Jenis Fonem Jenis fonem yang dibicarakan di atas (vokal dan konsonan) dapat dibayangkan sebagai atau dikaitkan dengan segmen-segmen yang membentuk arus ujaran. Kata bintang , misalnya, dilihat sebagai sesuatu yang dibentuk oleh enam segmen — /b/, /i/, /n/, /t/, /a/, /Å‹/. Satuan bunyi fungsional tidak hanya berupa fonem-fonem segmental. Jika dalam fonetik telah diperkenalkan adanya unsur-unsur suprasegmental, dalam fonologi juga dikenal adanya jenis fonem suprasegmental. Dalam bahasa Batak Toba kata /itÉ™m/ berarti '(pewarna) hitam', sedangkan /itÉ”m/ (dengan tekanan pada suku kedua) berarti 'saudaramu'. Terlihat bahasa yang membedakan kedua kata itu adalah letak tekanannya, sehingga dapat dikatakan bahwa tekanan bersifat fungsional. Lain lagi yang diperlihatkan dalam contoh bahasa Inggris berikut. Di sini perubahan letak tekanan tidak mengubah makna leksikal kata, tetapi mengubah jenis katanya. Kata benda Kata kerja ‘import ‘impor’
Bakat seringkali seperti gunung es. Pada awalnya, yang terlihat hanya puncaknya, sementara sisanya tersembunyi dibawah permukaan air. Melalui kerja, usaha, dan pembelajaran, kita membuatnya lebih kasat mata (atau membawanya "ke atas permukaan air"). Dengan kata lain, bakat harus dikembangkan.
Saya punya seorang kawan muda yang pacarnya selalu bilang, “Aku ingin menjadi seorang penyanyi profesional. Aku ingin jadi bintang.” Kawan saya itu belajar drum, sekolah musik, mendengarkan banyak kaset dan cd, dan manggung sesering mungkin sejauh tidak mengganggu jadwal sekolahnya. Sementara itu, pacaranya tidak melakukan apa-apa untuk meningkatkan kemampuannya. Dia menyanyikan lagu yang sama berulang kali, tidak mempelajari lagu-lagu baru dan mengeluh bahwa dia tidak mendapat kesempatan untuk mewujudkan keinginannya.
Beberapa drummer muda melakukan hal yang sama. Mereka terlalu malas atau kurang rendah hati untuk mempelajari hal-hal baru. Sebenarnya ada banyak cara untuk belajar, dan tidak ada satu cara yang lebih baik daripada yang lainnya. Kamu bisa ikut kursus, pergi ke kelab, menonton konser, berlatih dengan lebih dari satu grup, membaca majalah khusus tentang drum, mengikuti kursus harmonisasi dan teori, mendaftar ke sekolah musik, berlatih dengan drummer lain, belajar piano atau alat tiup, membaca buku, berbincang dengan pemain pro yang sukses, menghadiri klinik dan lain-lain. Tapi tidak peduli metode apa pun yang kamu pilih, kamu harus terus berusaha untuk tumbuh. Yang saya maksudkan dengan "terus berusaha" disini adalah bahwa usahamu harus berkesinambungan.
Misalnya, seorang murid saya mulai belajar drum dalam empat waktu yang berbeda, di mana setiap kali dia "mendedikasikan" dirinya pada drum Dia datang pada empat atau lima pertemuan dan kemudian selama satu minggu dia tiba-tiba tidak muncul. Beberapa bulan kemudian dia menelepon, dengan alasan panjang lebar mengapa dia tidak belajar drum dan proses yang tidak berkesinambungan itu pun mulai lagi dari awal. Hal ini berlangsung selama dua tahun. Pada akhir periode itu, kemajuannya tidak sebanyak jika dia belajar secara konsisten selama enam bulan.
Dalam kasus penyanyi dan drummer muda ini, saya merasa bahwa mereka tidak sungguh-sungguh ingin sukses. Mereka hanya suka gagasan menjadi seorang drummer atau penyanyi. Mereka senang membayangkan diri mereka "di panggung" atau "di konser" atau "di televisi", tapi tidak sungguh-sungguh ingin berusaha agar sampai ke sana. Pembelajaran mensyaratkan pengorbanan dan usaha, dan tidak bisa dilakukan sepotong-sepotong. Pembelajaran harus konsisten, selama satu periode tertentu, agar ita bisa melihat hasil yang sebenarnya. Beberapa orang merasa putus asa setelah berusaha beberapa minggu atau bulan karena kemauan mereka tidak cukup kuat.
Beberapa pemain muda yang sangat berbakat mencoba mengambil jalan pintas dengan mengandalkan kemampuan alami saja. Mereka mungkin manja atau malas, tapi untuk sementara, bakat mereka masih membantu mereka. Para pemain muda lannya tidak punya bakat sebesar itu pada awalnya, tapi hasrat mereka untuk belajar begitu besar sehingga mereka berfokus secara total dan berjuang keras. Dalam banyak kasus, anak muda yang berusaha keras itu akan menjadi pemain yang lebih baik daripada anak yang tampaknya lebih berbakat.
Para pemain terbaik akan menunjukkan kepadamu bahwa mereka tidak pernah berhenti belajar. Mereka terus bertumbuh, berusaha, dan berkembang. Sikap dan kerja keras merekalah yang membuat mereka terus belajar dari setiap situasi dan pengalaman.
Lalu ada murid yang tidak melatih pelajaran yang diberikan, tapi membawa kaset atau cd berisi permainan drum yang rumit dan meminta gurunya menjelaskannya atau mentranskripsikannya. Sialnya, meskipun si guru menuliskannya, murid itu tidak akan bisa membacanya karena dia tidak pernah melatih pelajaran membaca notasi yang diberikan. Murid seperti ini ingin berlari sebelum dia bisa berjalan. Menurutnya, dasar-dasar permainan drum adalah untuk orang lain, sementara keinginannya tidak bisa ditunda. Murid-murid dengan sikap seperti ini jarang sekali berkembang menjadi pemain yang baik. Bakat bukanlah jaminan; itu hanyalah pijakan awal. Bakat plus usaha plus kesinambungan adalah formula untuk menciptakan pemain terbaik.
Bagaimana jika kamu tidak berbakat? Bagaimana jika kamu tidak yakin bahwa kamu bisa melakukannya? Bagaimana jika kamu merasa kamu tidak akan pernah menjadi pemain pro papan atas? Menurut saya, kamu tidak akan pernah tahu jawabannya kalau tidak mencoba. Ketika saya meninggalkan Kansas bertahun-tahun lalu, saya hanya punya uang 300 dollar dan satu set drum. Saya naik kereta dan pergi ke New York City. Saya tidak tahu apa yang bakal terjadi. Tapi saya tahu bahwa jika saya tidak mencoba, jika saya tidak memberikan upaya terbaik, saya tidak akan pernah keluar dari Kansas. Jika saya tidak berusaha secara berkesinambungan, saya akan masih berada di Kansas.
Jika kamu mencoba, kamu akan menemukan hal-hal tentang dirimu sendiri dan kemampuan-kemampuan yang mungkin tidak akan pernah kamu ketahui jika kamu tidak mencobanya. Pada awalnya kamu mungkin ingin menjadi drummer dan akhirnya menjadi pemilik toko drum yang sukses. Banyak orang yang demikian. Kamu mungkin mulai membuka sekolah drum atau perusahaan rekaman. Pokoknya kamu harus berusaha agar mengetahui seberapa besar kemampuanmu.
Perkara upaya ini bisa diringkas dengan satu komentar dari O.J Simpson, mantan bintang football. Ia berkata, “Semakin keras usaha saya, semakin beruntunglah saya!”. Ini benar! Dengan berusaha secara berkesinambungan, kamu bisa belajar segala sesuatu yang tidak pernah kamu bayangkan sebelumnya.
Bakat adalah sesuatu yang luar biasa. Itu adalah karunia yang tidak tergantikan. Tapi tanpa usaha berkesinambungan, bakat seringkali tidak banyak artinya. Seperti yang diutarakan oleh kawan saya, “Bakat itu rendah nilainya. Itu intan yang masih kasar. Perlu untuk dipoles.”
Ingat, bakat yang tidak dikembangkan sama saja dengan tidak berbakat. Agar bakatmu lebih tampak kasat mata kamu harus terus berusaha. Kamu harus berusaha secara berkesinambungan. Itu adalah satu-satunya cara untuk mengetahui dengan pasti seberapa besar bakatmu.
Baca: Buku Panduan Menjadi Drummer Profesional
Comments
Post a Comment