Skip to main content

Jenis Fonem

Jenis Fonem Jenis fonem yang dibicarakan di atas (vokal dan konsonan) dapat dibayangkan sebagai atau dikaitkan dengan segmen-segmen yang membentuk arus ujaran. Kata bintang , misalnya, dilihat sebagai sesuatu yang dibentuk oleh enam segmen — /b/, /i/, /n/, /t/, /a/, /Å‹/. Satuan bunyi fungsional tidak hanya berupa fonem-fonem segmental. Jika dalam fonetik telah diperkenalkan adanya unsur-unsur suprasegmental, dalam fonologi juga dikenal adanya jenis fonem suprasegmental. Dalam bahasa Batak Toba kata /itÉ™m/ berarti '(pewarna) hitam', sedangkan /itÉ”m/ (dengan tekanan pada suku kedua) berarti 'saudaramu'. Terlihat bahasa yang membedakan kedua kata itu adalah letak tekanannya, sehingga dapat dikatakan bahwa tekanan bersifat fungsional. Lain lagi yang diperlihatkan dalam contoh bahasa Inggris berikut. Di sini perubahan letak tekanan tidak mengubah makna leksikal kata, tetapi mengubah jenis katanya. Kata benda Kata kerja ‘import ‘impor’

Heike Nyogoshima

Heike Nyogoshima


(3) Heike Nyogoshima


SHUNKAN

Pertunjukan perdana Shunkan adalah pada bulan Agustus 1719 oleh teater ningyo joruri (sandiwara boneka) yang sekarang dikenal dengan sebutan bunraku. Bahan ceritanya diambil dari sebagian cerita Heike Monogatari, yaitu bagian dari cerita pembuangan Shunkan, Naritsune, dan Yasunari ke Pulau Kikaigashima sebelah selatan Pulau Kyushu. Pada tahun 1764 lakon Shunkan ini diperagakan di teater Kabuki yang bernama Nakamura-za (teater Nakamura) di Osaka. Sebagai pelaku Shunkan adalah Sandaime Ichikawa Danjuro (generasi ketiga pelaku Ichikawa Danjuro).

Ringkasan Cerita
Tercium kabar bahwa Shunkan, Naritsune, dan Yasunari akan membuat makar untuk menjatuhkan Heike, maka ketiga orang ini dibuang ke Pulau Kikaigashima di sebelah selatan Pulau Kyushu. Pulau ini sangat jauh dari kota sehingga tidak ada hubungan sama sekali dengan kota. Sambil menunggu kabar dari ibu kota, mereka melalui hari-hari yang begitu sepi di sana.
     Dengan mendekatnya hari kelahiran putri Kyomori, Kyomori mengeluarkan surat pengampunan (pembebasan) untuk para tahanan. Hal ini merupakan kebiasaan pada saat itu di mana bila keluarga istana ada yang akan melahirkan dan supaya kelahiran tersebut berjalan dengan lancar, maka dikeluarkanlah surat pengampunan untuk membebaskan para tahanan. Kyomori memerintahkan kepada prajuritnya untuk mengantar surat pengampunan ke Pulau Kikaigashima. Prajurit Kyomori yang bernama Seno Onotaro mendarat di Pulau Kikaigashima dan langsung membacakan surat pembebasan. Ternyata nama Shunkan tidak ada. Shunkan mengeluarkan air mata mendengar bahwa namanya tidak tercantum dalam surat itu. Akan tetapi, Shigemori, anak sulung Kyomori, mempunyai rasa belas kasih yang dalam sehingga mengizinkan Shunkan pulang sampai ke Bizenno Kuni (Negeri Bizen). Mendengar pernyataan itu Shunkan gembira sekali.
     Ketika kapal akan meninggalkan pulau, Chidori, kekasih Naritsune, ditolak untuk naik kapal. Karena Shunkan tidak tahan melihat kesedihan Chidori, dia bersedia membatalkan kepulangannya asalkan Chidori diizinkan pergi bersama Naritsune. Permohonan ini ditolak mentah-mentah oleh Seno Onotaro sehingga Shunkan naik darah, dan membunuh Seno Onotaro. Dengan kejadian tersebut Chidori dapat pergi dengan Naritsune. Akan halnya Shunkan, dia tinggal seorang diri di pulau bersama dengan dosanya. Pada adegan yang terakhir, Shunkan naik ke atas batu karang sambil mematahkan dahan pohon matsu (pohon cemara) dan memandang kapal yang sudah berlayar jauh ke tengah laut.


Baca: Buku Pengantar Kesusastraan Jepang

Comments

Popular posts from this blog

Tanda-tanda Koreksi

6. Tanda-tanda Koreksi Sebelum menyerahkan naskah kepada dosen atau penerbit, setiap naskah harus dibaca kembali untuk mengetahui apakah tidak terdapat kesalahan dalam soal ejaan , tatabahasa atau pengetikan. Untuk tidak membuang waktu, maka cukuplah kalau diadakan koreksi langsung pada bagian-bagian yang salah tersebut. Bila terdapat terlalu banyak salah pengetikan dan sebagainya, maka lebih baik halaman tersebut diketik kembali. Untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan itu, lazim dipergunakan tanda-tanda koreksi tertentu, sehingga antara penulis dan dosen, atau antara penulis dan penerbit, terjalin pengertian yang baik tentang apa yang dimaksud dengan tanda koreksi itu. Tanda-tanda koreksi itu dapat ditempatkan langsung dalam teks atau pada pinggir naskah sejajar dengan baris yang bersangkutan. Tiap tanda perbaikan dalam baris tersebut (kalau ada lebih dari satu perbaikan pada satu baris) harus ditempatkan berturut-turut pada bagian pinggir kertas; bila perlu tiap-tiapnya dipis

Buku Komposisi Gorys Keraf

Daftar Isi Buku Komposisi Gorys Keraf Kata Pengantar Daftar Isi PENDAHULUAN Bahasa Aspek Bahasa Fungsi Bahasa Tujuan Kemahiran Berbahasa Manfaat Tambahan Kesimpulan BAB I PUNGTUASI Pentingnya Pungtuasi Dasar Pungtuasi Macam-macam Pungtuasi BAB II KALIMAT YANG EFEKTIF Pendahuluan Kesatuan Gagasan Koherensi yang baik dan kompak Penekanan Variasi Paralelisme Penalaran atau Logika BAB III ALINEA : KESATUAN DAN KEPADUAN Pengertian Alinea Macam-macam Alinea Syarat-syarat Pembentukan Alinea Kesatuan Alinea Kepaduan Alinea 5.1 Masalah Kebahasaan 5.2 Perincian dan Urutan Pikiran BAB IV ALINEA : PERKEMBANGAN ALINEA Klimaks dan Anti-Klimaks Sudut Pandangan Perbandingan dan Pertentangan Analogi Contoh Proses Sebab - Akibat Umum - Khusus Klasifikasi Definisi Luar Perkembangan dan Kepaduan antar alinea BAB V TEMA KARANGAN Pengertian Tema Pemilihan Topik Pembatasan Topik Menentukan Maksud Tesis dan Pengungkapan Maksud

Observasi dan Penelitian Lapangan

3. Observasi dan Penelitian Lapangan Pengumpulan data untuk suatu tulisan ilmiah dapat dilakukan melalui observasi dan penelitian lapangan. Observasi adalah pengamatan langsung kepada suatu obyek yang akan diteliti, sedangkan penelitian lapangan adalah usaha pengumpulan data dan informasi secara intensif disertai analisa dan pengujian kembali atas semua yang telah dikumpulkan. Observasi dapat dilakukan dalam suatu waktu yang singkat, sebaliknya penelitian lapangan memerlukan waktu yang lebih panjang. Observasi dapat dilakukan mendahului pengumpulan data melalui angket atau penelitian lapangan. Dalam hal ini observasi bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang tepat mengenai obyek penelitian sehingga dapat disusun daftar kuestioner yang tepat atau dapat menyusun suatu desain penelitian yang cermat. Sebaliknya observasi dapat juga dilakukan sesudah mengumpulkan data melalui angket atau wawancara. Dalam hal ini tujuan observasi adalah untuk mengecek sendiri sampai di mana kebenara