Skip to main content

Jenis Fonem

Jenis Fonem Jenis fonem yang dibicarakan di atas (vokal dan konsonan) dapat dibayangkan sebagai atau dikaitkan dengan segmen-segmen yang membentuk arus ujaran. Kata bintang , misalnya, dilihat sebagai sesuatu yang dibentuk oleh enam segmen — /b/, /i/, /n/, /t/, /a/, /ŋ/. Satuan bunyi fungsional tidak hanya berupa fonem-fonem segmental. Jika dalam fonetik telah diperkenalkan adanya unsur-unsur suprasegmental, dalam fonologi juga dikenal adanya jenis fonem suprasegmental. Dalam bahasa Batak Toba kata /itəm/ berarti '(pewarna) hitam', sedangkan /itɔm/ (dengan tekanan pada suku kedua) berarti 'saudaramu'. Terlihat bahasa yang membedakan kedua kata itu adalah letak tekanannya, sehingga dapat dikatakan bahwa tekanan bersifat fungsional. Lain lagi yang diperlihatkan dalam contoh bahasa Inggris berikut. Di sini perubahan letak tekanan tidak mengubah makna leksikal kata, tetapi mengubah jenis katanya. Kata benda Kata kerja ‘import ‘impor’

Monogatari

Monogatari




2.  Monogatari (Ceritera)


Monogatari dapat mempunyai arti yang luas dan dapat juga mempunyai arti yang sempit tergantung dari cara meninjaunya, karena mono yang ada dalam Monogatari mencakup arti Monogokoro (kebijaksanaan/pengertian), monoomoi (memikirkan/kuatir) monomagire (bingung) dan lain-lain. Tsukuri Monogatari (fiksi), Uta Monogatari (ceritera yang disusun berpusat pada pantun), Rekishi Monogatari (ceritera sejarah) dan Setsuwa (Legenda) termasuk dalam jenis Monogatari. Monogatari zaman Heian dimulai dengan Taketori Monogatari, yaitu Tsukuri Monogatari yang bersifat legendaris dan Ise Monogatari, yaitu Uta Monogatari yang bersifat realistik. Kemudian kedua aliran ini berkembang saling mempengaruhi dan saling isi mengisi.

 

Taketori Monogatari

Tahun penulisan Taketori Monogatari tidak diketahui dengan jelas, tetapi dalam buku Genji Monogatari pada bab Eawase tertulis bahwa Taketori Monogatari adalah perintis munculnya kesusastraan jenis monogatari.

Di bawah ini adalah cuplikan dari Taketori Monogatari sebagai berikut :

Ima wa mukushi, Taketori no Okina to iu mono arikeri. Noyama ni majirite take wo toritsutsu, yorozu no kota ni tsukaikei. Na wo ba Saruki no Miyakko to namu iikeru. Sono take no naka ni moto hikaru take namu hitosuji arikeri. Ayashigarite yorite miru ni tsutsu no naka hikaritari. Sore wo mireba sanzun bakari naru hito, ito utsukushuute itari.

Dahulu kala tinggallah seorang tua yang pekerjaannya mengambil bambu sehingga diberi julukan Taketori no Okina. Setiap hari ia pergi ke hutan mengambil bambu yang dipergunakan untuk  membuat bermacam-macam alat rumah tangga dan lain-lain. Pada suatu ketika Saruki no Miyakko, begitu nama asli orang tua itu, pergi mengambil bambu, terlihatlah pada salah satu akar bambu seberkas cahaya. Sambil terheran-heran ia mendekati pohon bambu itu. Ketika dipotong, dari dalam bambu itu keluar seorang anak perempuan yang tingginya kira-kira 10 cm dan sangat cantik sekali.

Anak yang lahir dari bambu itu karena cantik sekali dan bercahaya maka diberi nama Kaguya Hime (Putri Kaguya). Taketori Monogatari adalah ceritera yang menceritakan Kaguya Hime yang diperebutkan oleh 5 orang putra raja yang bermaksud mempersuntingkannya.

Biarpun sebelum munculnya Taketori Monogatari sudah ada ceritera yang mengandung nilai kesusastraan, tetapi ceritera yang mempunyai plot dan bersifat novel yang pertama kali adalah Taketori Monogatari. Ceritera kakek bernama Taketori terdapat juga dalam Manyooshuu, ceritera anak yang lahir dari bambu terdapat juga dalam kitab-kitab agama Budha dan dongeng Cina. Dengan berdasarkan ceritera-ceritera seperti itu dibuatlah sebuah ceritera yaitu Taketori Monogatari, tetapi diakui keasliannya karena merupakan sebuah novel yang mempunyai plot.

 

Ise Monogatari dan Yamato Monogatari

Taketori Monogatari adalah ceritera yang bersifat legendaris, tetapi Ise Monogatari adalah Uta Monogatari yang bersifat realistik. Uta Monogatari adalah ceritera yang isinya dibuat lebih menarik dengan menulis kotobagaki (keterangan mengenai keadaan dan situasi ketika sebuah pantun dibuat) dengan panjang lebar. Ise Monogatari adalah buku pertama yang mempunyai cara pembuatan seperti itu.

Ise Monogatari terdiri dari 125 bab, pada setiap bab dimulai dengan kata pembukaan mukashi otoko arikeri (dahulu kala ada seorang laki-laki). Masing-masing ceritera berdiri sendiri, tetapi semuanya menceriterakan hubungan percintaan yang penuh suka duka antara laki-laki dan wanita. Jarang sekali ada buku yang menggambarkan cinta antara laki-laki dan wanita seperti buku Ise Monogatari ini.

 

Yamato Monogatari

Yamato Monogatari adalah ceritera yang mempunyai aliran yang sama dengan Ise Monogatari, tetapi berlainan dengan Ise Monogatari yang menceriterakan seorang tokoh utama secara terus menerus dalam versi ceritera yang berlainan, Yamato Monogatari menceriterakan tentang orang-orang yang terkenal. Yamato Monogatari jalan ceriteranya tidak seperti Ise Monogatari yang terperinci dan mudah diikuti, namun suatu hal yang tak dapat dilupakan adalah bahwa elemen yang terdapat dalam Yamato Monogatari terdapat juga dalam ceritera pendek dan dongeng rakyat yang timbul setelahnya, yang menandakan bahwa Yamato Monogatari mempunyai pengaruh terhadap ceritera-ceritera yang muncul kemudian.

 

Utsubo Monogatari

Setelah Taketori Monogatari dan Ise Monogatari banyak sekali ceritera yang muncul, tetapi sebagian besar sudah hilang. Beberapa diantaranya yang masih ada sampai sekarang adalah Utsubo Monogatari dan Ochikubo Monogatari.

Utsubo Monogatari dapat dikatakan sebagai lanjutan Taketori Monogatari, biarpun versinya agak berbeda. Separuhnya, yaitu bagian permulaan adalah ceritera percintaan Atemiya yang mirip dengan ceritera Kaguya Hime yang diperebutkan oleh beberapa orang putra raja. Selain itu, pada bab Toshikage terdapat percampuran antara romantisme dan khayalan yang mempunyai persamaan dengan Taketori Monogatari. Perbedaannya dengan Taketori Monogatari adalah bahwa separuhnya yaitu bagian akhir Utsubo Monogatari menggambarkan kehidupan kalangan bangsawan secara lebih terperinci. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Utsubo Monogatari merupakan hasil karya masa peralihan dari Taketori Monogatari menuju Genji Monogatari.

 

Ochikubo Monogatari

Ochikubo Monogatari adalah suatu ceritera yang mengisahkan kehidupan seorang anak tiri yang dianaya, tetapi akhirnya anak itu memperoleh kebahagiaan. Jalan ceriteranya disusun dengan cermat, penempatan tokoh-tokohnya diatur dengan baik. Konsepsinya disusun dengan teliti dan mempunyai kemiripan dengan Taketori Monogatari.

Dalam Ochikubo Monogatari tidak terdapat hal-hal yang fantastis, tetapi bersifat realis sampai akhir ceritera, sehingga dapat dikatakan mempunyai persamaan dengan Ise Monogatari. Tentu saja dalam ceritera ini tidak terdapat lirik seperti dalam Ise Monogatari dan kurang menggambarkan cetusan jiwa tokoh-tokohnya. Isi ceritera benar-benar mendekati realitas dan ceriteranya juga cukup baik.

 

Lahirnya Genji Monogatari

Dari ceritera seperti yang diterangkan di atas yaitu Taketori Monogatari, Ise Monogatari, Yamato Monogatari, Utsubo Monogatari dan Ochikubo Monogatari diambil bagian-bagian yang baik dan dibuatlah sebuah ceritera baru yang bernama Genji Monogatari. Dalam Genji Monogatari berbaur sifat romantis yang terdapat dalam Taketori Monogatari dan Utsubo Monogatari, sifat realis seperti dalam Ise Monogatari dan Ochikubo Monogatari dan sifat dramatik seperti dalam Taketori Monogatari dan Ochikubo Monogatari. Buku Genji Monogatari adalah suatu konsep yang menggabungkan sifat romantis, realis dan dramatik dengan memasukkan banyak lirik ke dalamnya.

Genji Monogatari terdiri dari 54 bab. Bab pertama sampai bab ke-41 berisi tentang kehidupan tokoh utama Hikaru Genji. Bab 42 sampai bab 44 berisi keadaan sesudah Hikaru Genji meninggal dan masa pertumbuhan anaknya yang bernama Kaoru. Babak terakhir yang disebut Ujijuujoo berisi kehidupan Kaoru yang selalu berputus asa dalam hidupnya setelah dia dewasa.

Pengarang Genji Monogatari adalah Murasaki Shikibu yang setelah suaminya yang bernama Fujiwara Nobutaka meninggal, kemudian bekerja pada isteri Ichijoo Tennoo bernama Jootoomon-In (Putri dari Fujiwara Michinaga). Pada waktu mulai bekerja Murasaki Shikibu masih bernama Too no Shikibu, mungkin Too adalah singkatan nama Fujiwara dan Shikibu berasal dari nama kakak laki-lakinya Korenori yang berkedudukan Shikibu no joo.

Di bawah ini adalah sebuah cuplikan dari Genji Monogatari bagian Kiritsubo, sebagai berikut :
Izure no ontoki ni ka, nyoogo koi amata saburai tamaikeru naka ni, ito yamu goto naki kiwa ni wa aranu ga, sugurete tokimeki tamoo arikeri. Hajime yori ware wa to omoi agari tamaeru onkata-gata mezamashiki mono ni otoshime sonemi tamoo. Onaji hodo, sore yori geroo no kooitachi wa mashite yasukarazu. Asayuu no miyazukae ni tsukute mo, hito no kokoro wo ugokashi, urami wo ou tsumori niya arikemu. Ito atsushiku nari yuki mono kokoro bosoge ni satogachi naru wo, iyo iyo akazu aware naru mono ni obohoshite, hito no soshiri wo moehabakarase tamawazu, yo no tameshi ni mo narinu beki onmotenashi nari.

Entah Tennoo yang keberapa, ada seorang isteri Tennoo yang berasal dari golongan rendah tetapi sangat disayangi Tennoo, bernama Kiritsubo. Setelah melihat kenyataan bahwa Tennoo lebih sayang kepada Kiritsubo, isteri-isteri yang lain baik yang berasal dari tingkat tinggi maupun golongan yang lebih rendah semuanya membenci dan cemburu terhadap Kiritsubo. Karena tekanan isteri-isteri yang lain ini, Kiritsubo jatuh sakit. Tennoo juga mendapat kritik karena kurang memperhatikan isteri-isteri yang lain, namun kasih sayangnya pada Kiritsubo malah makin bertambah.

 

Bermacam-macam Aspek Percintaan

Genji Monogatari merupakan suatu karya sastra yang berhasil, yang menggambarkan bermacam-macam aspek kehidupan bangsawan istana pada zaman Heian. Di dalam Genji Monogatari ini diceriterakan bahwa pergantian Tennoo dan cara-cara peralihan kekuasaan diatur oleh keluarga permaisuri Tennoo. Tetapi yang paling menarik dan menonjol dalam ceritera ini adalah lukisan tetang bermacam-macam adegan percintaan tokoh Hikaru Genji.


Motoori Norinaga seorang sastrawan yang hidup pada zaman Edo memberi komentar terhadap karya ini dengan mengatakan bahwa Genji Monogatari adalah suatu karya yang berhasil dalam penyuguhan mono no aware (membuat tergugah dan terharu). Dia mengatakan bahwa sebuah monogatari harus mampu membuat pembacanya merasakan mono no aware. Tema yang paling ampuh untuk membuat pembaca merasakan mono no aware adalah percintaan. Genji Monogatari berhasil membuat pembaca merasakan mono no aware karena melukiskan aspek-aspek percintaan secara terperinci dan seksama, sehingga dapat dikatakan tidak terdapat ceritera lain yang sebaik Genji Monogatari ini.


Genji Monogatari tidak ada tandingannya dalam cara melukiskan cinta manusia. Hikaru Genji yang banyak mencintai orang dan juga banyak dicintai orang itu adalah seorang tokoh yang dilukiskan secara lahiriah memiliki daya tarik yang membuatnya dicintai. Ia bukan saja tampan melainkan juga cerdas dan suka mengoreksi diri sendiri. Tetapi dirinya yang memiliki hal-hal seperti itu selalu bergolak dan dipenuhi oleh perasaan cinta. Dia tidak mengutamakan rasio melainkan menemukan keindahan dalam perasaannya yang sentimental.

Genji Monogatari merupakan sebuah karya yang memaparkan hubungan cinta segi banyak yang unik dengan mengemukakan tokoh ideal seperti tersebut di atas sebagai inti ceritera. Para penganut ajaran Konfusius dan lain-lain menganggap karya ini sebagai buku yang tak bermoral dan menolaknya. Hal ini mungkin disebabkan dalam buku ini banyak sekali dilukiskan soal cinta manusia dan adegan percintaan sehingga mereka menolaknya.

Mengenai ciri-ciri khas Genji Monogatari, dapat dikemukakan bahwa selain penampilan tokoh yang cukup banyak, cara melukiskan watak dan jiwa masing-masing tokoh juga cukup jelas. Watak tokoh-tokoh seperti Utsusemi, Yuugao, Rokujoo Miyasundokoro, Aoi no Ue, Suetsumu Hana dan lain-lain dilukiskan dengan baik. Di samping itu cara melukiskan latar belakang ceritera juga diselaraskan dengan pergolakan perasaan para tokoh yang ditampilkan. Terhadap peristiwa yang sedih dilukiskan keadaan alam yang sunyi sepi sebagai latar belakangnya dan terhadap kejadian yang menggembirakan dilukiskan keadaan alam yang sesuai dengan keadaan itu sebagai latar belakangnya.

Di bawah ini adalah cuplikan dari Genji Monogatari, sebagai berikut :

Nowaki dachite, niwaka ni hada samuki yuugure no hodo, tsune yori mo oboshi izuru koto ookute, Yugei no Myoobu to iu wo tsukawasu. Yuuzuku yo no okashiki hodo ni idashitatesase-tamoote, yagate nagame owashimasu. Kooyoo no oriwa, on-asobi nado sesase-tamaishi ni, kokoro koto naru mono no ne wo kaki narashi hakanaku kikoeizuru koto no ha mo, hito yori wa kotonarishi kehai katachi no, omokage ni tsuto soite obosaruru mo, yami no utsutsu ni wa nao otori keri.

Angin musim gugur yang bertiup keras setelah matahari baru saja tenggelam membuat seseorang merasakan hawa dingin menusuk tubuh. Pada waktu seperti ini dibandingkan dengan hari-hari biasa, Tennoo lebih sering termenung mengenangkan isterinya Kiritsubo yang sudah meninggal dunia. Kemudian beliau memerintahkan seorang dayangnya bernama Yugei no Myoobu pergi ke kampung halaman isterinya yang sudah meninggal. Setelah Yugei no Myoobu pergi beliau memandang sekelilingnya dan tenggelam dalam berbagai kenangan. Pada waktu malam terang bulan biasanya diselenggarakan pesta musik dan beliau sendiri memetik alat musik dengan sangat pandai sehingga membuat orang sangat kagum. Kini kenangan itu seakan-akan hidup dan muncul lagi di depan mata dan apabila dibandingkan dengan kenyataan gelap gulitanya malam, maka kehampaan itu menjadi lebih nyata lagi. 
                                        (Genji Monogatari bagian Kiritsubo)


Sagoromo Monogatari

Monogatari (kesusastraan ceritera) pada zaman Heian mula-mula merupakan ceritera dongeng yang diawali dengan Taketori Monogatari, tetapi lama kelamaan lambat laun berubah menjadi ceritera yang menuturkan kehidupan kongkrit seperti yang dapat kita lihat pada Utsubo Monogatari dan Ochikubo Monogatari. Cara penulisan yang berusaha melukiskan keadaan nyata seperti itu mencapai puncaknya pada Genji Monogatari. Setelah itu muncul kembali ceritera-ceritera yang bersifat khayalan seperti yang dapat kita lihat pada Sagoromo Monogatari.

Sagoromo Monogatari menceriterakan kekesalan yang diderita tokoh ceritera bernama Sagoronomo Taishoo (taishoo = jenderal) yang tampan dan cerdas, karena cintanya tak terbalas kepada keponakannya sendiri bernama Genji no Miya. Ceritera ini merupakan karya tiruan dari Genji Monogatari, dan tokohnya Sagoromo Taishoo adalah tokoh khayalan yang merupakan kombinasi dua tokoh utama dalam Genji Monogatari yaitu Hikaru Genji dan Kaoru Taishoo.

Ciri-ciri khas Sagoromo Monogatari terletak pada penuturan mengenai adanya kontradiksi antara kehidupan sang tokoh dengan sesungguhnya termasuk kehidupan dalam keluarganya dengan kehidupan yang diperlihatkannya di muka umum. Selain itu, juga terletak pada kekesalan yang diderita sang tokoh terhadap kenyataan yang memusnahkan harapannya dan lukisan tentang sang tokoh yang merindukan sesuatu yang lenyap dari dirinya.

Tidak hanya terbatas pada Sagoromo Monogatari, dalam karya kesusastraan pada akhir zaman Heian, pada umumnya dapat kita lihat adanya unsur romantika yang penuh dengan keanehan, ramalan, impian aneh dan juga lukisan secara terang-terangan mengenai seks dan kebejatan moral.

Sagoromo Monogatari walaupun tidak merupakan ceritera yang panjang seperti Genji Monogatari, tetapi plotnya dapat dikatakan baik dan variasi adegannya juga cukup banyak.

 

Hamamatsu Chuunagon Monogatari Dan Lain-lain

Orang-orang pada akhir zaman Heian mempunyai perasaan jemu terhadap kehidupan yang nyata sehingga ada yang mengejar sesuatu yang berbau seksual, ada juga yang melarikan diri dari keadaan yang nyata ke dunia khayalan.

Hamamatsu Chuunagon Monogatari juga sebenarnya merupakan karya tiruan dari Genji Monogatari, tetapi biarpun demikian keadaan pada akhir zaman Heian secara jelas terlukis di dalamnya. Sebagian dari ceritera ini berlatar belakang dinasti Tang dan pemikirannya banyak mengambil pemikiran reinkarnasi dari agama Budha, sehingga banyak adegan-adegan yang aneh dan ajaib, misalnya petunjuk-petunjuk dari mimpi yang menentukan tindak tanduk manusia dan sebagainya.

Karya lain berjudul Yowa no Nezame bila dibandingkan dengan Hamamatsu Chuunagon Monogatari tidak begitu banyak menceriterakan hal-hal yang aneh. Karya ini menceriterakan perasaan pemuda-pemudi yang dipaksa kawin. Aspek psikologis yang dilukiskan di dalamnya boleh dikatakan cukup baik.

Torikaebaya Monogatari menceriterakan wanita yang menyamar sebagai laki-laki menjadi Udaishoo (Komandan pegawai istana) dan laki-laki yang menyamar sebagai wanita menjadi Naishi no Kimia (Kepala pelayan istana). Karya ini dengan jelas mencerminkan situasi yang amoral pada waktu itu.

 

Tsutsumi Chuunagon Monogatari

Tsutsumi Chuunagon Monogatari adalah sebuah ceritera yang terdiri dari 10 buah ceritera pendek. Tiap-tiap ceritera mempunyai tema dan materi yang berbeda. Plot masing-masing ceritera sangat mengagumkan dan memiliki sifat-sifat yang khas. Di antaranya adalah ceritera tentang seorang putri yang cantik yang dengan riangnya mengumpulkan berjenis-jenis ulat bulu yang menjijikkan, ceritera tentang para wanita yang menghiasi wajahnya dengan menggunakan tepung yang berwarna hitam yang biasanya dipakai untuk memolesi alis, tidak seperti wanita-wanita biasa yang memolesi mukanya dengan bedak berwarna putih. Begitu pula dengan ceritera percintaan, Tsutsumi Chuunagon Monogatari menggunakan cara yang sangat berbeda dengan cara yang biasa. Cara-cara seperti di atas yaitu yang mempunyai plot yang bagus dan tema yang gamblang, tidak pernah ditemukan dalam karya-karya kesusastraan sampai saat itu. Nama pengarang dan tahun penulisannya tidak diketahui dengan jelas, tetapi biarpun demikian ceritera ini merupakan suatu tanda bahwa pada zaman ini telah ada ceritera-ceritera pendek seperti ini.

Di bawah ini adalah cuplikan dari Mushi Mezuru Himegimi, sebagai berikut :

Choo Mezuru Himegimi ni sumi tamoo katawara ni, Azechi no Dainagon no onmusume, kokoro nikuku nabete naramu sama ni, oyatachi kashizuki tamoo koto kagiri nashi. Kono Himegimi no notamoo koto, “hitobito no hana ya choo ya to mezuru koso, hakanaku ayashikere. “tote, yorozu no mushi no osoroshige naru wo toriatsumete, kore gan naramu sama wo min tote, samazama naru kokbako domo ni iresasetaru koso kokoro niku kere”, tote, akekure mimibasami wo shite, te no ura ni soefusete mabori tamoo. Wakaki hitobito wa ojimadoikereba, otoko no warawa no mono ojisezu, iukainaki wo meshiyosete, hako no mushi domo wo torase, na wo toikiki, ima atarashiki ni wa na wo tsukete kyooji tamoo.

Bertetangga dengan rumah seorang putri yang menyenangi kupu-kupu adalah rumah bupati salah satu propinsi. Bupati itu hanya dikaruniai seorang anak perempuan yang baik dia maupun isterinya sangat menyayanginya. Anak perempuannya itu sangat aneh dan sering berkata, “Kenapa banyak orang sangat menyenangi bunga dan kupu-kupu, tetapi anehnya mereka tidak pernah memikirkan asal-usulnya. Yang paling penting adalah wujud asli suatu benda. Dia mengumpulkan bermacam-macam ulat yang menjijikkan dan memasukkan ke dalam kotak. Setiap hari dia memperhatikan pertumbuhan ulat-ulat tersebut dan sangat tertarik melihat perubahan wujudnya, terlebih-lebih setelah berubah menjadi kupu-kupu. Serangga yang paling disukainya adalah ulat bulu. Dia menjepit rambutnya yang terurai di antara telinganya dan menatap ulat bulu yang diletakannya di atas telapak tangannya dengan penuh perhatian. Wanita-wanita yang lain sangat jijik melihat tingkah lakunya, hanya laki-laki itu pun laki-laki yang kasar yang mau bermain dengannya. Dia mengambil ulat dari dalam kotak satu persatu dan menanyakan namanya kepada mereka. Jika tidak tahu namanya, dia sendiri memberi nama pada ulat itu.


Baca : Buku Sejarah Kesusastraan Jepang

Comments

Popular posts from this blog

Tanda-tanda Koreksi

6. Tanda-tanda Koreksi Sebelum menyerahkan naskah kepada dosen atau penerbit, setiap naskah harus dibaca kembali untuk mengetahui apakah tidak terdapat kesalahan dalam soal ejaan , tatabahasa atau pengetikan. Untuk tidak membuang waktu, maka cukuplah kalau diadakan koreksi langsung pada bagian-bagian yang salah tersebut. Bila terdapat terlalu banyak salah pengetikan dan sebagainya, maka lebih baik halaman tersebut diketik kembali. Untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan itu, lazim dipergunakan tanda-tanda koreksi tertentu, sehingga antara penulis dan dosen, atau antara penulis dan penerbit, terjalin pengertian yang baik tentang apa yang dimaksud dengan tanda koreksi itu. Tanda-tanda koreksi itu dapat ditempatkan langsung dalam teks atau pada pinggir naskah sejajar dengan baris yang bersangkutan. Tiap tanda perbaikan dalam baris tersebut (kalau ada lebih dari satu perbaikan pada satu baris) harus ditempatkan berturut-turut pada bagian pinggir kertas; bila perlu tiap-tiapnya dipis

Buku Komposisi Gorys Keraf

Daftar Isi Buku Komposisi Gorys Keraf Kata Pengantar Daftar Isi PENDAHULUAN Bahasa Aspek Bahasa Fungsi Bahasa Tujuan Kemahiran Berbahasa Manfaat Tambahan Kesimpulan BAB I PUNGTUASI Pentingnya Pungtuasi Dasar Pungtuasi Macam-macam Pungtuasi BAB II KALIMAT YANG EFEKTIF Pendahuluan Kesatuan Gagasan Koherensi yang baik dan kompak Penekanan Variasi Paralelisme Penalaran atau Logika BAB III ALINEA : KESATUAN DAN KEPADUAN Pengertian Alinea Macam-macam Alinea Syarat-syarat Pembentukan Alinea Kesatuan Alinea Kepaduan Alinea 5.1 Masalah Kebahasaan 5.2 Perincian dan Urutan Pikiran BAB IV ALINEA : PERKEMBANGAN ALINEA Klimaks dan Anti-Klimaks Sudut Pandangan Perbandingan dan Pertentangan Analogi Contoh Proses Sebab - Akibat Umum - Khusus Klasifikasi Definisi Luar Perkembangan dan Kepaduan antar alinea BAB V TEMA KARANGAN Pengertian Tema Pemilihan Topik Pembatasan Topik Menentukan Maksud Tesis dan Pengungkapan Maksud

Observasi dan Penelitian Lapangan

3. Observasi dan Penelitian Lapangan Pengumpulan data untuk suatu tulisan ilmiah dapat dilakukan melalui observasi dan penelitian lapangan. Observasi adalah pengamatan langsung kepada suatu obyek yang akan diteliti, sedangkan penelitian lapangan adalah usaha pengumpulan data dan informasi secara intensif disertai analisa dan pengujian kembali atas semua yang telah dikumpulkan. Observasi dapat dilakukan dalam suatu waktu yang singkat, sebaliknya penelitian lapangan memerlukan waktu yang lebih panjang. Observasi dapat dilakukan mendahului pengumpulan data melalui angket atau penelitian lapangan. Dalam hal ini observasi bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang tepat mengenai obyek penelitian sehingga dapat disusun daftar kuestioner yang tepat atau dapat menyusun suatu desain penelitian yang cermat. Sebaliknya observasi dapat juga dilakukan sesudah mengumpulkan data melalui angket atau wawancara. Dalam hal ini tujuan observasi adalah untuk mengecek sendiri sampai di mana kebenara