Skip to main content

Jenis Fonem

Jenis Fonem Jenis fonem yang dibicarakan di atas (vokal dan konsonan) dapat dibayangkan sebagai atau dikaitkan dengan segmen-segmen yang membentuk arus ujaran. Kata bintang , misalnya, dilihat sebagai sesuatu yang dibentuk oleh enam segmen — /b/, /i/, /n/, /t/, /a/, /Å‹/. Satuan bunyi fungsional tidak hanya berupa fonem-fonem segmental. Jika dalam fonetik telah diperkenalkan adanya unsur-unsur suprasegmental, dalam fonologi juga dikenal adanya jenis fonem suprasegmental. Dalam bahasa Batak Toba kata /itÉ™m/ berarti '(pewarna) hitam', sedangkan /itÉ”m/ (dengan tekanan pada suku kedua) berarti 'saudaramu'. Terlihat bahasa yang membedakan kedua kata itu adalah letak tekanannya, sehingga dapat dikatakan bahwa tekanan bersifat fungsional. Lain lagi yang diperlihatkan dalam contoh bahasa Inggris berikut. Di sini perubahan letak tekanan tidak mengubah makna leksikal kata, tetapi mengubah jenis katanya. Kata benda Kata kerja ‘import ‘impor’

Bagaimana Pikiran Positif Menarik Konsekuensi Positif

Bagaimana Pikiran Positif Menarik Konsekuensi Positif


Pikiran merupakan bagian paling tinggi dan paling sakral dari tubuh manusia, kata Kabbalah—aliran kebatinan Yahudi. Menurut Maimonides (1138-1204), salah satu filsuf Yahudi dan ahli hukum ternama, kecerdasan kita adalah saluran terbaik untuk terhubung dengan Tuhan. Dia melihat pikiran manusia terhubung dengan sangat dekat dengan apa yang dia namakan "Kecerdasan Aktif", yang juga dikenal sebagai "Kecerdasan Semesta"—sifat Ketuhanan yang tidak bergantung pada manusia. Maimonides meyakini bahwa semua pemikiran kita dipengaruhi oleh Kecerdasan Aktif atau Kecerdasan Semesta. Hubungan antara Kecerdasan Semesta dan kecerdasan manusia berlaku dua arah. Kecerdasan Semesta menjadi sumber pemikiran kita, dan pikiran kita juga bisa menarik energi dari Kecerdasan Semesta.

Kecerdasan Semesta merupakan energi di balik semua keberadaan. Dalam kita Kejadian 1 dikatakan bahwa Tuhan menciptakan dunia menggunakan sepuluh perkataan, yang masing-masing dimulai dengan kata-kata "Berfirmanlah Tuhan":
  1. "Jadilah terang".
  2. "Hendaklah segala air..."
  3. "Hendaklah... tanah kering muncul"
  4. "Hendaklah tanah menumbuhkan pohon-pohon buah..."
  5. "Jadilah benda-benda penerang untuk memisahkan siang dari malam..."
  6. "Hendaklah burung-burung terbang di atas bumi..."
  7. "Hendaklah bumi mengeluarkan... ternak, binatang melata, dan binatang liar.."
  8. "Baiklah Kita menjadikan manusia sesuai gambar dan rupa Kita..."
  9. "Beranakcuculah dan bertambah banyak..."
  10. "Lihatlah, Aku memberikan kepadamu... makananmu".

Para Kabbalis—pengikut Kabbalah, memahami hal ini bahwa Tuhan menciptakan alam semesta melalui perkataan dengan maksud bahwa perkataan-Nya menjadi sarana yang Dia gunakan untuk mencipta dan menjaga alam semesta. Dalam hal ini perkataan Tuhan digunakan sebagai metafora untuk energi yang menciptakan dan saat ini menjaga semua yang ada. Perkataan adalah ungkapan dari pikiran kita. Perkataan Tuhan yang mencipta dunia juga tidaklah berbeda—dalam setiap hari dari sepuluh perkataan yang digunakan Tuhan untuk mencipta alam semesta adalah Pikiran-Nya. Oleh karena itu, di dalam energi kreasi Tuhan yang kita sebut Perkataan Tuhan, adalah Energi Semesta yang lebih dalam yang kita sebut sebagai Pikiran-Nya atau Kecerdasan Semesta. Dengan kata lain, energi untuk menciptakan alam semesta ini adalah Energi Semesta. Di sisi lain, kita tidak bisa terhubung dengan orang lain melalui pikiran kita—untuk itulah kita perlu berkata-kata. Tuhan juga menggunakan apa yang kita sebut perkataan—bukan pikiran—untuk menciptakan dunia ini, karena Dia terhubung dengan alam semesta dan bukan dengan Diri-Nya sendiri (ungkapan secara kiasan). Karena perkataan adalah manifestasi dari pikiran, saat para pengikut Kabbalah mengatakan bahwa Pikiran-Nya yang memberi energi pada alam semesta. Oleh karena itu saat kita, dengan pikiran kita, terhubung pada Kecerdasan Semesta, kita sebenarnya terhubung dengan energi yang menjaga alam semesta dengan semua aspek keberadaannya.

Untuk bisa menguasai hal ini lebih baik, kita perlu mengerti bahwa alam fisik ini hanyalah bagian kecil dari apa yang sebenarnya ada. Menurut para guru kebatinan Yahudi, ada berlapis-lapis alam semesta yang bukan materi maupun wujud. Fisika modern mendukung konsep ini. Saat diteliti hingga zat terkecil (partikel sub atom), materi berperilaku seperti gelombang energi. Tetapi saat kita mengambil secangkir kopi, kita memang tidak melihat gelombang itu. Panca indera kita menipu kita agar berpikir bahwa secangkir kopi adalah sepotong materi padat, sementara seorang fisikawan akan menjelaskan bahwa itu sebenarnya segumpal energi di dalam lingkup energi lain yang lebih luas.

Para guru kebatinan juga punya pandangan yang sama dengan fisikawan, meskipun mereka melihatnya lebih dalam kaidah yang abstrak. Para guru kebatinan merasakan di luar gelombang energi dan melihat tembus ke Energi Semesta yang ada di setiap benda.

Inilah mengapa para guru kebatinan besar Yahudi juga adalah ahli ahli meditasi. Meditasi adalah—pada tingkatnya yang paling dasar—kemampuan untuk memusatkan pikiran Anda ke arah yang Anda inginkan. Para guru kebatinan misalnya, ingin terhubung dengan Energi Semesta. Mereka melakukannya dengan mengarahkan pikiran mereka pada realitas yang lebih dalam yang melampaui alam fisik dari semesta ini. Saat mereka melakukannya, mereka terhubung dengan realitas yang juga dikenal sebagai Kecerdasan Semesta. Oleh karena itu mereka bisa membawa keagungan Tuhan ke dalam kehidupan mereka dan hidup di dalam alam yang lebih tinggi. Saat mereka melakukan ini, hukum alam yang mengatur alam fisik tidak lagi memiliki dampak langsung pada hidup mereka dan mereka pun menyaksikan terjadinya keajaiban-keajaiban. Anda bisa menggunakan teknik ini untuk meraih keberhasilan lebih besar dalam bisnis. Dengan merenungkan dasar Energi Semesta yang menggerakkan dan menjaga semua makhluk, Anda bisa menyadap energi tersebut. Jika Anda melihat dunia ini pada tingkat realitas tersebut dan mampu berpikir dalam untuk menarik energi tersebut ke dalam hidup Anda, keberhasilan akan datang. Di tingkat tersebut apa saja menjadi mungkin dan hal-hal baik akan tertarik masuk asalkan elemen-elemen lainnya—yaitu berkata-kata positif dan bertindak positif—juga tersedia.

Hal yang sama karena kecerdasan dan pikiran kita berinteraksi langsung dengan Kecerdasan Semesta saat kita memikirkan kepositifan dan berkata-kata dalam bahasa yang positif, kita mampu menarik kepositifan ke dalam hidup kita. Hal ini akan memberi keuntungan tambahan bagi pebisnis karena berbicara positif sering mengarah pada hasil yang memuaskan. Dalam bisnis, Anda sering dihakimi oleh perkataan yang keluar dari mulut Anda sendiri daripada orang lain. Saat perkataan tersebut diucapkan di tengah negativitas dan pesimisme, Anda dihakimi oleh orang-orang di sekeliling Anda sebagai orang negatif. Tetapi jika Anda bisa memberikan kata-kata dengan konteks positif kepada diri Anda sendiri, dan menahan perkataan negatif, Anda akan lihat tanggapan yang berubah dari orang-orang di sekeliling Anda.

Ini bukanlah berarti bahwa Anda harus selalu cerdas dan menyenangkan, dan menghindar dari mengkritik teman Anda. Isi dari perkataan Anda memang penting. Tetapi metode Anda untuk mengungkapkan pikiran Anda secara verbal bisa menjadi hal yang sama pentingnya. Menyampaikan berita buruk atau memberikan kritik yang perlu dengan bahasa positif bisa dilakukan sambil membuat orang tersebut teman Anda ketimbang menjadi musuh Anda.


Intisari untuk Bisnis: Pikiran Anda mampu menyadap secara langsung ke energi yang paling kuat. Gunakanlah kemampuan ini untuk menarik kesempatan-kesempatan menguntungkan bagi bisnis Anda.

Intisari untuk Pribadi: Sadarilah adanya realitas lebih dalam daripada yang terlihat. Terhubung dengan Realitas Semesta lebih mudah dari yang Anda bayangkan dan akan mendatangkan keuntungan yang tak ternilai.



Baca: Buku Sukses Bisnis Cara Yahudi
 

Comments

Popular posts from this blog

Tanda-tanda Koreksi

6. Tanda-tanda Koreksi Sebelum menyerahkan naskah kepada dosen atau penerbit, setiap naskah harus dibaca kembali untuk mengetahui apakah tidak terdapat kesalahan dalam soal ejaan , tatabahasa atau pengetikan. Untuk tidak membuang waktu, maka cukuplah kalau diadakan koreksi langsung pada bagian-bagian yang salah tersebut. Bila terdapat terlalu banyak salah pengetikan dan sebagainya, maka lebih baik halaman tersebut diketik kembali. Untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan itu, lazim dipergunakan tanda-tanda koreksi tertentu, sehingga antara penulis dan dosen, atau antara penulis dan penerbit, terjalin pengertian yang baik tentang apa yang dimaksud dengan tanda koreksi itu. Tanda-tanda koreksi itu dapat ditempatkan langsung dalam teks atau pada pinggir naskah sejajar dengan baris yang bersangkutan. Tiap tanda perbaikan dalam baris tersebut (kalau ada lebih dari satu perbaikan pada satu baris) harus ditempatkan berturut-turut pada bagian pinggir kertas; bila perlu tiap-tiapnya dipis

Buku Komposisi Gorys Keraf

Daftar Isi Buku Komposisi Gorys Keraf Kata Pengantar Daftar Isi PENDAHULUAN Bahasa Aspek Bahasa Fungsi Bahasa Tujuan Kemahiran Berbahasa Manfaat Tambahan Kesimpulan BAB I PUNGTUASI Pentingnya Pungtuasi Dasar Pungtuasi Macam-macam Pungtuasi BAB II KALIMAT YANG EFEKTIF Pendahuluan Kesatuan Gagasan Koherensi yang baik dan kompak Penekanan Variasi Paralelisme Penalaran atau Logika BAB III ALINEA : KESATUAN DAN KEPADUAN Pengertian Alinea Macam-macam Alinea Syarat-syarat Pembentukan Alinea Kesatuan Alinea Kepaduan Alinea 5.1 Masalah Kebahasaan 5.2 Perincian dan Urutan Pikiran BAB IV ALINEA : PERKEMBANGAN ALINEA Klimaks dan Anti-Klimaks Sudut Pandangan Perbandingan dan Pertentangan Analogi Contoh Proses Sebab - Akibat Umum - Khusus Klasifikasi Definisi Luar Perkembangan dan Kepaduan antar alinea BAB V TEMA KARANGAN Pengertian Tema Pemilihan Topik Pembatasan Topik Menentukan Maksud Tesis dan Pengungkapan Maksud

Bagian Pelengkap Pendahuluan

2. Bagian Pelengkap Pendahuluan Bagian pelengkap pendahuluan atau disebut juga halaman-halaman pendahuluan sama sekali tidak menyangkut isi karangan. Tetapi bagian ini harus disiapkan sebagai bahan informasi bagi para pembaca dan sekaligus berfungsi menampilkan karangan itu dalam bentuk yang kelihatan lebih menarik. Biasanya bagian pelengkap pendahuluan dinomori dengan mempergunakan angka Romawi. Bagian pelengkap pendahuluan biasanya terdiri dari judul pendahuluan, halaman pengesahan, halaman judul, halaman persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar dan tabel, dan halaman penjelasan kalau ada. Bila karangan itu akan diterbitkan sebagai buku, maka bagian-bagian yang diperlukan sebagai persyaratan formal adalah: judul pendahuluan, halaman belakang judul pendahuluan, halaman judul, halaman belakang judul, halaman persembahan dan halaman belakang persembahan kalau ada, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar atau tabel serta halaman penjelasan atau keterangan kalau