Jenis Fonem Jenis fonem yang dibicarakan di atas (vokal dan konsonan) dapat dibayangkan sebagai atau dikaitkan dengan segmen-segmen yang membentuk arus ujaran. Kata bintang , misalnya, dilihat sebagai sesuatu yang dibentuk oleh enam segmen — /b/, /i/, /n/, /t/, /a/, /Å‹/. Satuan bunyi fungsional tidak hanya berupa fonem-fonem segmental. Jika dalam fonetik telah diperkenalkan adanya unsur-unsur suprasegmental, dalam fonologi juga dikenal adanya jenis fonem suprasegmental. Dalam bahasa Batak Toba kata /itÉ™m/ berarti '(pewarna) hitam', sedangkan /itÉ”m/ (dengan tekanan pada suku kedua) berarti 'saudaramu'. Terlihat bahasa yang membedakan kedua kata itu adalah letak tekanannya, sehingga dapat dikatakan bahwa tekanan bersifat fungsional. Lain lagi yang diperlihatkan dalam contoh bahasa Inggris berikut. Di sini perubahan letak tekanan tidak mengubah makna leksikal kata, tetapi mengubah jenis katanya. Kata benda Kata kerja ‘import ‘impor’
Saya tidak suka melakukan kesalahan. Saya merasa frustasi ketika hal itu terjadi dan saya kira kebanyakan orang juga merasa demikian. Berapa kali kita berkata, "Kenapa aku melakukan itu?" atau "Mustahil aku tadi melakukan itu!" Kita adalah manusia dan kita semua sesekali melakukan kesalahan.
Sekolah, terutama ketika kita masih amat muda, mengajarkan bahwa kesalahan itu buruk. Malah kesalahan seringkali diikuti dengan hukuman. Kita diperintah, "Lakukan lagi, dan terus ulangi sampai benar!"
Di sekolah, selalu ada jawaban yang "benar" untuk masalah yang timbul. Tapi dalam kehidupan nyata, tidaklah sesederhana itu. Dan dalam permainan drum, amat sering ada lebih dari satu cara untuk memainkan sebuah lagu dan membuatnya kedengaran hebat. Kreativitas pemain sangat berperan di sini. Jadi, jika kamu mulai memainkan satu instrument musikal, atau terlibat dalam aktivitas kreatif apa pun, kesalahan memiliki makna yang berbeda. James Joyce, pengarang ternama, berkata, "Kesalahan adalah gerbang penemuan." Woody Allen berkata, "Jika kamu tidak melakukan kesalahan, berarti kamu tidak mencoba." Tanpa kesalahan tidak akan ada eksperimentasi...tidak ada pembelajaran...tidak ada pertumbuhan. Kesalahan adalah bagian penting dari proses pembelajaran.
Sayangnya, saya tahu beberapa guru drum yang meneriaki muridnya ketika si murid melakukan kesalahan. Alhasil, kadang-kadang si murid memutuskan untuk tidak mencoba. (Jika kamu tidak mencoba, kamu tidak melakukan kesalahan, dan karena itu tidak ada yang meneriakimu). Ini menyedihkan, karena guru sebenarnya harus menjelaskan, mendorong, dan memberi dukungan. Mereka seharusnya tidak memarahi, meremehkan, atau mengintimidasi murid-murid mereka.
Apakah kamu pernah berkata seperti, "Aku benci diriku sendiri" atau "Aku benar-benar bego"? Pemikiran seperti ini tidak banyak membantu. Semua ini hanya membuatmu merasa tidak enak dan kamu tidak belajar apa-apa. Sebagai gantinya, cobalah pendekatan ini: Kali berikutnya kamu melakukan kesalahan, tanyakan kepada dirimu sendiri, "Kenapa aku melakukan kesalahan ini? Apakah karena tidak berkonsentrasi? Apakah ada yang mengalihkan perhatianku? Atau apakah hanya karena aku kurang persiapan? Haruskah aku melatih komposisi ini lebih sering lagi?"
Dengan kata lain, sebagai ganti mengkritik diri sendiri, cobalah mengidentifikasi masalahnya. Begitu kamu memahami mengapa kamu melakukan kesalahan, kamu bisa mengoreksinya—dan menghindari melakukan kesalahan yang sama di masa yang akan datang.
Dengan memahami kesalahan, kamu bisa belajar dari kesalahan itu. Toh melakukan kesalahan tidak membuatmu menjadi orang yang buruk. Itu hanya membuktikan bahwa kamu adalah manusia, bukan mesin.
Persiapan membantu mengurangi jumlah dan parahnya tingkat kesalahan. Jauh lebih baik melakukan beberapa kesalahan kecil daripada satu kesalahan yang sangat besar. Persiapan membantumu mengurangi kesalahanmu. Jika kamu melakukan lebih sedikit kesalahan saat kamu berkembang dan bertumbuh, kamu akan meningkat. Sepanjang kamu melakukan peningkatan, kamu melakukan banyak hal dengan benar.
Jika segala sesuatunya berjalan dengan baik, kita cenderung menerimanya begitu saja. Konsekuensinya, kita tidak belajar banyak ketika segala sesuatunya berjalan lancar. Seorang yang bijak berkata, "Kesalahan adalah cara hidup ini menarik perhatianmu." Orang yang paling waspada adalah yang terhindar atau nyaris celaka. Misalnya, setelah hampir mengalami kecelakaan mobil, kamu biasanya akan mengemudi dengan lebih berhati-hati di kemudian hari.
Melakukan kesalahan dalam bermain drum tidak berisiko pada dirimu—tapi bisa menimbulkan rasa frustasi. Tanyakan pada dirimu sendiri, "Apakah aku berkonsentrasi pada kesalahanku sebagai musisi? Apakah aku lebih teringat pada kesalahan-kesalahanku ketimbang pada hal-hal yang bisa kulakukan dengan baik?" Sering kali kita menyiksa diri dengan kesalahan-kesalahan kita. Sebagai hasilnya, kesalahan itu sering kali menggerogoti keyakinan kita. Pendekatan terbaik adalah mengembangkan pandangan yang seimbang mengenai segala sesuatunya. Misalnya, jika kamu memainkan dua puluh lagu dengan sangat baik dan hanya melakukan kekeliruan di satu lagu, menurut saya pertunjukanmu itu sukses. Jika sebuah kesalahan menghancurkan seluruh penampilanmu pada satu malam, kamu benar-benar perlu sudut pandang baru. Berjuanglah mencapai yang terbaik, bukan mencapai kesempurnaan. Hendaknya tujuanmu hanya melakukan yang terbaik.
Lain kali kesalahan memenuhi pikiranmu, buatlah daftar semua hal yang kamu lakukan dengan baik pada hari itu. Kamu mungkin akan terkejut. Kita semua melakukan lebih banyak hal dengan baik di satu hari daripada yang kita sadari.
Jadi begini: Waspadalah akan kesalahan, belajarlah darinya, teruslah meningkatkan diri, dan banggalah atas hal-hal yang telah kamu lakukan dengan baik. Kamu akan lebih bahagia, lebih seimbang dan lebih produktif. Kamu juga akan melakukan lebih sedikit kesalahan.
Baca: Buku Panduan Menjadi Drummer Profesional
Comments
Post a Comment