Skip to main content

Jenis Fonem

Jenis Fonem Jenis fonem yang dibicarakan di atas (vokal dan konsonan) dapat dibayangkan sebagai atau dikaitkan dengan segmen-segmen yang membentuk arus ujaran. Kata bintang , misalnya, dilihat sebagai sesuatu yang dibentuk oleh enam segmen — /b/, /i/, /n/, /t/, /a/, /Å‹/. Satuan bunyi fungsional tidak hanya berupa fonem-fonem segmental. Jika dalam fonetik telah diperkenalkan adanya unsur-unsur suprasegmental, dalam fonologi juga dikenal adanya jenis fonem suprasegmental. Dalam bahasa Batak Toba kata /itÉ™m/ berarti '(pewarna) hitam', sedangkan /itÉ”m/ (dengan tekanan pada suku kedua) berarti 'saudaramu'. Terlihat bahasa yang membedakan kedua kata itu adalah letak tekanannya, sehingga dapat dikatakan bahwa tekanan bersifat fungsional. Lain lagi yang diperlihatkan dalam contoh bahasa Inggris berikut. Di sini perubahan letak tekanan tidak mengubah makna leksikal kata, tetapi mengubah jenis katanya. Kata benda Kata kerja ‘import ‘impor’

Stanley Prusiner: Menemukan Keberhasilan dalam Kegagalan

Stanley Prusiner: Menemukan Keberhasilan dalam Kegagalan


Dulu ilmu pengetahuan terpisahkan dari bisnis, berisi orang-orang idealis dengan jubah putih yang mencari pengetahuan demi pengetahuan dan membiarkan bisnis dijalankan oleh mereka yang mengenakan baju bergaris. Masa seperti itu telah lama lewat. Ilmu pengetahuan telah menjadi bisnis jutaan dolar, bisnis dengan struktur organisasi yang rumit dan aliansi-aliansi strategis di dalamnya. Ini belum dimasukkan hitungan adanya persaingan dalam mendapatkan proyek dan dana-dana hibah.

Bisnis ilmu pengetahuan menjadi contoh paling ekstrim dari perusahaan yang membutuhkan penyikapan positif terhadap kegagalan, demi mencapai keberhasilan. Saat sebuah percobaan berjalan lancar, hal yang diuji menjadi terjelaskan. Saat hasil percobaan tidak seperti yang diharapkan—dengan kata lain, gagal—hal baru sering ditemukan. Kisah tentang Stanley Prusiner menjadi contoh yang bagus untuk hal ini.

Prusiner adalah periset medis di University of California, San Fransisco, salah institusi riset paling bergengsi di dunia. Prusiner tertarik dengan kasus tentang pasien yang meninggal di rumah sakit universitas karena virus yang disebut oleh rekan-rekannya sebagai "virus lambat". Penyakit ini timbul pada pasian perempuan tengah baya dan setelah berbulan-bulan lamanya barulah pasien tersebut meninggal. Dari hasil autopsi, para dokter menemukan otak dari pasien yang meninggal tersebut penuh dengan lempengan partikel keras di tengah rongga jaringan otaknya. Singkat kata, virus tak dikenal ini telah memakan otaknya.

Prusiner mencurahkan usaha risetnya untuk menyelidiki penyakit pada perempuan tersebut, tetapi karena virus tersebut sangat langka, dia meneliti penyakit lain yang mirip, yaitu pada serpihan yang ditemukan hanya pada biri-biri. Di biri-biri, akibat dari virus ini seperti yang terjadi pada manusia—menyerang binatang itu di pusat otaknya dan meninggalkan serpihan-serpihan kapur di dalam rongga otaknya setelah binatang tersebut mati. Prusiner mendapati bahwa dia bisa mengambil contoh uji dari serpihan tadi dan menginfeksikannya pada tikus lab—dan bisa membuat kemajuan penelitian yang lebih cepat lagi.

Setelah mengumpulkan berbagai contoh uji dari tikus-tikus yang terinfeksi tadi, Prusiner mencari kode genetik dari virus yang menjadi penyebabnya. Untuk itu dia mencuci contoh uji beberapa kali, menggunakan bermacam bahan kimia untuk mengeluarkan semua bahan lain dari tabung uji kecuali asam inti—material genetika yang menentukan susunan gen. Yang harus dilakukan oleh Prusiner adalah membuang asam amino—untaian protein—dan asam intinya akan tertinggal. Tetapi berapa kali pun dia melakukan percobaan tersebut, tidak ada asam inti yang tertinggal di dalam tabung ujinya.

Kala itu, Prusiner telah menghabiskan bertahun-tahun untuk meneliti organisme yang menyebabkan serpihan di otak, yang akan menjadi tahap awal dalam menemukan virus macam apa "virus lambat" itu sebenarnya. Tetapi hasil yang didapatnya sangat sedikit dan universitas serta pihak penyandang dana telah mengancam untuk menghentikan pendanaan risetnya. Kalau hal ini terjadi habislah kariernya. Pesannya adalah segera temukan sesuatu atau silakan cari pekerjaan baru. Bagi seorang ilmuwan, dana hibah ribet sama pentingnya bagai aliran darah. Tanpanya semua kegiatan di laboratoriumnya akan berhenti dan tentu pekerjaannya juga akan terancam. Sampai di titik ini dalam hidupnya, Prusiner menghadapi problem keuangan yang serius.

Di tengah tekanan-tekanan ini, Prusiner punya gagasan baru. Kegagalannya menemukan asam inti—dan kemungkinan penyebab virusnya—memancingnya sebuah gagasan yang mustahil. Bagaimana kalau ketidakberadaan asam inti di dalam contoh ujinya adalah karena penyakit dengan sumber masalah protein dan bukan virus? Hipotesis semacam ini tidak layak berdasar prinsip dasar ilmu biologi. Protein, sebagaimana kita pelajari di ilmu biologi, tidak bekerja cepat. Protein tidak bertumbuh, tidak berkembang biak. Protein tidak mengkode informasi untuk ditularkan kepada generasi selanjutnya. Yang melakukan hal seperti itu adalah virus, bakteri dan manusia, yang semua darinya menggunakan asam inti untuk mengkode cetak biru genetika mereka.

Tetapi Prusiner kemudian mengajukan model yang memutarbalik asumsi dasar dari ilmu pengetahuan yang ada. Postulatnya adalah bahwa penyebab serpihan yang timbul adalah protein yang tidak terlipat dengan baik. Protein yang tidak terlipat dengan baik akan menyebabkan protein lain terlipat menjadi bentukan yang berbahaya. Saat terbentuknya, akan muncul serpihan-serpihan kapur yang menjadi penyebab "slow virus", dan bahkan menjadi penyebab penyakit Alzheimer. Prusiner menyatakan bahwa semua penyakit tersebut disebabkan oleh molekul tak hidup yang bereproduksi sendiri. Dia bahkan menciptakan istilah baru untuk protein beracun ini, yaitu "prions".

Segera setelah makalahnya tentang hal ini dipublikasikan di tahun 1982, Prusiner dicemooh oleh hampir seluruh ilmuwan di dunia. Para rekan kerjanya memberikan komentar penuh hinaan di surat kabar, menuduhnya sebagai ilmuwan palsu. Satu-satunya alasan mereka tidak bisa membuktikan bahwa dia keliru adalah karena mereka belum bisa menemukan virus yang menjadi penyebab penyakit tersebut. Saat mereka menemukannya, mereka akan membuktikan bahwa Stanley Prusiner sebenarnya orang yang tolol. Dia diteriaki untuk turun saat berbicara dalam konferensi ilmiah dan dijauhi dari pergaulan.

Tetapi para musuh Prusiner tersebut tak kunjung menemukan virus penyebab serpihan tersebut, meskipun telah mencoba berulang kali. Dan ilmuwan-ilmuwan lainnya terus mengumpulkan data untuk mendukung teori Prusiner. Kira-kira satu dekade kemudian, hampir semua ilmuwan di bidang tersebut menerima konsep tentang protein yang tidak terlipat dengan baik yang menyebabkan penyakit jahat tersebut.

Prusiner kemudian menarik perhatian para bankir dan penyandang dana, dan memperoleh jutaan dolar dana hibah penelitian. Dia telah mengubah kondisi dari hampir kehilangan pekerjaan menjadi puncak sukses seorang ilmuwan. Dia meneruskan penelitian tentang prions di temuan penyakit-penyakit lain yang berhubungan dengan "slow virus", termasuk penyakit Creutzfeldt-Jacob, Kuru, Alzheimer dan juga pada penyakit sapi gila (istilah ilmiahnya bovine spongiform encephalopathy), yang bisa ditularkan ke manusia.

Di tahun 1997, Prusiner mendapatkan pemulihan nama baik yang sangat berharga: Hadiah Nobel dalam kedokteran. Panitia Nobel menganugerahkan penghargaan padanya untuk sebuah teori revolusioner. Hadiah tersebut juga sebagai penghargaan atas ketabahannya untuk selalu melihat optimisme yang mungkin bakal terlihat oleh orang lain sebagai kegagalan. Tanpa kegagalan yang dikiranya, Stanley Prusiner tidak akan meraih sukses sedemikian rupa. Dengan kata lain, Prusiner sebenarnya tidak pernah gagal sama sekali.


Intisari untuk Bisnis: Buanglah kata "gagal" dari kamus Anda. Kesulitan apa pun dalam bisnis harus dilihat sebagai kunci pembuka bagi keberhasilan yang lebih besar. Kesulitan akan membebaskan Anda dari usaha dan investasi yang gagal dan menghalangi Anda mencari jalan lain untuk berhasil. Kegagalan tidak boleh terlihat sebagai penunjuk arah dalam perjalanan Anda menuju sukses.

Intisari untuk Pribadi: Jika Anda memandang diri sebagai sempurna, Anda akhirnya akan menghadapi kenyataan pahit sebuah ketidaksempurnaan. Kenalilah kekeliruan dan kesulitan sebagai bagian dari hidup, tetapi keduanya bisa memberikan hasil positif jika Anda menyikapinya dengan benar.


Baca: Buku Sukses Bisnis Cara Yahudi

Comments

Popular posts from this blog

Tanda-tanda Koreksi

6. Tanda-tanda Koreksi Sebelum menyerahkan naskah kepada dosen atau penerbit, setiap naskah harus dibaca kembali untuk mengetahui apakah tidak terdapat kesalahan dalam soal ejaan , tatabahasa atau pengetikan. Untuk tidak membuang waktu, maka cukuplah kalau diadakan koreksi langsung pada bagian-bagian yang salah tersebut. Bila terdapat terlalu banyak salah pengetikan dan sebagainya, maka lebih baik halaman tersebut diketik kembali. Untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan itu, lazim dipergunakan tanda-tanda koreksi tertentu, sehingga antara penulis dan dosen, atau antara penulis dan penerbit, terjalin pengertian yang baik tentang apa yang dimaksud dengan tanda koreksi itu. Tanda-tanda koreksi itu dapat ditempatkan langsung dalam teks atau pada pinggir naskah sejajar dengan baris yang bersangkutan. Tiap tanda perbaikan dalam baris tersebut (kalau ada lebih dari satu perbaikan pada satu baris) harus ditempatkan berturut-turut pada bagian pinggir kertas; bila perlu tiap-tiapnya dipis

Buku Komposisi Gorys Keraf

Daftar Isi Buku Komposisi Gorys Keraf Kata Pengantar Daftar Isi PENDAHULUAN Bahasa Aspek Bahasa Fungsi Bahasa Tujuan Kemahiran Berbahasa Manfaat Tambahan Kesimpulan BAB I PUNGTUASI Pentingnya Pungtuasi Dasar Pungtuasi Macam-macam Pungtuasi BAB II KALIMAT YANG EFEKTIF Pendahuluan Kesatuan Gagasan Koherensi yang baik dan kompak Penekanan Variasi Paralelisme Penalaran atau Logika BAB III ALINEA : KESATUAN DAN KEPADUAN Pengertian Alinea Macam-macam Alinea Syarat-syarat Pembentukan Alinea Kesatuan Alinea Kepaduan Alinea 5.1 Masalah Kebahasaan 5.2 Perincian dan Urutan Pikiran BAB IV ALINEA : PERKEMBANGAN ALINEA Klimaks dan Anti-Klimaks Sudut Pandangan Perbandingan dan Pertentangan Analogi Contoh Proses Sebab - Akibat Umum - Khusus Klasifikasi Definisi Luar Perkembangan dan Kepaduan antar alinea BAB V TEMA KARANGAN Pengertian Tema Pemilihan Topik Pembatasan Topik Menentukan Maksud Tesis dan Pengungkapan Maksud

Bagian Pelengkap Pendahuluan

2. Bagian Pelengkap Pendahuluan Bagian pelengkap pendahuluan atau disebut juga halaman-halaman pendahuluan sama sekali tidak menyangkut isi karangan. Tetapi bagian ini harus disiapkan sebagai bahan informasi bagi para pembaca dan sekaligus berfungsi menampilkan karangan itu dalam bentuk yang kelihatan lebih menarik. Biasanya bagian pelengkap pendahuluan dinomori dengan mempergunakan angka Romawi. Bagian pelengkap pendahuluan biasanya terdiri dari judul pendahuluan, halaman pengesahan, halaman judul, halaman persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar dan tabel, dan halaman penjelasan kalau ada. Bila karangan itu akan diterbitkan sebagai buku, maka bagian-bagian yang diperlukan sebagai persyaratan formal adalah: judul pendahuluan, halaman belakang judul pendahuluan, halaman judul, halaman belakang judul, halaman persembahan dan halaman belakang persembahan kalau ada, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar atau tabel serta halaman penjelasan atau keterangan kalau