Skip to main content

Jenis Fonem

Jenis Fonem Jenis fonem yang dibicarakan di atas (vokal dan konsonan) dapat dibayangkan sebagai atau dikaitkan dengan segmen-segmen yang membentuk arus ujaran. Kata bintang , misalnya, dilihat sebagai sesuatu yang dibentuk oleh enam segmen — /b/, /i/, /n/, /t/, /a/, /Å‹/. Satuan bunyi fungsional tidak hanya berupa fonem-fonem segmental. Jika dalam fonetik telah diperkenalkan adanya unsur-unsur suprasegmental, dalam fonologi juga dikenal adanya jenis fonem suprasegmental. Dalam bahasa Batak Toba kata /itÉ™m/ berarti '(pewarna) hitam', sedangkan /itÉ”m/ (dengan tekanan pada suku kedua) berarti 'saudaramu'. Terlihat bahasa yang membedakan kedua kata itu adalah letak tekanannya, sehingga dapat dikatakan bahwa tekanan bersifat fungsional. Lain lagi yang diperlihatkan dalam contoh bahasa Inggris berikut. Di sini perubahan letak tekanan tidak mengubah makna leksikal kata, tetapi mengubah jenis katanya. Kata benda Kata kerja ‘import ‘impor’

Shemes-Makovsky Realty Corporation: Akhir dari Sesuatu Adalah Awal Dari Perjalanan

Shemes-Makovsky Realty Corporation: Akhir dari Sesuatu Adalah Awal Dari Perjalanan


Setelah lima belas tahun di bisnis properti di Denver, Evan Makovsky berpikir bahwa dia telah mengalami semua hal. Tetapi krisis ekonomi di pertengahan 1980-an adalah sesuatu yang belum pernah dia alami. Dia membangun perusahaan broker, yang kemudian bernama Shames & Makovsky Realty, dan membawanya menuju sukses melalui sebuah metode yang teruji. Sebagai pengusaha muda, dia melayani pelanggan pengusaha kecil yang senang dengan dedikasi dan keterampilannya, dan juga saat broker properti besar lainnya di Denver tidak begitu memperhatikan mereka.

Dengan berjalannya waktu, perusahaannya tumbuh menjadi bisnis sejuta dolar dengan enam belas pegawai dan sebuah reputasi yang melebihi harapan dari klien. Namun di tahun 1980-an, pasar properti di Denver terpuruk. Setelah krisis energi mereda dan harga minyak turun, uang mengalir keluar negara bagian Colorado, perkantoran kosong dan perumahan diobral. Di saat yang sama, krisis kredit membuat perbankan enggan memberikan pinjaman. Di setiap bulan antara tahun 1986 hingga 1987, Makovsky melihat pendapatannya menurun. Dia meminjam uang secara pribadi untuk dapat terus membayar pegawainya, hingga akhirnya menyentuh pagu kreditnya. Di pertengahan 1987, dia sampai pada jalan buntu. Jurang kebangkrutan telah di depan mata. Pasar properti sepertinya telah menghancurkannya. Tetapi bagi Evan Makovsky, di balik kemerosotan, meskipun sangat besar dan menakutkan, selalu ada optimisme.

Rasa frustasinya makin menjadi karena banyak kliennya ingin membeli atau menyewa properti dan hampir memiliki uang untuk itu, tetapi mereka tidak bisa mendapatkan kredit dari bank; pada saat itu bank hanya mau meminjamkan sebesar 50% dari nilai bangunannya. Di sinilah Makovsky mendapatkan suatu pencerahan. Dia akan menambah elemen baru dalam perusahaannya. Sebagai nilai tambah dari perusahaan broker properti, dia juga menjadi perantara pinjaman. Jika klien hanya mendapat 50 persen dari bank untuk dana yang dibutuhkan, dia akan meminjamkan 25 persen, dan sisa 25 persen lagi diminta dari klien.

Yang dibutuhkannya hanyalah dana. Dan dia mendapatkannya dari klien lamanya, pemilik toko kelontong dan para pengusaha kecil yang telah dikenalnya selama lebih dari lima belas tahun sebelumnya. Sejalan dengan berkembangnya Shames-Makovksy, begitu pula dengan bisnisnya. Mereka menginginkan tempat yang aman untuk menanamkan investasi. Makovsky mengumpulkan dana dari para klien lama terpercayanya dan menggunakan dana tersebut untuk membuka pinjaman berisiko rendah bagi kliennya yang lain.

Dan suatu hari di musim panans 1987, dia memanggil para pegawainya ke ruang rapat. Saat Makovksy memasuki ruangan, semua pegawai dan para broker telah hadir di situ. Beberapa dari mereka menangis, mengira bahwa dia akan mengumumkan penutupan perusahaan tersebut. "Mereka semua tahu seberapa buruk situasinya, jadi mereka mengira kita akan begitu saja pergi dari perusahaan ini dan meninggalkan kuncinya di pintu", ingatnya.

Sebaliknya, Makovsky memberikan pidato bersemangat tentang rencananya untuk melakukan transformasi pada Shames-Makovsky Realty dari sebuah perusahaan broker menjadi perusahaan broker sekaligus pemberi pinjaman. Para pegawainya menerima gagasan tersebut dan segera mengerjakan tugasnya. Dalam beberapa bulan, perusahaan ini membalik situasi dan kemudian membesarkan lagi bisnisnya. Saat dia memutuskan untuk menambah pegawai baru untuk mengikuti laju bisnisnya, Evan Makovsky menyadari bahwa masa krisis telah usai.

Kenyataannya, dia dan perusahaannya akan segera meneruskan kesuksesannya ini. Mereka dalam waktu singkat memiliki portofolio properti yang besar di seluruh Denver dan dia memutuskan untuk mengubah perusahaannya, dari sekadar usaha broker properti menjadi broker sekaligus pemberi kredit mortgage (kurang lebih sama dengan KPR).

Saat para pemodal Evan Makovsky mulai menerima kembali uang yang mereka investasikan padanya, mereka mengatakan "Kita bukan semata menginginkan hasil dari investasi kita—kita ingin hasil pada investasi kita". Hal ini membawa arah baru pada Shames-Makovksy. Bukannya melakukan lagi bisnis perantara dari pembeli dan penjual, mereka mulai mencari dana untuk ditanamkan sendiri di bisnis properti. Jika ada pembeli yang ingin menjual propertinya dan Makovsky bisa mencarikan pemakai properti itu, dia akan mencari pemodal dan membeli properti tersebut lalu menyewakannya ke pemakai. Dengan cara ini dia membukukan hasil yang sangat menarik bagi para pemodalnya. Jadi sekarang Shames-Makovsky Realty adalah juga perusahaan investasi properti, dan perusahaan manajemen properti.

Di saat investasi properti yang menguntungkan sudah sangat jarang, Shames-Makovsky masuk ke pembangunan properti. Makovksy akan membangun properti yang bisa disewakan agar menghasilkan uang lebih banyak bagi para pemodal dan bagi perusahaannya. Dalam beberapa tahun sejak menghadapi kegagalan dan kebangkrutan, Shames-Makovsky Realty telah kembali dan menjadi lebih kuat, lebih besar dan lebih baik dari sebelumnya. Sekarang perusahaan ini bukan lagi menjadi broker properti tetapi telah berubah menjadi perusahaan pembangun properti, manajemen properti, perusahaan investasi properti dan perusahaan pemberi kredit mortgage. Jika bukan karena fenomena hampir gagal yang dihadapi oleh Evan Makovksy di tahun 1987, dia tak akan pernah berada dalam arah yang sekarang ini dan mungkin kehilangan kesempatan besar yang tersedia tersebut.

Terlihat jelas bahwa perbedaan antara mereka yang gagal dan mereka yang akhirnya berhasil adalah pada pendekatan mereka tentang kegagalan. Untuk orang seperti Evan Makovsky dan David Slager, kegagalan bukanlah pilihan, dan tidak peduli betapa suramnya harapan yang tersedia, selalu ada sebuah optimisme. Kelanjutan kisah dari kaum Yahudi dan berhala anak sapi emas (di Bab 5) akan menggambarkan lebih jauh bagaimana seharusnya seorang yang sukses memandang kegagalan.


Baca: Buku Sukses Bisnis Cara Yahudi

Comments

Popular posts from this blog

Tanda-tanda Koreksi

6. Tanda-tanda Koreksi Sebelum menyerahkan naskah kepada dosen atau penerbit, setiap naskah harus dibaca kembali untuk mengetahui apakah tidak terdapat kesalahan dalam soal ejaan , tatabahasa atau pengetikan. Untuk tidak membuang waktu, maka cukuplah kalau diadakan koreksi langsung pada bagian-bagian yang salah tersebut. Bila terdapat terlalu banyak salah pengetikan dan sebagainya, maka lebih baik halaman tersebut diketik kembali. Untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan itu, lazim dipergunakan tanda-tanda koreksi tertentu, sehingga antara penulis dan dosen, atau antara penulis dan penerbit, terjalin pengertian yang baik tentang apa yang dimaksud dengan tanda koreksi itu. Tanda-tanda koreksi itu dapat ditempatkan langsung dalam teks atau pada pinggir naskah sejajar dengan baris yang bersangkutan. Tiap tanda perbaikan dalam baris tersebut (kalau ada lebih dari satu perbaikan pada satu baris) harus ditempatkan berturut-turut pada bagian pinggir kertas; bila perlu tiap-tiapnya dipis

Buku Komposisi Gorys Keraf

Daftar Isi Buku Komposisi Gorys Keraf Kata Pengantar Daftar Isi PENDAHULUAN Bahasa Aspek Bahasa Fungsi Bahasa Tujuan Kemahiran Berbahasa Manfaat Tambahan Kesimpulan BAB I PUNGTUASI Pentingnya Pungtuasi Dasar Pungtuasi Macam-macam Pungtuasi BAB II KALIMAT YANG EFEKTIF Pendahuluan Kesatuan Gagasan Koherensi yang baik dan kompak Penekanan Variasi Paralelisme Penalaran atau Logika BAB III ALINEA : KESATUAN DAN KEPADUAN Pengertian Alinea Macam-macam Alinea Syarat-syarat Pembentukan Alinea Kesatuan Alinea Kepaduan Alinea 5.1 Masalah Kebahasaan 5.2 Perincian dan Urutan Pikiran BAB IV ALINEA : PERKEMBANGAN ALINEA Klimaks dan Anti-Klimaks Sudut Pandangan Perbandingan dan Pertentangan Analogi Contoh Proses Sebab - Akibat Umum - Khusus Klasifikasi Definisi Luar Perkembangan dan Kepaduan antar alinea BAB V TEMA KARANGAN Pengertian Tema Pemilihan Topik Pembatasan Topik Menentukan Maksud Tesis dan Pengungkapan Maksud

Bagian Pelengkap Pendahuluan

2. Bagian Pelengkap Pendahuluan Bagian pelengkap pendahuluan atau disebut juga halaman-halaman pendahuluan sama sekali tidak menyangkut isi karangan. Tetapi bagian ini harus disiapkan sebagai bahan informasi bagi para pembaca dan sekaligus berfungsi menampilkan karangan itu dalam bentuk yang kelihatan lebih menarik. Biasanya bagian pelengkap pendahuluan dinomori dengan mempergunakan angka Romawi. Bagian pelengkap pendahuluan biasanya terdiri dari judul pendahuluan, halaman pengesahan, halaman judul, halaman persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar dan tabel, dan halaman penjelasan kalau ada. Bila karangan itu akan diterbitkan sebagai buku, maka bagian-bagian yang diperlukan sebagai persyaratan formal adalah: judul pendahuluan, halaman belakang judul pendahuluan, halaman judul, halaman belakang judul, halaman persembahan dan halaman belakang persembahan kalau ada, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar atau tabel serta halaman penjelasan atau keterangan kalau