Jenis Fonem Jenis fonem yang dibicarakan di atas (vokal dan konsonan) dapat dibayangkan sebagai atau dikaitkan dengan segmen-segmen yang membentuk arus ujaran. Kata bintang , misalnya, dilihat sebagai sesuatu yang dibentuk oleh enam segmen — /b/, /i/, /n/, /t/, /a/, /Å‹/. Satuan bunyi fungsional tidak hanya berupa fonem-fonem segmental. Jika dalam fonetik telah diperkenalkan adanya unsur-unsur suprasegmental, dalam fonologi juga dikenal adanya jenis fonem suprasegmental. Dalam bahasa Batak Toba kata /itÉ™m/ berarti '(pewarna) hitam', sedangkan /itÉ”m/ (dengan tekanan pada suku kedua) berarti 'saudaramu'. Terlihat bahasa yang membedakan kedua kata itu adalah letak tekanannya, sehingga dapat dikatakan bahwa tekanan bersifat fungsional. Lain lagi yang diperlihatkan dalam contoh bahasa Inggris berikut. Di sini perubahan letak tekanan tidak mengubah makna leksikal kata, tetapi mengubah jenis katanya. Kata benda Kata kerja ‘import ‘impor’
(2) Sewamono
Pada sewamono ceritanya lebih bersifat kontemporer dengan menonjolkan kisah kehidupan sehari-hari dari lingkungan masyarakat pedagang (chonin) dalam zaman Edo. Oleh karena itu, tokoh-tokoh sewamono pada umumnya dari kalangan rakyat. Tema sewamono kebanyakan tentang percintaan yang diakhiri dengan shinju (bunuh diri yang dilakukan pria dan wanita).
Pada awal lahirnya joruri, masyarakat beranggapan bahwa ningyo joruri tidak cocok menggunakan lakon yang bersifat kenyataan — apalagi yang betul-betul menggambarkan kenyataan — karena ningyo joruri bukanlah manusia biasa melainkan hanya sekedar boneka yang tidak bernyawa. Pementasan dengan mengambil lakon-lakon seperti itu berlangsung seabad lamanya. Akan tetapi, pada zaman Genroku (akhir abad ke-16) muncul seorang pengarang besar bernama Chikamatsu Monzaemon yang menulis lakon Sonezaki Shinju. Sonezaki Shinju ini adalah lakon pertama sewamono yang diambil dari peristiwa bunuh diri di hutan Sonezaki pada tanggal 7 April tahun 1703. Tepat sebulan kemudian peristiwa ini dipentaskan kembali di depan umum sebagai lakon teaser ningyo joruri. Sejak saat itulah ningyo joruri sudah sempurna seperti bentuknya yang sekarang ini.
Baca: Buku Pengantar Kesusastraan Jepang
Comments
Post a Comment