Jenis Fonem Jenis fonem yang dibicarakan di atas (vokal dan konsonan) dapat dibayangkan sebagai atau dikaitkan dengan segmen-segmen yang membentuk arus ujaran. Kata bintang , misalnya, dilihat sebagai sesuatu yang dibentuk oleh enam segmen — /b/, /i/, /n/, /t/, /a/, /Å‹/. Satuan bunyi fungsional tidak hanya berupa fonem-fonem segmental. Jika dalam fonetik telah diperkenalkan adanya unsur-unsur suprasegmental, dalam fonologi juga dikenal adanya jenis fonem suprasegmental. Dalam bahasa Batak Toba kata /itÉ™m/ berarti '(pewarna) hitam', sedangkan /itÉ”m/ (dengan tekanan pada suku kedua) berarti 'saudaramu'. Terlihat bahasa yang membedakan kedua kata itu adalah letak tekanannya, sehingga dapat dikatakan bahwa tekanan bersifat fungsional. Lain lagi yang diperlihatkan dalam contoh bahasa Inggris berikut. Di sini perubahan letak tekanan tidak mengubah makna leksikal kata, tetapi mengubah jenis katanya. Kata benda Kata kerja ‘import ‘impor’
Ada sebuah cerita ternama yang berkembang di dunia bisnis dalam berbagai bentuk dan variasi. Yang saya dengar adalah seperti ini: Sebuah kapal laut yang amat besar akan segera diluncurkan. Tapi ada masalah. Mesin berteknologi tinggi tidak menghasilkan kekuatan yang memadai untuk bisa membawa kapal itu melintasi lautan lepas. Setelah dilakukan pengujian berkali-kali, para ahli menyerah. Akhirnya, dalam keputusasaan, pemilik kapal baru itu memanggil seorang konsultan terkenal. Konsultan itu, seorang yang sudah berumur dan sarat pengalaman, mengisap dan menghembuskan pipa tuanya saat ia mempelajari cetak biru mesin kapal megah itu. Ia diantar berkeliling ke segenap penjuru kapal oleh mandor dan pemilik, yang menjelaskan kompleksitas sistem energi kapal tersebut. Orang tua itu memandang, mendengarkan, mengamati dengan seksama, dan hanya sedikit berbicara.
Setelah tiga jam, orang tua itu menyalakan pipanya lagi dan mengeluarkan sebuah martil kecil dari kantongnya. Ia mendekati sebuah katup besar dan memukulnya dengan keras dengan martil itu. Tiba-tiba saja terdengar suara bergemuruh ketika semua mesin mulai bekerja dengan lancar. Semua orang lega. Sang pemilik berterima kasih kepada orang tua itu dan berkata, “Hebat. Kirim tagihannya ke saya.”
Kira-kira seminggu kemudian, pemilik tersebut menerima tagihan dan terkejut ketika melihatnya. Tagihan itu besarnya $1.000. Dia lalu mendiktekan sebuah surat ke sektetarisnya, yang isinya, “Dengan hormat, tampaknya tagihan Bapak terlalu tinggi hanya untuk mengetuk-ngetuk satu katup dengan sebuah martil kecil. Mohon tanggapan Bapak secepatnya.”
Seminggu kemudian, si pemilik menerima tagihan yang sudah dikoreksi yang disertai catatan ini. “Dengan hormat, Bapak benar. Biaya untuk mengetuk-ngetuknya hanya $1. Tapi untuk mengetahui di mana saya harus mengetuk, biayanya $999. Jadi jumlah totalnya adalah $1.000. Terima kasih sebesar-besarnya.”
Bagi saya, cerita ini tampaknya berlaku bagi banyak bidang pekerjaan—termasuk drumming. Pada dasarnya drumming adalah perkara mengetahui di mana dan kapan kita harus memukul. Drummer yang sukses dikagumi bukan karena banyaknya pukulan yang bisa dia mainkan, tapi bagaimana dia mengatur dan menempatkan ketukan dan pukulan itu. Saya sudah pernah mendengar para drummer dengan teknik terbatas bermain sebatas yang diperlukan—ketika hal itu diperlukan—tidak berlebihan, hanya sebatas yang dibutuhkan oleh musik yang dimainkan. Tentu saja, saya juga mendengar para drummer dengan teknik dan pelatihan hebat melakukan hal yang persis sama pada saat yang tepat.
Apa yang menyatukan para drummer yang punya latar belakang pelatihan dan pendekatan yang berbeda pada permainan drum? Keterampilan mendengarkan. Misalnya, saat kamu berbicara dengan orang lain, pernahkah kamu merasa bahwa orang tersebut tidak sabar menunggu anda selesai bicara agar dia bisa mengatakan sesuatu? Mendengarkan artinya tidak sekedar menunggu seseorang selesai bicara agar kamu bisa berbicara. Yang dimaksud di sini adalah mendengarkan dengan segenap perhatianmu—entah itu percakapan atau pertunjukan musikal.
Semua drummer yang mumpuni adalah pendengar yang hebat. Mereka mendengarkan segala yang sedang terjadi di sekitar mereka. Mereka bahkan mendengar “lubang-lubang” di mana sebuah fill in diperlukan. Mereka bermain sedemikian rupa sehingga melengkapi permainan rekan-rekan mereka. Mereka tidak pernah bermain berlebihan untuk mengalahkan solois atau grup. Mereka bermain "mengikuti arus", karena mereka mendengarkan. Mereka menyimaknya.
Mendengarkan adalah lebih dari sekadar memiliki segudang koleksi kaset atau cd. Mendengarkan, dalam satu hal, adalah belajar mendengar apa yang perlu kamu simak. Mendengarkan adalah cara belajar memfokuskan perhatian pada hal yang penting secara musikal.
Misalnya, saya sedang berdiskusi tentang bentuk-bentuk lagu dengan salah seorang murid saya yang berbakat. Dia tidak paham apa yang sedang saya bicarakan. Lalu saya menanyakan kepadanya jumlah birama dalam sebuah refrain blues. Dia tidak tahu. Saya mendemonstrasikan struktur dasar dari dua belas birama blues pada sebuah keyboard—struktur lagu yang paling fundamental. Setelah mengikuti pelajaran ini, dia terdorong untuk mendaftar ke sebuah kursus musik dasar di sebuah institut lokal.
Pembelajaran bentuk lagu dan pola akord adalah sebuah contoh pembelajaran apa yang perlu disimak. Sebenarnya pelatihan teori musik dewasa ini nyaris merupakan keharusan jika kamu membantu para drummer untuk mendengarkan band secara keseluruhan—bukan hanya diri mereka sendiri.
Para drummer muda dari semua era sering jatuh ke perangkap mendengarkan drummer yang memainkan satu gaya saja. Sejalan dengan pengalaman yang diperoleh, drummer yang lebih berbakat belajar mendengarkan musik secara keseluruhan, dengan drum sebagai salah satu bagian penting. Saat mereka tumbuh dan berkembang, mereka tidak hanya belajar menghargai drummer dari gaya yang berbeda tetapi juga berbagai jenis musik. Ada banyak sekali jenis musik di luar sana. Yang perlu kamu lakukan hanyalah mendengarkan.
Bila kamu ingin meningkatkan keterampilanmu mendengarkan, cobalah cara berikut ini: Analisislah bentuk lagu yang sedang kamu dengarkan. Dengarkan permainan gitar atau basnya saja sepanjang keseluruhan lagu. Lalu dengarkan lagi, kali ini konsentrasikan pada bagaimana drummer dan pemain bas bermain bersama. Dengarkan lagi aksen pada bagian drum dan bagaimana aksen itu berkaitan dengan alur melodi.
Belilah piano atau mallet bekas. Ini akan membantumu memvisualisasikan keyboard sehingga kamu bisa melihat sekaligus mendengar bagaimana progresi akord berlangsung. Ikuti kursus harmoni dan teori dasar di institusi lokal. Di banyak kota besar, kamu bisa mengikuti kelas musim panas, bahkan jika kamu masih di tingkat SMU. Sebenarnya murid yang saya sebutkan di atas baru berusia lima belas tahun. Tapi dia tidak punya masalah untuk mengikuti pelajaran musik bagi orang dewasa.
Investasikan uang untuk telingamu. Telingamu mungkin adalah elemen yang lebih penting ketimbang tanganmu atau semua peralatanmu. Investasikan waktu dan usaha untuk belajar menyimak dan memperhatikan musik sebagai ganti mendengarkan musik sepintas lalu. Dengarkan musik seolah-olah kamu adalah komposer sekaligus drummernya. Coba dengarkan apa yang ada di dalam musik itu.
Dengan dedikasi, usaha, dan pengalaman, kamu mungkin akan seperti konsultan tua itu. Ia mengamati, mendengarkan, dan tahun dengan tepat di mana harus mengetuk. Saya tidak punya konsep yang lebih baik bagi seorang drummer yang musikal.
Baca: Buku Panduan Menjadi Drummer Profesional
Comments
Post a Comment