Skip to main content

Jenis Fonem

Jenis Fonem Jenis fonem yang dibicarakan di atas (vokal dan konsonan) dapat dibayangkan sebagai atau dikaitkan dengan segmen-segmen yang membentuk arus ujaran. Kata bintang , misalnya, dilihat sebagai sesuatu yang dibentuk oleh enam segmen — /b/, /i/, /n/, /t/, /a/, /Å‹/. Satuan bunyi fungsional tidak hanya berupa fonem-fonem segmental. Jika dalam fonetik telah diperkenalkan adanya unsur-unsur suprasegmental, dalam fonologi juga dikenal adanya jenis fonem suprasegmental. Dalam bahasa Batak Toba kata /itÉ™m/ berarti '(pewarna) hitam', sedangkan /itÉ”m/ (dengan tekanan pada suku kedua) berarti 'saudaramu'. Terlihat bahasa yang membedakan kedua kata itu adalah letak tekanannya, sehingga dapat dikatakan bahwa tekanan bersifat fungsional. Lain lagi yang diperlihatkan dalam contoh bahasa Inggris berikut. Di sini perubahan letak tekanan tidak mengubah makna leksikal kata, tetapi mengubah jenis katanya. Kata benda Kata kerja ‘import ‘impor’

Solo Drum

Solo Drum


Kebanyakan orang, termasuk sebagian besar drummer, menyukai solo drum yang baik. "Baik" yang saya maksudkan adalah solo yang ritmis, musikal dan dirancang dengan baik, dilaksanakan dengan baik, dalam tempo yang cepat, dan berkaitan dengan konteks musikal dimana ia dimainkan.

Ada beberapa orang yang mengklaim tidak menyukai solo drum, tidak peduli bagaimanapun bagusnya solo itu atau siapa pun yang memainkannya. Seringkali kritikus musik memiliki pengetahuan yang amat minim tentang permainan drum sehingga satu-satunya posisi yang aman bagi mereka adalah bersikap kritis. Mudah saja bagi mereka untuk mencela drummer. Kritikus mengkritik drummer karena yang disebut terakhir ini memiliki teknik terlalu banyak atau terlalu sedikit. Jika solo itu pendek, mereka berkata si drummer tidak mengembangkan ide-idenya. Jika solo itu panjang mereka mencela dengan menyebutnya pamer kemampuan teknis tanpa greget. Kritikus tampaknya banyak yang bersikap, “Saya sama sekali tidak suka solo drum!” Nah respons saya mengenai hal ini adalah, “Kalau begitu jangan dengarkan!”

Sikap saya terhadap kritikus sederhana saja. Mereka biasanya tidak bisa memainkan alat musik dengan baik, kalau tidak mau dibilang tidak bisa sama sekali. Kedua, mereka bukan pihak yang membayar honormu dan mereka tidak memberimu peluang kerja. Beberapa kritikus memang berbekal pengetahuan yang memadai dan jujur, tetapi kalau sudah sampai pada perkara permainan drum, kebanyakan tidak memenuhi syarat dan minim informasi.

Kelompok kedua yang memandang rendah solo drum adalah para musisi lainnya. Tampaknya yang mereka harapkan dari seorang drummer adalah human time machine atau metronome yang bernyawa. Tanpa variasi, tanpa kreativitas—tak usah berpikir, "jaga saja biramanya".

Untungnya, sikap ini sudah nyaris ditinggalkan oleh sebagian besar musisi muda. Sekarang ini, drummer diharapkan menjadi seorang musisi yang bisa memberi sumbangan musikal, dalam kedudukannya sebagai penjaga birama dan pemain ensambel. Mereka juga menghargai drummer yang bisa melakukan solo secara efektif dan cerdas.

Kelompok terakhir yang meremehkan solo drum, adalah para drummer itu sendiri. Drummer tanpa teknik atau yang kurang percaya diri untuk melakukan solo sering kali tampak bertindak seolah-olah solo drum berada di bawah level permainan mereka. Ini terutama menyedihkan jika si drummer itu adalah seorang yang sukses dan ternama.

Sikap ini bisa dirangkum seperti ini, “Jika saya tidak bisa melakukannya, saya akan berpura-pura tidak ingin melakukannya, dan saya akan menghentikannya.” Sikap yang lebih sehat adalah, “Saya suka solo” atau “Saya tidak suka solo”. Kita sungguh tidak butuh filosofi yang defensif mengenai apakah solo drum harus ada atau tidak. Jika kamu tidak bisa melakukannya, jangan mencobanya. Sekarang mari kita lihat apa sebenarnya solo drum itu.

 

 

Tipe Solo


Ada tiga tipe dasar solo drum. Pertama, gaya dimana drummer melakukan solo drum berdasarkan struktur lagu dengan bermain di seputar alur melodi. Grup itu benar-benar tahu lagu itu sehingga setiap pemain, termasuk si drummer, tahu dimana letak melodinya. Drummer bebop mungkin adalah yang terbaik dari tipe solo ini. Karena itu, saya menyebut pendekatan ini “solo bebop”.

Kedua adalah solo melodis, dimana drummer melakukan solo atas alur yang dimainkan oleh pemain bass dan/atau bentuk ritmis yang dimainkan berulang-ulang oleh pemain piano, bass, atau gitar. Sekali lagi, tipe solo ini biasanya terdapat pada grup jazz. Solo yang paling terkenal dari jenis ini adalah yang dimainkan oleh Joe Morello pada lagu "Take Five" bersama Dave Brubeck Quartet. Banyak drummer yang hanya sesekali melakukan tipe solo ini, tapi hampir semua drummer menganggap "Take Five" sebagai karya klasik.

Ketiga adalah solo drum yang dimainkan dalam sebuah big band, grup rock kontemporer, atau grup jenis apa pun yang tampil di sebuah pertunjukkan atau konser. Solo drum Gene Krupa di lagu “Sing, Sing, Sing” adalah yang tergolong "klasik" dari tipe ini. Direkam pada akhir tahun 1930-an bersama band Benny Goodman, penggunaan tom-tom Gene dalam solo ini mempengaruhi solo drum selama bertahun-tahun berikutnya.

Gene mengembangkan tipe-tipe solo lainnya ketika ia meninggalkan Benny Goodman untuk menggarap grupnya sendiri. Misalnya, “Wire Brush Stomp” hampir selalu ada di setiap juke box di Amerika pada awal tahun 1940-an. Solo Gene begitu ritmis sehingga orang bisa berdansa dengan iringannya. Ia juga punya kepekaan yang tidak tersaingi atas bentuk (form) permainan solo. Ia berimprovisasi dalam setiap solonya, tetap ia selalu berada dalam bentuk itu. "Drum Boogie" adalah salah satu contohnya. Itu adalah sebuah solo yang sederhana, tetapi tempo dan karakternya tetap solid sepanjang solo tersebut. Gene adalah juga seorang penghibur nomor wahid, dan ia membawa drummer ke status yang lebih terhormat baik di dalam band maupun di tengah publik. Status ini pada akhirnya menggiring para drummer untuk mengadopsi solo gaya "bebas", di mana sebuah solo tidak memiliki jumlah birama atau chorus yang pasti. Drummer bisa memainkan apa pun yang mereka inginkan, tanpa batasan. Tidak lama kemudian perubahan tempo dan gaya dalam solo menjadi hal yang tidak asing lagi. Ini merupakan evolusi yang logis dan memang diperlukan, karena dengan semakin populernya solo drum di tahun 40-an, 50-an, dan 60-an, semakin panjang pula durasi solo tersebut. Solo sepanjang itu memerlukan lebih banyak variasi—berlawanan dengan solo tom-tom orisinal Gene Krupa.

Segi negatifnya adalah solo gaya "bebas" ini juga menjadi tipe solo yang paling sering disalahgunakan—setidaknya oleh beberapa pemain. Saat sebuah band semakin sering tampil di hadapan para penonton, para pemimpin band mendorong drummer mereka untuk tampil lebih menghibur. Gimmick pun menjadi lebih sering terlihat . Memutar stick dan melemparkannya tinggi-tinggi ke udara menjadi salah satu aksi untuk memikat penonton. Beberapa drummer malah meninggalkan set drumnya dan memukul-mukul gelas, meja, serta kursi di kelab malam, lalu secara bertahap bergerak memutari ruangan dan akhirnya kembali ke balik set drum.

Meskipun demikian, dengan atau tanpa gimmick, banyak orang merasa bahwa mayoritas solo drum yang dimainkan sekarang ini membosankan dan secara musikal tidak menarik. Mengapa ada begitu banyak solo drum yang gagal? Mari kita lihat beberapa masalah yang menghadang drummer yang ingin melakukan solo secara efektif.

 

 

Masalah-Masalah Dalam Permainan Solo Drum


Kebanyakan solo drum dimainkan tanpa iringan—tanpa alur bass, tanpa akord, dan tidak ada orang yang menjaga birama untuk sang drummer. Para pemain lainnya mendapat bantuan ketika mereka melakukan solo, tetapi saat drummer beraksi, ia beraksi sendirian saja. Ini sendiri sudah merupakan tantangan besar. Kebanyakan pemain piano menganggap permainan solo piano sebagai ujian tertinggi mereka.

Drummer memiliki lebih sedikit bahan untuk diotak-atik ketimbang pemain piano. Tetapi ia memiliki ritme, dinamika, tekstur, dan beragam efek suara. Ini layaknya menciptakan lukisan berbobot dengan hanya menggunakan pena dan tinta. Karena minimnya warna, setiap goresan pena dan tinta menjadi amat penting. Demikian pula halnya bagi drummer. Tanpa akord dan melodi untuk diotak-atik, makin sulit baginya untuk menjaga solonya tetap menarik secara musikal.

Solo drum menuntut kemampuan teknis dan fisik yang prima. Ini sebagian karena dua masalah sebelumnya. Bermain sendiri dan dengan keterbatasan instrumen membutuhkan kontrol yang baik dari si drummer atas set drumnya. Ini bukan berarti drummer itu harus mengandalkan kecepatan untuk melakukan solo dengan baik. Ini berarti ia perlu mengontrol tubuh, pikiran, dan instrumennya.

 

 

Beberapa Kesalahan Umum


Bermain terlalu berlebihan. Setelah menjadi human rhythm machine selama beberapa jam, sang drummer kadang-kadang terdengar seperti ditembakkan dari laras meriam dan menghantam apa saja yang ada di depannya. Ini sebagian karena ia memiliki sedikit sekali kesempatan untuk bermain solo dan berusaha keras untuk tampil memukau.

Bermain untuk mengesankan para drummer lainnya. Drummer yang berlatih sekian lama dan mengembangkan teknik hingga tingkat mahir sering tidak tahan untuk tidak pamer kemampuan ketika ada drummer lain yang sedang mendengarkannya. Kamu biasanya bisa menangkap suasana ini karena temponya berantakan ketika ia mencoba memainkan pola yang sulit. Indikasi lainnya adalah bahwa solo drum itu sering kali tidak ada hubungannya dengan nada atau aransemen yang sedang dimainkan.

Tak memiliki konsepsi bentuk musikal. Sebuah solo drum bisa terdiri atas beberapa chorus singkat. Dalam hal bentuk, ini bukan masalah besar karena nada itulah bentuknya. Tetapi tipe solo yang panjang bisa jadi bencana jika solo itu tidak punya bentuk.

Drummer kadang kala bermain seperti orang kesetanan sampai akhirnya ia kehabisan tenaga dan bandnya harus menyelamatkannya. Tipe solo ini merupakan antiklimaks dan biasanya melegakan semua orang karena akhirnya ia berhenti. Komentar yang cenderung akan dilontarkan oleh penonton maupun anggota band lainnya adalah, “Syukurlah, solo drumnya selesai.”

 

 

Ide-Ide Untuk Permainan Solo Drum Yang Efektif


Jika kamu memainkan chorus nada utama (solo pendek), lantunkan melodi lagu itu dalam benakmu ketika kamu melakukan solo. Dengan cara ini kamu tidak perlu menghitung birama dan solomu akan sesuai dengan bentuk lagu itu. Jika musisi lainnya mengetahui bagian lagu yang kamu mainkan, berarti kamu bermain solo secara musikal.

Ingat bahwa segala yang kamu mainkan kedengaran lebih cepat dan lebih rumit bagi orang yang mendengarkan. Rekam beberapa solomu lalu putar lagi. Kamu akan mendengar bahwa suaranya lebih impresif daripada ketika kamu memainkannya. Dengan selalu mengingat hal ini kamu akan terhindar dari perangkap bermain secara berlebihan dan terlalu ngotot. Lebih baik memainkan sesuatu yang menarik daripada yang sulit.

Sebuah solo drum panjang harus ada bagian awal, tengah, dan akhirnya. Ini bukan berarti menghafalkan secara rutin dan harus selalu sama setiap waktu. Ingat-ingat saja garis besar solo tersebut. Mainkan ritme tertentu lalu kembangkan. Mainkan sebuah gagasan yang ada dalam lagu yang dimainkan. Jika itu rock, mulailah dengan pattern rock. Jika itu bossanova atau waltz maka kembangkan beberapa dari ritme tersebut.

Di tengah-tengah solo drum, kamu mungkin mengubah tempo atau sound-mu. Pindahlah ke tom-tom atau hi hat atau apa saja, selama hal itu menciptakan suasana kontras. Gunakan dinamika dengan bermain lembut atau mengganti stick dengan mallet atau brush. Lalu susun bagian akhir sebagai penutup.

Begitu bentuk dasar ini terekam dalam benakmu, berimprovisasilah di dalamnya. Sekarang kamu bisa bermain dengan bebas dan solo itu memiliki sebuah bentuk. Ini hanya salah satu contoh bentuk, tetapi ini adalah cara yang baik untuk memulai solo. Kamu bisa mengembangkan pendekatanmu sendiri terhadap permainan solo dengan bentuk musikal yang berbeda melalui latihan tekun.

Bermainlah dengan tempo yang terjaga. Ini bukan berarti bentuk solo bebas tidak efektif. Tetapi kamu pertama-tama perlu bermain dalam tempo yang teratur sebelum mencoba solo bebas. “Berjalanlah sebelum kau berlari” adalah pepatah lama, tetapi memang benar adanya.

Rekam solomu dan dengarkan apakah detaknya konsisten. Banyak drummer muda mempercepat tempo karena mereka terlalu ngotot bersolo. Rileks saja, jaga tempo, dan mainkan secara musikal. Dengan bertambahnya pengalaman, kamu akan mengembangkan gaya dan caramu sendiri untuk melakukan segala sesuatu.

 

 

Beberapa Pemikiran Tambahan Tentang Solo Drum


Ada banyak gaya permainan drum dan solo. Permainan solo lebih dari sekedar teknik dan rudiment belaka. Itu adalah cermin tentang bagaimana kamu memikirkan dan merasakan permainan drum dan musik. Tidak ada tempat untuk bersembunyi ketika memainkan solo drum karena kamu benar-benar tampil sendirian.

Jika kamu ingin meningkatkan solomu, cek ulang pola pikirmu. Ubahlah beberapa sikapmu dan evaluasi kembali pendekatanmu. Dengarkan drummer-drummer lain yang melakukan solo dengan baik dalam berbagai jenis musik. Musik India, Oriental, Amerika Selatan, dan Latin kaya akan ide-ide yang mungkin belum kamu jelajahi.

Jangan lupakan bahwa set drum pada dasarnya adalah sebuah instrument pengiring. Tidak peduli berapa menawannya solomu, kamu tidak akan bisa menjadi atau tetap bertahan sebagai anggota sebuah band jika kamu tidak melengkapi permainan anggota lainnya. Tidak ada orang yang mengingingkan drummer solo yang hebat yang tidak bisa selaras atau tidak bisa bermain bersama orang lain. Solo adalah lapisan pemanis sebuah kue. Kue itu sendiri adalah bermain dengan baik bersama grup atau band.

Pada akhirnya, tidak ada yang lebih menarik daripada seorang drummer dinamis dan berpengalaman yang bisa memberikan inspirasi kepada sebuah band dan menghiasnya dengan sebuah solo yang bertenaga serta cerdas.

Bagi saya, itu seperti memanggang kue, menghiasnya dengan lapisan pemanis, dan menyalakan lilin-lilin di atasnya.


Baca: Buku Panduan Menjadi Drummer Profesional

Comments

Popular posts from this blog

Tanda-tanda Koreksi

6. Tanda-tanda Koreksi Sebelum menyerahkan naskah kepada dosen atau penerbit, setiap naskah harus dibaca kembali untuk mengetahui apakah tidak terdapat kesalahan dalam soal ejaan , tatabahasa atau pengetikan. Untuk tidak membuang waktu, maka cukuplah kalau diadakan koreksi langsung pada bagian-bagian yang salah tersebut. Bila terdapat terlalu banyak salah pengetikan dan sebagainya, maka lebih baik halaman tersebut diketik kembali. Untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan itu, lazim dipergunakan tanda-tanda koreksi tertentu, sehingga antara penulis dan dosen, atau antara penulis dan penerbit, terjalin pengertian yang baik tentang apa yang dimaksud dengan tanda koreksi itu. Tanda-tanda koreksi itu dapat ditempatkan langsung dalam teks atau pada pinggir naskah sejajar dengan baris yang bersangkutan. Tiap tanda perbaikan dalam baris tersebut (kalau ada lebih dari satu perbaikan pada satu baris) harus ditempatkan berturut-turut pada bagian pinggir kertas; bila perlu tiap-tiapnya dipis

Buku Komposisi Gorys Keraf

Daftar Isi Buku Komposisi Gorys Keraf Kata Pengantar Daftar Isi PENDAHULUAN Bahasa Aspek Bahasa Fungsi Bahasa Tujuan Kemahiran Berbahasa Manfaat Tambahan Kesimpulan BAB I PUNGTUASI Pentingnya Pungtuasi Dasar Pungtuasi Macam-macam Pungtuasi BAB II KALIMAT YANG EFEKTIF Pendahuluan Kesatuan Gagasan Koherensi yang baik dan kompak Penekanan Variasi Paralelisme Penalaran atau Logika BAB III ALINEA : KESATUAN DAN KEPADUAN Pengertian Alinea Macam-macam Alinea Syarat-syarat Pembentukan Alinea Kesatuan Alinea Kepaduan Alinea 5.1 Masalah Kebahasaan 5.2 Perincian dan Urutan Pikiran BAB IV ALINEA : PERKEMBANGAN ALINEA Klimaks dan Anti-Klimaks Sudut Pandangan Perbandingan dan Pertentangan Analogi Contoh Proses Sebab - Akibat Umum - Khusus Klasifikasi Definisi Luar Perkembangan dan Kepaduan antar alinea BAB V TEMA KARANGAN Pengertian Tema Pemilihan Topik Pembatasan Topik Menentukan Maksud Tesis dan Pengungkapan Maksud

Bagian Pelengkap Pendahuluan

2. Bagian Pelengkap Pendahuluan Bagian pelengkap pendahuluan atau disebut juga halaman-halaman pendahuluan sama sekali tidak menyangkut isi karangan. Tetapi bagian ini harus disiapkan sebagai bahan informasi bagi para pembaca dan sekaligus berfungsi menampilkan karangan itu dalam bentuk yang kelihatan lebih menarik. Biasanya bagian pelengkap pendahuluan dinomori dengan mempergunakan angka Romawi. Bagian pelengkap pendahuluan biasanya terdiri dari judul pendahuluan, halaman pengesahan, halaman judul, halaman persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar dan tabel, dan halaman penjelasan kalau ada. Bila karangan itu akan diterbitkan sebagai buku, maka bagian-bagian yang diperlukan sebagai persyaratan formal adalah: judul pendahuluan, halaman belakang judul pendahuluan, halaman judul, halaman belakang judul, halaman persembahan dan halaman belakang persembahan kalau ada, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar atau tabel serta halaman penjelasan atau keterangan kalau