Jenis Fonem Jenis fonem yang dibicarakan di atas (vokal dan konsonan) dapat dibayangkan sebagai atau dikaitkan dengan segmen-segmen yang membentuk arus ujaran. Kata bintang , misalnya, dilihat sebagai sesuatu yang dibentuk oleh enam segmen — /b/, /i/, /n/, /t/, /a/, /ŋ/. Satuan bunyi fungsional tidak hanya berupa fonem-fonem segmental. Jika dalam fonetik telah diperkenalkan adanya unsur-unsur suprasegmental, dalam fonologi juga dikenal adanya jenis fonem suprasegmental. Dalam bahasa Batak Toba kata /itəm/ berarti '(pewarna) hitam', sedangkan /itɔm/ (dengan tekanan pada suku kedua) berarti 'saudaramu'. Terlihat bahasa yang membedakan kedua kata itu adalah letak tekanannya, sehingga dapat dikatakan bahwa tekanan bersifat fungsional. Lain lagi yang diperlihatkan dalam contoh bahasa Inggris berikut. Di sini perubahan letak tekanan tidak mengubah makna leksikal kata, tetapi mengubah jenis katanya. Kata benda Kata kerja ‘import ‘impor’
Bab 6
MENGATASI KEGAGALAN
Menggunakan Kegagalan untuk Memastikan Kesuksesan
"Kebijaksanaan datang dari banyaknya dukacita."
—PENGKHOTBAH 1:18
Bahwa tiap manusia mengalami kegagalan di suatu saat dalam hidupnya adalah suatu keniscayaan. Menurut Taurat, tidak ada manusia yang bisa diharapkan sempurna. Bahkan Musa juga dianggap berbuat kekeliruan saat dia memukul batu dengan tongkatnya dan bukannya berbicara kepada batu tersebut seperti yang diperintahkan oleh Tuhan. Ada suatu pesan di sini: manusia pada hakikatnya adalah dapat berbuat salah atau keliru. Melakukan kesalahan adalah hal yang wajar dalam hidup manusia dan tidak ada alasan untuk menjadi gusar saat hal itu terjadi. Yang menjadi tantangan adalah perilaku kita saat bereaksi terhadap kegagalan: bisa mengarah ke kegagalan yang lebih besar atau ke keberhasilan yang lebih besar.
Karena kegagalan diperkirakan akan datang dari waktu ke waktu, maka tidaklah ada alasan untuk menjadi tertekan saat kegagalan terjadi. Ini bukan berarti bahwa kegagalan harus dirayakan, melainkan mestinya tidak harus menjadi keputusasaan atau pun penghukuman diri. Tatkala kita menyadari bahwa suatu saat kegagalan tak terhindarkan, dan hal ini dapat saja terjadi pada orang sukses, stigma ini bisa dihilangkan. Kita perlu menyadari bahwa kegagalan dalam bisnis sering kali adalah akibat dari sifat dan kepribadian yang kurang baik dari diri kita sendiri. Saat kita berhenti melakukan kesalahan yang sama terus-menerus, keberhasilan sejati dan berkesinambungan akan segera datang. Bab ini menjelaskan tentang strategi untuk mengenali dan mengatasi kekurangan-kekurangan yang bisa menyebabkan kita gagal, baik dalam bisnis maupun dalam kehidupan, dan diharapkan pintu keberhasilan terbuka lebar bagi kita.
Baca: Buku Sukses Bisnis Cara Yahudi
Comments
Post a Comment