Skip to main content

Jenis Fonem

Jenis Fonem Jenis fonem yang dibicarakan di atas (vokal dan konsonan) dapat dibayangkan sebagai atau dikaitkan dengan segmen-segmen yang membentuk arus ujaran. Kata bintang , misalnya, dilihat sebagai sesuatu yang dibentuk oleh enam segmen — /b/, /i/, /n/, /t/, /a/, /Å‹/. Satuan bunyi fungsional tidak hanya berupa fonem-fonem segmental. Jika dalam fonetik telah diperkenalkan adanya unsur-unsur suprasegmental, dalam fonologi juga dikenal adanya jenis fonem suprasegmental. Dalam bahasa Batak Toba kata /itÉ™m/ berarti '(pewarna) hitam', sedangkan /itÉ”m/ (dengan tekanan pada suku kedua) berarti 'saudaramu'. Terlihat bahasa yang membedakan kedua kata itu adalah letak tekanannya, sehingga dapat dikatakan bahwa tekanan bersifat fungsional. Lain lagi yang diperlihatkan dalam contoh bahasa Inggris berikut. Di sini perubahan letak tekanan tidak mengubah makna leksikal kata, tetapi mengubah jenis katanya. Kata benda Kata kerja ‘import ‘impor’

Penerapan Informasi

Penerapan Informasi


Beberapa murid saya menanyakan cara menerapkan informasi secara musikal dan efektif. Mereka umumnya bertanya, "Kenapa saya tidak bisa memainkan materi ini di kelas padahal waktu berlatih di rumah saya bisa memainkannya dengan baik?"

Menurut saya ada beberapa alasan untuk ini. Kamu bisa memainkan sesuatu beberapa kali di rumah sampai akhirnya kamu merasa nyaman. Pada saat belajar di tempat kursus atau sekolah, kamu pada dasarnya memiliki satu kesempatan untuk memainkannya dengan baik. Ini menciptakan tekanan (stres). Dan murid yang tidak pernah puas selalu ingin melakukan dengan baik dan berhasil dalam pelajaran yang diikutinya sehingga tekanan tersebut bertambah besar. Saya memberi tahu para murid saya untuk tidak terlalu mengkhawatirkan hal itu—terus berlatih dan meningkatkan kemampuan, dan itu tidak akan terasa sebagai masalah besar.

Pertanyaan lain yang sering muncul adalah, "Kenapa saya bisa memainkan segala hal di rumah, tapi ketika manggung saya tidak bisa mempraktekkannya?" Sekali lagi, bagian dari masalahnya adalah bertambahnya tekanan saat bermain live bersama orang lain dan di depan penonton. Temponya juga mungkin tidak sama persis sama dengan yang kamu jumpai saat berlatih di rumah. Faktor-faktor ini dan faktor lainnya bisa mengubah kerangka berpikir yang kamu gunakan ketika kamu merasa nyaman di ruang latihanmu.

Faktor lainnya adalah bahwa kamu mungkin "terlalu memaksa". Yang saya maksud adalah lick  atau pola yang kamu latih di rumah mungkin tidak sesuai untuk groove atau lagu tertentu yang kamu mainkan. Para drummer muda seringkali berusaha memainkan fill dahsyat sehingga mereka berlatih sungguh-sungguh di rumah, tapi dalam proses itu mereka kehilangan tempo, groove, atau gaya lagu tersebut.

Saran saya adalah utamakan lagu itu. Sebagai ganti memainkan sesuatu yang mungkin mengesankan drummer lain, cobalah memainkan sesuatu yang benar-benar cocok untuk musik yang kamu mainkan, bahkan jika bagian itu kurang mengesankan. Tidak apa-apa jika kamu melatih fills, pola, solo, dan drum break yang heboh di rumah. Tapi ingat, semua itu biasanya butuh waktu agar menyatu dengan dirimu dan mulai terdengar natural. Teruslah berlatih, dan jika ada celah yang terasa pas untuk bagian yang telah kamu latih, hal itu akan muncul secara natural. Kamu hanya perlu lebih sabar.

Setelah kamu melatih semua gagasan ini sesering mungkin, dan tiba waktunya untuk tampil, lupakan semuanya. Katakan kepada dirimu sendiri, "Aku punya semua gagasan hebat yang bisa aku  mainkan. Tapi aku tidak perlu memainkan semuanya malam ini. Aku akan berkonsentrasi pada grooving, dan memainkan hal-hal yang cocok dengan musik itu—dan permainanku akan terdengar hebat". Lalu rileks—karena kamu memiliki lebih banyak ide dan permainan daripada yang kamu butuhkan—naiklah ke panggung, siap memainkan groove yang dahsyat. Pendekatan ini akan membuatmu spontan, kreatif, orisinal, dan musikal—secara bersamaan.

Seorang pesohor berkata, "Sumber informasi kurang penting dibandingkan apa yang kamu lakukan dengan informasi itu". Sebuah contoh yang bagus tentang hal ini adalah ketika kamu mendengar fill yang hebat di sebuah kaset. Kamu mungkin bisa atau tidak bisa memainkan persis seperti yang dilakukan oleh drummer itu. Tapi itu tidak penting. Gunakan ide itu untuk mengembangkan permainanmu sendiri. Mainkan fill atau pola itu secara berbeda sampai kamu merasa nyaman. Lalu gunakan semua itu untuk memancing kreativitasmu, jadi bukan semata-mata menirunya. Dengan cara ini kamu menjadikannya milikmu sendiri, dan itu akan kedengaran natural di telingamu.

Contoh lain dari konsep ini adalah, "Yang penting bukan apa yang kamu lakukan, tapi cara kamu melakukannya". Para drummer besar punya cara memainkan segala sesuatu yang pada awalnya tampak seperti permainan standar, tapi mereka akan mengubah sesuatu—sering kali perubahan yang sangat kecil—dan tiba-tiba permainan itu terdengar lebih baik. Mereka mungkin menyederhanakan bagian itu, menggunakan sumber suara yang berbeda, atau menambah satu atau dua aksen, yang membuatnya secara musikal lebih bertenaga.

Aspek lain dari gagasan ini disampaikan bertahun-tahun lalu oleh drummer hebat Cozy Cole. Cozy berkata, "Setiap drummer—bahkan jika dia bukan pemain yang sangat baik—punya satu atau dua lick ciptaannya sendiri yang dia mainkan dengan baik. Kamu bisa belajar banyak dengan menonton dan mendengarkan satu atau dua lick bagus itu".

Kebanyakan drummer sukses pada akhirnya bermain lebih daripada guru-guru mereka. Ini karena para guru mereka memiliki konsep yang andal. Murid berbakat menerima konsep itu, menambahkan gagasannya sendiri, mengembangkan dan memperluasnya, dan menciptakan gayanya sendiri.

Pertimbangkan pepatah ini: "Muridlah yang menentukan berapa banyak yang ia pelajari". Seorang guru hanya bisa menyuguhkan pengalaman dan konsep-konsepnya. Beberapa murid menerima ide-ide itu dan menjalankannya sendiri, sementara murid lainnya tidak. Seminggu setelah mempelajari satu pelajaran baru, beberapa murid kembali ke kelas dan berkata, "Anda tahu rhythm yang anda tunjukkan kepada saya minggu lalu? Saya sudah mengubah beberapa bagiannya dan menambahkan beberapa aksen, dan kedengarannya benar-benar menarik. Apakah anda mau mendengarkannya?" Saya selalu mendukung kreativitas seperti ini.

Intinya tak peduli apa pun idenya dan dari mana pun asalnya, kamu harus melatihnya, mengembangkannya, dan menjadikannya milikmu sendiri. Inilah yang saya maksudkan "penerapan informasi". Ambil gagasan-gagasan besar yang kamu pelajari dan cari cara untuk menerapkannya secara kreatif dan musikal.


Baca: Buku Panduan Menjadi Drummer Profesional

Comments

Popular posts from this blog

Tanda-tanda Koreksi

6. Tanda-tanda Koreksi Sebelum menyerahkan naskah kepada dosen atau penerbit, setiap naskah harus dibaca kembali untuk mengetahui apakah tidak terdapat kesalahan dalam soal ejaan , tatabahasa atau pengetikan. Untuk tidak membuang waktu, maka cukuplah kalau diadakan koreksi langsung pada bagian-bagian yang salah tersebut. Bila terdapat terlalu banyak salah pengetikan dan sebagainya, maka lebih baik halaman tersebut diketik kembali. Untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan itu, lazim dipergunakan tanda-tanda koreksi tertentu, sehingga antara penulis dan dosen, atau antara penulis dan penerbit, terjalin pengertian yang baik tentang apa yang dimaksud dengan tanda koreksi itu. Tanda-tanda koreksi itu dapat ditempatkan langsung dalam teks atau pada pinggir naskah sejajar dengan baris yang bersangkutan. Tiap tanda perbaikan dalam baris tersebut (kalau ada lebih dari satu perbaikan pada satu baris) harus ditempatkan berturut-turut pada bagian pinggir kertas; bila perlu tiap-tiapnya dipis

Buku Komposisi Gorys Keraf

Daftar Isi Buku Komposisi Gorys Keraf Kata Pengantar Daftar Isi PENDAHULUAN Bahasa Aspek Bahasa Fungsi Bahasa Tujuan Kemahiran Berbahasa Manfaat Tambahan Kesimpulan BAB I PUNGTUASI Pentingnya Pungtuasi Dasar Pungtuasi Macam-macam Pungtuasi BAB II KALIMAT YANG EFEKTIF Pendahuluan Kesatuan Gagasan Koherensi yang baik dan kompak Penekanan Variasi Paralelisme Penalaran atau Logika BAB III ALINEA : KESATUAN DAN KEPADUAN Pengertian Alinea Macam-macam Alinea Syarat-syarat Pembentukan Alinea Kesatuan Alinea Kepaduan Alinea 5.1 Masalah Kebahasaan 5.2 Perincian dan Urutan Pikiran BAB IV ALINEA : PERKEMBANGAN ALINEA Klimaks dan Anti-Klimaks Sudut Pandangan Perbandingan dan Pertentangan Analogi Contoh Proses Sebab - Akibat Umum - Khusus Klasifikasi Definisi Luar Perkembangan dan Kepaduan antar alinea BAB V TEMA KARANGAN Pengertian Tema Pemilihan Topik Pembatasan Topik Menentukan Maksud Tesis dan Pengungkapan Maksud

Bagian Pelengkap Pendahuluan

2. Bagian Pelengkap Pendahuluan Bagian pelengkap pendahuluan atau disebut juga halaman-halaman pendahuluan sama sekali tidak menyangkut isi karangan. Tetapi bagian ini harus disiapkan sebagai bahan informasi bagi para pembaca dan sekaligus berfungsi menampilkan karangan itu dalam bentuk yang kelihatan lebih menarik. Biasanya bagian pelengkap pendahuluan dinomori dengan mempergunakan angka Romawi. Bagian pelengkap pendahuluan biasanya terdiri dari judul pendahuluan, halaman pengesahan, halaman judul, halaman persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar dan tabel, dan halaman penjelasan kalau ada. Bila karangan itu akan diterbitkan sebagai buku, maka bagian-bagian yang diperlukan sebagai persyaratan formal adalah: judul pendahuluan, halaman belakang judul pendahuluan, halaman judul, halaman belakang judul, halaman persembahan dan halaman belakang persembahan kalau ada, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar atau tabel serta halaman penjelasan atau keterangan kalau