, tetapi sangat mudah bagi Anda untuk melakukannya. Waktu adalah salah satunya. Mungkin akan berarti banyak bagi orang yang menyayangi Anda jika Anda menghabiskan waktu lebih banyak bersama mereka, dan bagi Anda jika diprioritaskan, akan mudah diberikan tanpa perlu banyak kompromi.


Baca: Buku Sukses Bisnis Cara Yahudi

Comments

Popular posts from this blog

Tanda-tanda Koreksi

6. Tanda-tanda Koreksi Sebelum menyerahkan naskah kepada dosen atau penerbit, setiap naskah harus dibaca kembali untuk mengetahui apakah tidak terdapat kesalahan dalam soal ejaan , tatabahasa atau pengetikan. Untuk tidak membuang waktu, maka cukuplah kalau diadakan koreksi langsung pada bagian-bagian yang salah tersebut. Bila terdapat terlalu banyak salah pengetikan dan sebagainya, maka lebih baik halaman tersebut diketik kembali. Untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan itu, lazim dipergunakan tanda-tanda koreksi tertentu, sehingga antara penulis dan dosen, atau antara penulis dan penerbit, terjalin pengertian yang baik tentang apa yang dimaksud dengan tanda koreksi itu. Tanda-tanda koreksi itu dapat ditempatkan langsung dalam teks atau pada pinggir naskah sejajar dengan baris yang bersangkutan. Tiap tanda perbaikan dalam baris tersebut (kalau ada lebih dari satu perbaikan pada satu baris) harus ditempatkan berturut-turut pada bagian pinggir kertas; bila perlu tiap-tiapnya dipis

Buku Komposisi Gorys Keraf

Daftar Isi Buku Komposisi Gorys Keraf Kata Pengantar Daftar Isi PENDAHULUAN Bahasa Aspek Bahasa Fungsi Bahasa Tujuan Kemahiran Berbahasa Manfaat Tambahan Kesimpulan BAB I PUNGTUASI Pentingnya Pungtuasi Dasar Pungtuasi Macam-macam Pungtuasi BAB II KALIMAT YANG EFEKTIF Pendahuluan Kesatuan Gagasan Koherensi yang baik dan kompak Penekanan Variasi Paralelisme Penalaran atau Logika BAB III ALINEA : KESATUAN DAN KEPADUAN Pengertian Alinea Macam-macam Alinea Syarat-syarat Pembentukan Alinea Kesatuan Alinea Kepaduan Alinea 5.1 Masalah Kebahasaan 5.2 Perincian dan Urutan Pikiran BAB IV ALINEA : PERKEMBANGAN ALINEA Klimaks dan Anti-Klimaks Sudut Pandangan Perbandingan dan Pertentangan Analogi Contoh Proses Sebab - Akibat Umum - Khusus Klasifikasi Definisi Luar Perkembangan dan Kepaduan antar alinea BAB V TEMA KARANGAN Pengertian Tema Pemilihan Topik Pembatasan Topik Menentukan Maksud Tesis dan Pengungkapan Maksud

Bagian Pelengkap Pendahuluan

2. Bagian Pelengkap Pendahuluan Bagian pelengkap pendahuluan atau disebut juga halaman-halaman pendahuluan sama sekali tidak menyangkut isi karangan. Tetapi bagian ini harus disiapkan sebagai bahan informasi bagi para pembaca dan sekaligus berfungsi menampilkan karangan itu dalam bentuk yang kelihatan lebih menarik. Biasanya bagian pelengkap pendahuluan dinomori dengan mempergunakan angka Romawi. Bagian pelengkap pendahuluan biasanya terdiri dari judul pendahuluan, halaman pengesahan, halaman judul, halaman persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar dan tabel, dan halaman penjelasan kalau ada. Bila karangan itu akan diterbitkan sebagai buku, maka bagian-bagian yang diperlukan sebagai persyaratan formal adalah: judul pendahuluan, halaman belakang judul pendahuluan, halaman judul, halaman belakang judul, halaman persembahan dan halaman belakang persembahan kalau ada, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar atau tabel serta halaman penjelasan atau keterangan kalau