Jenis Fonem Jenis fonem yang dibicarakan di atas (vokal dan konsonan) dapat dibayangkan sebagai atau dikaitkan dengan segmen-segmen yang membentuk arus ujaran. Kata bintang , misalnya, dilihat sebagai sesuatu yang dibentuk oleh enam segmen — /b/, /i/, /n/, /t/, /a/, /Å‹/. Satuan bunyi fungsional tidak hanya berupa fonem-fonem segmental. Jika dalam fonetik telah diperkenalkan adanya unsur-unsur suprasegmental, dalam fonologi juga dikenal adanya jenis fonem suprasegmental. Dalam bahasa Batak Toba kata /itÉ™m/ berarti '(pewarna) hitam', sedangkan /itÉ”m/ (dengan tekanan pada suku kedua) berarti 'saudaramu'. Terlihat bahasa yang membedakan kedua kata itu adalah letak tekanannya, sehingga dapat dikatakan bahwa tekanan bersifat fungsional. Lain lagi yang diperlihatkan dalam contoh bahasa Inggris berikut. Di sini perubahan letak tekanan tidak mengubah makna leksikal kata, tetapi mengubah jenis katanya. Kata benda Kata kerja ‘import ‘impor’
Di usianya yang baru menginjak duapuluhan, Larry Mizel, yang kemudian menjadi pemodal properti dan filantrofis yang sangat sukses, bersiap pindah dari Oklahoma. Lahir di Tulsa tahun 1942, ia menyelesaikan kuliah S1 dan kuliah bidang hukum selama satu tahun di University of Oklahoma, kemudian pindah ke University of Denver College of Law di tahun 1965. Tidak seperti rekan-rekannya yang berkarier di bidang hukum, tujuan utama Larry masuk sekolah hukum adalah sebagai jalan pembuka hasratnya, yaitu: berbisnis.
Suatu malam dia membuat keputusan amat penting yaitu berhenti di sebuah kafe di perbatasan area sibuk di Denver. Tempat itu banyak dikunjungi oleh para profesional muda. "Saat ini Anda menyebutnya networking", kata Mizel. "Tapi dulu belum ada sebutan keren itu. Kita menyebutnya nongkrong". Di sore musim gugur itu dia berkenalan dengan dedengkot properti bernama Burt Heimlich, yang mengenalkannya pertama kali pada transaksi properti: tanah kosong di seberang jalan dekat sudut antara Meksiko dan Colorado Boulevard. Heimlich memberitahu Mizel bahwa dia bersama sekelompok pemodal akan membangun apartemen sepuluh tingkat di tanah tersebut. Mizel dengan cepat menimbang kesempatan tersebut dan memutuskan untuk ikut.
Meskipun dia masih kuliah, dia memiliki uang $20.000 warisan dari kakeknya. Setelah bertemu dengan arsitek Roland Wilson, dia menanamkan uangnya sebesar $18.000 dan menarik 10 persen bunga dari proyek tersebut. Kelompok tersebut berhasil mengumpulkan uang yang cukup untuk membeli tanah dan membiayai pembangunan gedung.
Dalam delapan belas bulan kemudian, Mizel membenamkan diri dalam proyek itu, dan sekolahnya terbengkalai. "Saya belajar sambil bekerja dalam proyek tersebut", kata Mizel. "Mungkin saya melakukan kekeliruan di mana-mana, tetapi saya belajar agar lain kali dapat melakukannya dengan benar."
Saat bangunan tersebut berdiri, meningkatlah hasrat Mizel untuk membangun properti. "Saya bangun setiap pagi dan tak sabar untuk bekerja", katanya. Saat ditanya yang mana yang membuat hasratnya membesar, apakah bangunannya atau uang yang akan didapatnya, dia menggelengkan kepalanya. "Itu karena keinginan untuk terus maju. Itu adalah hasrat untuk membuat sesuatu yang sebelumnya tidak ada".
Tapi sebelum proyek tersebut selesai, para rekan bisnisnya menyadari bahwa mereka mempunyai masalah: uang kas mereka hampir habis sementara konstruksi baru 80 persen berjalan. Mizel kemudian segera belajar bahwa hampir setiap proyek pembangunan gedung akan membutuhkan waktu dan pembiayaan yang lebih besar daripada rencana. Namun kelompok pemodal ini tidak mempersiapkan diri pada kemungkinan ini.
Tampak jelas di depan mata bahwa proyek tersebut membutuhkan tambahan dana. Kalau tidak, segera setelah pekerja konstruksi dihentikan pembayarannya, pemberi pinjaman dana akan menganggap bahwa proyek tersebut berhenti dan akan mengambil alih kepemilikan gedung tersebut. "Kita perlu jalan agar proyek tetap berjalan meskipun lambat agar bisa mengulur waktu sementara mencari tambahan dana". Masalahnya tidak ada yang mau meminjamkan dana untuk menyelesaikan proyek yang sudah senilai dengan kolateralnya pada saat meminjam pertama kali.
Mizel dan mitranya saat itu bisa saja menyerahkan kerangka gedung kepada krediturnya. Tetapi hal itu berlawanan dengan prinsip utama hidupnya: tidak, tidak, dan tidak pernah menyerah.
Pada waktu itu Mizel telah memulai pembangunan proyek keduanya dan mulai menjadikan dirinya sebagai calon pengusaha sukses. Melalui kerja keras, fokus dan dedikasi, dia menjadi pengusaha yang mana orang-orang berani mempertaruhkan risiko demi kerja sama bisnis di masa depan dengannya. Mizel menggunakan kredibilitas barunya dan kreativitasnya untuk meyakinkan para pemasok untuk mendanai dahulu pekerjaan mereka sendiri, atau mencari tambahan dana dari sumber-sumber yang lain pula.
Pembangunan gedung tersebut selesai di tahun 1967, diberi nama De Medici Apartments, masih berdiri di dekat sudut antara Meksiko dan Colorado Boulevard, dan Larry Mizel masih memiliki sahamnya. Dia juga bertindak sebagai pendiri, komisaris dan CEO dari MDC Holdings, satu dari kontraktor nasional terbesar yang mempekerjakan beberapa ribu karyawan dan nilai sahamnya di bulan April 2008 lebih dari $2 miliar, meskipun di tengah krisis perumahan di sejarah Amerika modern ini. MDC didirikan di tahun 1972 dengan kapitalisasi saham awal sebesar $50.000.
Mizel telah mengalami banyak jungkir balik di bisnis properti yang keras sejak pengalaman pertamanya yang memabukkan di tahun 1966. Tetapi dia bertahan dan menjadi lebih kuat berkat tantangan-tantangan tersebut. Kegagalan, katanya, adalah sikap, bukan peristiwa. Saat ditanya bagaimana dia menyikapi kegagalan, dia menjawab, "Saya tidak tahu. Saya tidak ingat kapan mengalaminya—buat saya, kegagalan tidak pernah menjadi pilihan".
Apa yang sebenarnya terjadi di sini adalah Larry Mizel menggunakan kegagalannya untuk mengambil pelajaran dari proyek pertamanya sebagai pemicu untuk memulai proyek-proyek selanjutnya. Dia juga benar-benar belajar dari kekeliruan pertamanya dan berjanji untuk tidak membuat kekeliruan yang sama lagi, dan akhirnya mampu melanjutkan bisnisnya di properti dengan sukses. Meskipun Mizel tidak memahami tuntunan pemeriksaan diri seperti yang diungkapkan di atas, dia secara dini telah mengenali kesalahan kecilnya sehingga tidak mengulangnya dan tidak perlu sampai menyebabkan kegagalan besar.
Intisari untuk Bisnis: Anda perlu melakukan pemeriksaan jiwa sesering Anda memeriksa neraca. Hal ini akan memberi Anda pandangan jelas tentang kekurangan pada sifat Anda dan kesalahan-kesalahan dalam bisnis yang bisa menyebabkan kegagalan. Informasi yang didapat dari hasil pemeriksaan ini dapat mengelakkan kegagalan dalam skala besar. Lakukanlah ini seminggu sekali.
Intisari untuk Pribadi: Jika terdapat sifat atau pembawaan yang menyebabkan Anda gagal, hentikanlah perilaku tersebut. Setelah beberapa lama, ketidakhadiran dari sifat negatif akan menjadi sifat alami kedua Anda. Hal ini berlaku juga jika Anda ingin memasukkan perilaku positif, berpura-puralah hingga Anda merasakannya sebagai kenyataan.
Baca: Buku Sukses Bisnis Cara Yahudi
Comments
Post a Comment