Skip to main content

Jenis Fonem

Jenis Fonem Jenis fonem yang dibicarakan di atas (vokal dan konsonan) dapat dibayangkan sebagai atau dikaitkan dengan segmen-segmen yang membentuk arus ujaran. Kata bintang , misalnya, dilihat sebagai sesuatu yang dibentuk oleh enam segmen — /b/, /i/, /n/, /t/, /a/, /Å‹/. Satuan bunyi fungsional tidak hanya berupa fonem-fonem segmental. Jika dalam fonetik telah diperkenalkan adanya unsur-unsur suprasegmental, dalam fonologi juga dikenal adanya jenis fonem suprasegmental. Dalam bahasa Batak Toba kata /itÉ™m/ berarti '(pewarna) hitam', sedangkan /itÉ”m/ (dengan tekanan pada suku kedua) berarti 'saudaramu'. Terlihat bahasa yang membedakan kedua kata itu adalah letak tekanannya, sehingga dapat dikatakan bahwa tekanan bersifat fungsional. Lain lagi yang diperlihatkan dalam contoh bahasa Inggris berikut. Di sini perubahan letak tekanan tidak mengubah makna leksikal kata, tetapi mengubah jenis katanya. Kata benda Kata kerja ‘import ‘impor’

Kyakuhon (Teks Lakon)

Kyakuhon (Teks Lakon)


b. Kyakuhon (Teks Lakon)


Sebetulnya lakon kabuki banyak diambil dari lakon ningyo joruri, sandiwara boneka Jepang yang sekarang populer dengan sebutan bunraku. Jenis lakon kabuki terdiri dari:
  1. JidaikyogenCeritanya diambil dari cerita sebelum zaman Edo. Misalnya, tokohnya berasal dari zaman Heian, samurai dan pendeta berasal dari zaman Kamakura. Jidaikyogen disebut juga jidaimono. Lakon yang diambil pada zaman Heian adalah Sugawara Denju Tenaraikagami dan lakon yang diambil pada zaman Kamakura adalah Yoshitsune Zembonzakura.
  2. SewakyogenIsi ceritanya menyangkut kehidupan rakyat pada zaman Edo, seperti Onna Goroshi Aburajigoku dan Shinju Tenno Amijima.
  3. Buyogeki.Tarian yang diiringi melodi Gidayu (dalang).
  4. Kabuki JuhachibanLakon kabuki yang sangat populer.
  5. Shinsaku KabukiLakon-lakon yang ditulis setelah zaman Meiji.


Lakon Kabuki 

KANJINCHO 

Kanjincho adalah lakon kabuki paling populer yang dikenal dengan sebutan Juhachiban.
Lakon ini mengisahkan perselisihan antara dua orang kakak beradik keluarga Minamoto. Kedua kakak beradik itu adalah Minamoto Yoritomo (kakak) dan Minamoto Yoshitsune (adik). Dalam perselisihan itu Yoshitsune menderita kekalahan sehingga dia terpaksa harus melarikan diri dari ibu kota. Apabila tidak keluar dari ibu kota, dia akan dibunuh oleh kakaknya, Yoritomo. Dalam pelarian ini, Yoshitsune ditemani oleh pengikutnya yang setia, Bengkei, dan beberapa pengikutnya yang lain. Agar tidak diketahui identitasnya dan tidak dikenal oleh kakaknya, Bengkei menyarankan Yoshitsune menyamar sebagai Yamabushi agar tidak diketahui oleh kakaknya. Di tengah perjalanan, di Sekisho Ataka, mereka diperiksa oleh kepala Sekisho yang bernama Togashi. Bengkei sebagai pemimpin rombongan melaporkan bahwa mereka adalah rombongan Yamabushi dari kuil Todaiji Nara. Mendengar laporan Bengkei, Togashi tidak begitu saja percaya. Setiap orang diperiksa satu per satu, ketika giliran Yoshitsune anak buah Togashi curiga bahwa Yoshitsune adalah Yamabushi yang sebenarnya. Untuk membuktikan kebenarannya Bengkei disuruh membaca Kanjincho. Namun, dia tidak hilang akal, dia mengeluarkan gulungan kertas dan membacanya dengan lantang. Begitu seriusnya Bengkei membaca sehingga dia luput dari penahanan Togashi. Karena malu telah mencurigai rombongan Bengkei, sebagai penebus malunya itu Togashi menghadiahkan Bengkei minuman sake. Dalam keadaan mabuk Bengkei menari, dan tariannya disebut Einenmai.

Catatan : 
Sekisho: adalah tempat pemeriksaan orang yang keluar masuk dari suatu daerah.
Yamabushi: adalah pendeta yang tinggal di gunung. 


TOKAIDO YOTSUYA KAIDAN

Tokaido Yotsuya Kaidan adalah kabuki yang dikarang oleh Yongdaime Tsuruya Namboku. Lakon ini terdiri dari beberapa episode. Episode pertama menceritakan anak wanita Tamiyama Matazaemon yang tinggal di Yotsuya Samoncho. Dia bunuh diri karena cemburu terhadap suaminya. Arwahnya selalu menakut-nakuti dan mengganggu suaminya. Episode kedua adalah tentang pembunuhan Kubota Koheiji yang dilakukan istrinya sendiri. Episode ketiga adalah episode pembunuhan yang sungguh-sungguh terjadi, dilakukan Naosuke Gombei terhadap majikannya sendiri. Episode keempat menceritakan tentang bunuh diri bersama antara wanita dan laki-laki dengan mengikat badannya dengan tali di Onbobori Sunamura.

Episode pada lakon Tokaido Yotsuya Kaidan bukan saja merupakan cerita setan pada zaman Edo (1825), tetapi juga merupakan lakon kabuki yang sangat populer.

Isi Cerita
Pengikut Enya Hanggang yang bernama Tamiya lemon diperingatkan oleh mertuanya agar jangan berbuat keji. Peringatan ini ternyata membuat Tamiya lemon marah dan dia membunuh mertuanya di Asakusa Tampo. Pekerjaan sehari-hari Tamiya lemon adalah membuat payung di rumahnya. Sebaliknya, Itokihei yang merupakan tetangga dan pengikut Kono Moro nao hidupnya serba berkecukupan.
     Pada suatu hari anak gadis Itokihei yang bernama Oume jatuh cinta kepada lemon dan minta dinikahi. Agar dia dapat kawin dengan Oume, lemon meminumkan racun kepada istrinya yang dia dapatkan dari ayah Oume. Akan tetapi, arwah Oiwa terus mengejar-ngejar lemon
     Cerita berikutnya adalah tentang Osode, adik Oiwa, yang mengira suaminya telah dibunuh orang lain. Untuk pembalasan itu dia mendekati dan main cinta dengan Naosuke Gombei, tetapi ironisnya suaminya ternyata masih hidup. Malang, dia akhirnya mati di ujung pedang suaminya. Setelah Osode mati barulah diketahui bahwa Naosuke Gombei adalah saudaranya sendiri. Karena kejadian itu Naosuke Gombei merasa bersalah. Untuk menebus dosanya dia bunuh diri, sedangkan lemon yang selalu dikejar-kejar arwah istrinya, Oiwa, menjadi seperti orang gila.


Baca: Buku Pengantar Kesusastraan Jepang

Comments

Popular posts from this blog

Tanda-tanda Koreksi

6. Tanda-tanda Koreksi Sebelum menyerahkan naskah kepada dosen atau penerbit, setiap naskah harus dibaca kembali untuk mengetahui apakah tidak terdapat kesalahan dalam soal ejaan , tatabahasa atau pengetikan. Untuk tidak membuang waktu, maka cukuplah kalau diadakan koreksi langsung pada bagian-bagian yang salah tersebut. Bila terdapat terlalu banyak salah pengetikan dan sebagainya, maka lebih baik halaman tersebut diketik kembali. Untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan itu, lazim dipergunakan tanda-tanda koreksi tertentu, sehingga antara penulis dan dosen, atau antara penulis dan penerbit, terjalin pengertian yang baik tentang apa yang dimaksud dengan tanda koreksi itu. Tanda-tanda koreksi itu dapat ditempatkan langsung dalam teks atau pada pinggir naskah sejajar dengan baris yang bersangkutan. Tiap tanda perbaikan dalam baris tersebut (kalau ada lebih dari satu perbaikan pada satu baris) harus ditempatkan berturut-turut pada bagian pinggir kertas; bila perlu tiap-tiapnya dipis

Buku Komposisi Gorys Keraf

Daftar Isi Buku Komposisi Gorys Keraf Kata Pengantar Daftar Isi PENDAHULUAN Bahasa Aspek Bahasa Fungsi Bahasa Tujuan Kemahiran Berbahasa Manfaat Tambahan Kesimpulan BAB I PUNGTUASI Pentingnya Pungtuasi Dasar Pungtuasi Macam-macam Pungtuasi BAB II KALIMAT YANG EFEKTIF Pendahuluan Kesatuan Gagasan Koherensi yang baik dan kompak Penekanan Variasi Paralelisme Penalaran atau Logika BAB III ALINEA : KESATUAN DAN KEPADUAN Pengertian Alinea Macam-macam Alinea Syarat-syarat Pembentukan Alinea Kesatuan Alinea Kepaduan Alinea 5.1 Masalah Kebahasaan 5.2 Perincian dan Urutan Pikiran BAB IV ALINEA : PERKEMBANGAN ALINEA Klimaks dan Anti-Klimaks Sudut Pandangan Perbandingan dan Pertentangan Analogi Contoh Proses Sebab - Akibat Umum - Khusus Klasifikasi Definisi Luar Perkembangan dan Kepaduan antar alinea BAB V TEMA KARANGAN Pengertian Tema Pemilihan Topik Pembatasan Topik Menentukan Maksud Tesis dan Pengungkapan Maksud

Bagian Pelengkap Pendahuluan

2. Bagian Pelengkap Pendahuluan Bagian pelengkap pendahuluan atau disebut juga halaman-halaman pendahuluan sama sekali tidak menyangkut isi karangan. Tetapi bagian ini harus disiapkan sebagai bahan informasi bagi para pembaca dan sekaligus berfungsi menampilkan karangan itu dalam bentuk yang kelihatan lebih menarik. Biasanya bagian pelengkap pendahuluan dinomori dengan mempergunakan angka Romawi. Bagian pelengkap pendahuluan biasanya terdiri dari judul pendahuluan, halaman pengesahan, halaman judul, halaman persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar dan tabel, dan halaman penjelasan kalau ada. Bila karangan itu akan diterbitkan sebagai buku, maka bagian-bagian yang diperlukan sebagai persyaratan formal adalah: judul pendahuluan, halaman belakang judul pendahuluan, halaman judul, halaman belakang judul, halaman persembahan dan halaman belakang persembahan kalau ada, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar atau tabel serta halaman penjelasan atau keterangan kalau