Skip to main content

Jenis Fonem

Jenis Fonem Jenis fonem yang dibicarakan di atas (vokal dan konsonan) dapat dibayangkan sebagai atau dikaitkan dengan segmen-segmen yang membentuk arus ujaran. Kata bintang , misalnya, dilihat sebagai sesuatu yang dibentuk oleh enam segmen — /b/, /i/, /n/, /t/, /a/, /ŋ/. Satuan bunyi fungsional tidak hanya berupa fonem-fonem segmental. Jika dalam fonetik telah diperkenalkan adanya unsur-unsur suprasegmental, dalam fonologi juga dikenal adanya jenis fonem suprasegmental. Dalam bahasa Batak Toba kata /itəm/ berarti '(pewarna) hitam', sedangkan /itɔm/ (dengan tekanan pada suku kedua) berarti 'saudaramu'. Terlihat bahasa yang membedakan kedua kata itu adalah letak tekanannya, sehingga dapat dikatakan bahwa tekanan bersifat fungsional. Lain lagi yang diperlihatkan dalam contoh bahasa Inggris berikut. Di sini perubahan letak tekanan tidak mengubah makna leksikal kata, tetapi mengubah jenis katanya. Kata benda Kata kerja ‘import ‘impor’ ...

Kanshibun

Kanshibun


6.  Kanshibun


Orang Jepang telah lama sejak dulu membuat ‘kanshibun’ (syair berbentuk bahasa Cina tetapi dibaca secara bahasa Jepang) karena pengaruh yang sangat besar dari kebudayaan Cina. Karena pengaruh ini, Jepang tidak merasa sungkan lagi menciptakan sendiri dengan meniru pola kesusastraan asing. Banyak karya-karya pada masa jayanya syair kanshibun hancur pada waktu terjadi kerusuhan Jinshin (tahun 672), misalnya Umakaishuu karya Fujiwara Umakai yang diciptakan pada awal zaman Nara dan Kanbisoo karya Isonokamino Otomaro yang diciptakan pada pertengahan zaman Nara, semuanya telah lenyap. Yang masih tersisa sampai sekarang ialah yang berjudul Kaifuusoo dan syair-syair kanshibun lain misalnya yang ditulis oleh Yamanoueno Okura pengarang Manyooshuu.

Pada zaman itu tidak terlihat adanya syair-syair yang panjang. Syair Okura yang berjudul Chin-ajiaibun yag menceritakan perasaan penyair sendiri termasuk panjang. Ia menuturkan: “Zokudoo no kari ni ai sunawachi hanare, sariyasuku todomarigataki koto wo kanashiburu uta”. (Di dunia ini tidak ada pertemuan yang kekal, ada pertemuan harus ada perpisahan). Berbeda dengan syair-syair Kaifusoo, syair ini penuh dengan ratapan tentang kegagalan dan kepedihan hidup manusia.

Kaifusoo diciptakan pada tahun 751, penyusunnya dikatakan adalah Oomino Mifune atau mungkin juga orang lain, dalam hal ini tidak jelas. Umumnya tiap bait terdiri dari lima huruf kanji, yang terdiri dari tujuh kanji juga ada tetapi tidak banyak. Seluruhnya berjumlah 120 bagian ditambah kata pengantar, jumlah ini bisa berubah tergantung buku asal yang ditinggalkan sampai sekarang. Penulisnya ada 64 orang, terdiri dari kaisar, pangeran, kepala suku, pejabat keraton, pendeta dan lain-lain, terbatas pada golongan yang mendapat pendidikan.

Kaifusoo ini umumnya berisikan syair-syair yang mengisahkan pesta-pesta, penyair berpesiar naik perahu sambil minum arak dan syair jawaban terhadap permintaan kaisar. Syair jenis ini merupakan pelopor untuk perkembangan ‘Kanbungaku’ (kesusastraan Cina yang berkembang di Jepang) pada awal zaman Heian.

Berikut ini dikemukakan contoh karya pangeran Ootsuno Miko yang mengungkapkan perasaan hatinya yang penuh dengan kesedihan.
                                         

Dibaca secara bahasa Jepang :
Kin-u seiha-ni terai
Kosei tanmei-wo unagasu
Senro hinshu nashi
Kono yuube ie-wo sakarite mukau
Matahari condong menyinari bangunan barat
Tiba waktu beduk dipukul memberitahukan berakhirnya napasku
Jalan ke akhirat, tiada teman, tiada penyambut,
Sore ini aku menuju ke sana.



Baca : Buku Sejarah Kesusastraan Jepang

Comments

Popular posts from this blog

Tanda-tanda Koreksi

6. Tanda-tanda Koreksi Sebelum menyerahkan naskah kepada dosen atau penerbit, setiap naskah harus dibaca kembali untuk mengetahui apakah tidak terdapat kesalahan dalam soal ejaan , tatabahasa atau pengetikan. Untuk tidak membuang waktu, maka cukuplah kalau diadakan koreksi langsung pada bagian-bagian yang salah tersebut. Bila terdapat terlalu banyak salah pengetikan dan sebagainya, maka lebih baik halaman tersebut diketik kembali. Untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan itu, lazim dipergunakan tanda-tanda koreksi tertentu, sehingga antara penulis dan dosen, atau antara penulis dan penerbit, terjalin pengertian yang baik tentang apa yang dimaksud dengan tanda koreksi itu. Tanda-tanda koreksi itu dapat ditempatkan langsung dalam teks atau pada pinggir naskah sejajar dengan baris yang bersangkutan. Tiap tanda perbaikan dalam baris tersebut (kalau ada lebih dari satu perbaikan pada satu baris) harus ditempatkan berturut-turut pada bagian pinggir kertas; bila perlu tiap-tiapnya d...

Sejarah Kesusastraan Jepang

Buku Sejarah Kesusastraan Jepang (Nihon Bungakushi) oleh Isoji Asoo dkk. Daftar Isi Kata Pengantar Kata Sambutan Catatan dari Penyunting Daftar Isi 1.        KESUSASTRAAN ZAMAN JOODAI 1.   Garis Besar Kesusastraan Zaman Joodai 2.   Mitologi, Legenda dan Dongeng 3.   Norito dan Senmyoo 4.   Nyanyian Zaman Joodai 5.   Manyooshuu 6.   Kanshibun 2.        KESUSASTRAAN ZAMAN HEIAN 1.   Garis Besar Kesusastraan Zaman Heian 2.   Kanshibun, Waka dan Kayoo 3.   Monogatari 4.   Catatan Harian dan Essei 5.   Ceritera Sejarah dan Dongeng 3.        KESUSASTRAAN ABAD PERTENGAHAN 1.   Garis Besar Kesusastraan Abad Pertengahan 2.   Pantun Waka dan Pantun Renga 3.   Monogatari, Setsuwa dan Otogizooshi 4.   Essei, Catatan Harian dan Catatan Perjalanan 5.   Hoogo dan Kanbungaku 6. ...

Buku Komposisi Gorys Keraf

Daftar Isi Buku Komposisi Gorys Keraf Kata Pengantar Daftar Isi PENDAHULUAN Bahasa Aspek Bahasa Fungsi Bahasa Tujuan Kemahiran Berbahasa Manfaat Tambahan Kesimpulan BAB I PUNGTUASI Pentingnya Pungtuasi Dasar Pungtuasi Macam-macam Pungtuasi BAB II KALIMAT YANG EFEKTIF Pendahuluan Kesatuan Gagasan Koherensi yang baik dan kompak Penekanan Variasi Paralelisme Penalaran atau Logika BAB III ALINEA : KESATUAN DAN KEPADUAN Pengertian Alinea Macam-macam Alinea Syarat-syarat Pembentukan Alinea Kesatuan Alinea Kepaduan Alinea 5.1 Masalah Kebahasaan 5.2 Perincian dan Urutan Pikiran BAB IV ALINEA : PERKEMBANGAN ALINEA Klimaks dan Anti-Klimaks Sudut Pandangan Perbandingan dan Pertentangan Analogi Contoh Proses Sebab - Akibat Umum - Khusus Klasifikasi Definisi Luar Perkembangan dan Kepaduan antar alinea BAB V TEMA KARANGAN Pengertian Tema Pemilihan Topik Pembatasan Topik Menentukan Maksud Tesis dan Pengungkapan Maksud ...