Skip to main content

Jenis Fonem

Jenis Fonem Jenis fonem yang dibicarakan di atas (vokal dan konsonan) dapat dibayangkan sebagai atau dikaitkan dengan segmen-segmen yang membentuk arus ujaran. Kata bintang , misalnya, dilihat sebagai sesuatu yang dibentuk oleh enam segmen — /b/, /i/, /n/, /t/, /a/, /Å‹/. Satuan bunyi fungsional tidak hanya berupa fonem-fonem segmental. Jika dalam fonetik telah diperkenalkan adanya unsur-unsur suprasegmental, dalam fonologi juga dikenal adanya jenis fonem suprasegmental. Dalam bahasa Batak Toba kata /itÉ™m/ berarti '(pewarna) hitam', sedangkan /itÉ”m/ (dengan tekanan pada suku kedua) berarti 'saudaramu'. Terlihat bahasa yang membedakan kedua kata itu adalah letak tekanannya, sehingga dapat dikatakan bahwa tekanan bersifat fungsional. Lain lagi yang diperlihatkan dalam contoh bahasa Inggris berikut. Di sini perubahan letak tekanan tidak mengubah makna leksikal kata, tetapi mengubah jenis katanya. Kata benda Kata kerja ‘import ‘impor’

Kekuatan dari Bahasa Positif dan Bagaimana Menggunakannya

Kekuatan dari Bahasa Positif dan Bagaimana Menggunakannya


Gagasan bahwa berpikir positif akan memberikan hasil positif bisa dilacak kembali ke kisah Nuh dan Banjir di dalam Kejadian. Taurat menyebut binatang yang kosher (halal untuk dimakan) sebagai tahor atau "murni", dan binatang yang nonkosher (haram untuk dimakan) disebut sebagai tamay atau tidak "murni" (yang berkonotasi tidak suci dan tidak baik secara moral). Namun dalam kisah Nuh dan banjir besar, di mana contoh dari semua binatang memasuki perahu Nuh untuk mengungsi dari marabahaya banjir besar. Taurat menyebutkan (Kejadian 7:2), "Dari segala binatang yang tahor haruslah kauambil tujuh pasang, jantan dan betinanya, tetapi dari binatang-binatang yang tidak tahor satu pasang, jantan dan betinanya". Dalam hal ini Taurat berhenti menggunakan kata tamay, yang memiliki dampak negatif, dan menggunakan kata "bukan tahor" untuk menggantikan "tamay". Di Taurat tertuliskan begitu meskipun biasanya sangat hati-hati untuk menggunakan kata tambahan—dalam hal ini tambahan tiga kata—jika tidak memaksudkan sesuatu pada pembacanya. Talmud (Pesachim 3a) menjelaskan bahwa alasan untuk tidak menggunakan kata tamay dalam kisah ini adalah untuk mengajarkan kita untuk tidak menggunakan kata dengan konstruksi negatif (menghindari konotasi tambahan) kendati untuk itu harus menggunakan kata tambahan dalam kalimatnya. Secara sederhana, Taurat sedang mengajarkan kita untuk berbicara dengan kata positif dan tidak dengan kata negatif.

Para penafsir Talmud mencatat bahwa saat Taurat menjelaskan tentang hukum-hukum—di mana kejelasan menjadi prioritas mutlak—digunakanlah kata tamay berkali-kali. Namun saat berhubungan dengan "pengkisahan", digunakan kata tambahan untuk mengatakan hal-hal secara positif. Ini karena kata-kata memiliki kekuatan, dan saat kita mengatakan sesuatu yang negatif, kita menarik hal negatif yang sama kepada diri kita. Taurat mengajarkan kita untuk menggunakan kata-kata yang tidak memiliki konotasi negatif agar hal-hal negatif tidak tertarik ke dalam kehidupan kita. Karena perkataan seseorang keluar dari pikiran mereka, pikiran adalah sumber dari bahasa positif atau negatif kita. Mengatakan apa yang ada di pikiran kita memberikan dampak permanen kepada pikiran kita. Saat kita membicarakan tentang sesuatu, pemikiran yang lebih banyak tentang subjek tersebut juga akan muncul. Karena perkataan memiliki kekuatan, sangatlah penting untuk menjaga perkataan kita agar merefleksikan sikap yang positif. Sama pentingnya juga agar pikiran kita—sumber dari perkataan kita—berisi hal positif. Oleh karena itu kita harus mengganti pemikiran negatif dengan positif agar kita bisa menarik kepositifan ke dalam diri kita sendiri.

Kekuatan dari berpikir positif—dan berbicara positif sebagai kepanjangannya—diulang-ulang oleh guru kebatinan besar Yahudi, Imam Hasidis dan guru Kabbalah, Rabi Nachman dari Breslov (yang juga disebut di Bab 1) mengatakan "Jika kamu percaya bahwa kamu dapat merusak, maka yakinlah bahwa kamu bisa memperbaikinya". Dengan kata lain, alih-alih fokus pada hal negatif, konsentrasilah pada hal positif, menggunakan sumber daya mental Anda untuk memperbaiki dan bukan untuk merusaknya.

Contoh terbaik dari penggunaan pemikiran positif seperti yang disarankan yang diajarkan di kisah-kisah Taurat, adalah dari guru Kabbalah dan Imam Hasidis yang dikenal sebagai Tzemech Tzedek (1789-1866). Saat diminta untuk berdoa bagi seseorang yang sakit parah, dia memberitahu keluarganya untuk mempraktekkan pikiran positif. Dia menyarankan, dalam bahasa Yiddish, "Tracht gut vet zain gut", yang berarti "Berpikirlah baik itu akan menjadi baik". Banyak orang yang mengira bahwa ini semacam pemikiran yang mengada-ada, tetapi cobalah ingat-ingat jika Anda pernah mendengar seseorang yang sangat sukses berkata dengan pesimis. Pikirkanlah juga tentang seseorang yang Anda kenal yang selalu mengeluhkan kondisi yang selalu tidak benar. Hampir selalu, Anda akan menemukan bahwa orang yang sukses tidak berfokus pada hal negatif seperti pada orang yang tidak sukses.

Anda boleh berkata bahwa ini karena orang yang sukses tidak punya sesuatu untuk dikeluhkan, akan tetapi ini tidaklah benar: bahkan orang terkaya di antara kita mengalami kepedihan, kerugian dan ketidakpuasan. Di bab ini, kita akan mengajukan dalil bahwa sikap positif seseorang menjadi alasan utama daya tarik mereka terhadap kesuksesan dan pencapaian.


Intisari untuk Bisnis: Berpikir positif adalah ciri khas untuk menjadi insan bisnis yang sukses. Dengan menjadi positif Anda akan menarik hasil-hasil positif pada bisnis Anda.

Intisari untuk Pribadi: Perkataan positif dan pemikiran positif akan menarik kepositifan ke dalam hidup Anda.



Baca: Buku Sukses Bisnis Cara Yahudi
 

Comments

Popular posts from this blog

Tanda-tanda Koreksi

6. Tanda-tanda Koreksi Sebelum menyerahkan naskah kepada dosen atau penerbit, setiap naskah harus dibaca kembali untuk mengetahui apakah tidak terdapat kesalahan dalam soal ejaan , tatabahasa atau pengetikan. Untuk tidak membuang waktu, maka cukuplah kalau diadakan koreksi langsung pada bagian-bagian yang salah tersebut. Bila terdapat terlalu banyak salah pengetikan dan sebagainya, maka lebih baik halaman tersebut diketik kembali. Untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan itu, lazim dipergunakan tanda-tanda koreksi tertentu, sehingga antara penulis dan dosen, atau antara penulis dan penerbit, terjalin pengertian yang baik tentang apa yang dimaksud dengan tanda koreksi itu. Tanda-tanda koreksi itu dapat ditempatkan langsung dalam teks atau pada pinggir naskah sejajar dengan baris yang bersangkutan. Tiap tanda perbaikan dalam baris tersebut (kalau ada lebih dari satu perbaikan pada satu baris) harus ditempatkan berturut-turut pada bagian pinggir kertas; bila perlu tiap-tiapnya dipis

Buku Komposisi Gorys Keraf

Daftar Isi Buku Komposisi Gorys Keraf Kata Pengantar Daftar Isi PENDAHULUAN Bahasa Aspek Bahasa Fungsi Bahasa Tujuan Kemahiran Berbahasa Manfaat Tambahan Kesimpulan BAB I PUNGTUASI Pentingnya Pungtuasi Dasar Pungtuasi Macam-macam Pungtuasi BAB II KALIMAT YANG EFEKTIF Pendahuluan Kesatuan Gagasan Koherensi yang baik dan kompak Penekanan Variasi Paralelisme Penalaran atau Logika BAB III ALINEA : KESATUAN DAN KEPADUAN Pengertian Alinea Macam-macam Alinea Syarat-syarat Pembentukan Alinea Kesatuan Alinea Kepaduan Alinea 5.1 Masalah Kebahasaan 5.2 Perincian dan Urutan Pikiran BAB IV ALINEA : PERKEMBANGAN ALINEA Klimaks dan Anti-Klimaks Sudut Pandangan Perbandingan dan Pertentangan Analogi Contoh Proses Sebab - Akibat Umum - Khusus Klasifikasi Definisi Luar Perkembangan dan Kepaduan antar alinea BAB V TEMA KARANGAN Pengertian Tema Pemilihan Topik Pembatasan Topik Menentukan Maksud Tesis dan Pengungkapan Maksud

Observasi dan Penelitian Lapangan

3. Observasi dan Penelitian Lapangan Pengumpulan data untuk suatu tulisan ilmiah dapat dilakukan melalui observasi dan penelitian lapangan. Observasi adalah pengamatan langsung kepada suatu obyek yang akan diteliti, sedangkan penelitian lapangan adalah usaha pengumpulan data dan informasi secara intensif disertai analisa dan pengujian kembali atas semua yang telah dikumpulkan. Observasi dapat dilakukan dalam suatu waktu yang singkat, sebaliknya penelitian lapangan memerlukan waktu yang lebih panjang. Observasi dapat dilakukan mendahului pengumpulan data melalui angket atau penelitian lapangan. Dalam hal ini observasi bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang tepat mengenai obyek penelitian sehingga dapat disusun daftar kuestioner yang tepat atau dapat menyusun suatu desain penelitian yang cermat. Sebaliknya observasi dapat juga dilakukan sesudah mengumpulkan data melalui angket atau wawancara. Dalam hal ini tujuan observasi adalah untuk mengecek sendiri sampai di mana kebenara