Skip to main content

Jenis Fonem

Jenis Fonem Jenis fonem yang dibicarakan di atas (vokal dan konsonan) dapat dibayangkan sebagai atau dikaitkan dengan segmen-segmen yang membentuk arus ujaran. Kata bintang , misalnya, dilihat sebagai sesuatu yang dibentuk oleh enam segmen — /b/, /i/, /n/, /t/, /a/, /Å‹/. Satuan bunyi fungsional tidak hanya berupa fonem-fonem segmental. Jika dalam fonetik telah diperkenalkan adanya unsur-unsur suprasegmental, dalam fonologi juga dikenal adanya jenis fonem suprasegmental. Dalam bahasa Batak Toba kata /itÉ™m/ berarti '(pewarna) hitam', sedangkan /itÉ”m/ (dengan tekanan pada suku kedua) berarti 'saudaramu'. Terlihat bahasa yang membedakan kedua kata itu adalah letak tekanannya, sehingga dapat dikatakan bahwa tekanan bersifat fungsional. Lain lagi yang diperlihatkan dalam contoh bahasa Inggris berikut. Di sini perubahan letak tekanan tidak mengubah makna leksikal kata, tetapi mengubah jenis katanya. Kata benda Kata kerja ‘import ‘impor’

Disiplin

Disiplin


Sejak muda, saya selalu menikmati latihan. Saya kira salah satu alasannya adalah karena orang tua saya memberi saya kebebasan untuk menentukan kapan dan seberapa banyak saya harus berlatih. Ayah saya hanya punya satu peraturan, “Jangan latihan di hari Minggu!” Sebenarnya saya suka dengan aturan ini karena saya punya waktu sehari untuk rileks, pergi ke bioskop, atau ngobrol bersama kawan-kawan saya. Orangtua saya mendukung, tapi mereka tidak pernah berusaha mengatur jadwal latihan saya. Bagi saya, disiplin latihan yang terbaik adalah disiplin pribadi yang muncul karena kamu melakukan sesuatu yang kamu sukai.

Salah satu alasan mengapa latihan itu menyenangkan adalah karena kita bisa berkreasi di dalamnya. Pada waktu itu, saya berlatih berdasarkan apa pun yang menarik perhatian saya. Ketika saya ikut kursus, saya melatih pelajaran yang diberikan lalu mencoba satu sesi kreatif pada set drum.

Jenis disiplin lain adalah disiplin gaya militer, yang dikenakan oleh orang lain terhadap dirimu. Dalam banyak hal, situasinya mirip dengan ketika kita bekerja untuk para pemimpin big band berumur. Meskipun jenis disiplin ini membantumu belajar mengatasi tekanan, ia punya kelemahan. Kamu bisa dengan mudah kehilangan semangat karena atmosfer jenis ini sering kali cepat membosankan dan jarang sekali menyenangkan.

Disiplin pribadi adalah produk sampingan dari hasrat untuk melakukan sesuatu yang sungguh-sungguh ingin kamu lakukan. Saya beruntung punya guru-guru drum yang berkepribadian positif dan sangat mendukung. Mereka adalah guru-guru yang piawai, tapi kepribadian merekalah yang membuat saya sungguh menanti-nanti pelajaran selanjutnya. Saya ingat saya kecewa ketika jam pelajaran usai. Pelajaran itu begitu menyenangkan sehingga saya tidak ingin ia berakhir. Saya lantas bergegas kembali ke rumah segera setelah pelajaran selesai karena saya begitu gembira, saya tidak bisa lagi menunggu mulai melatih apa yang baru saja saya pelajari.

Saya punya sepasang murid—drummer profesional—yang memutuskan untuk belajar membaca notasi musik. Salah satunya adalah drummer rock terkenal. Dia sangat gelisah pada pelajaran pertama. Dia berkata, “Saya tidak punya disiplin untuk duduk dan belajar membaca not. Tapi, pekerjaan saya yang sekarang ini menuntut saya untuk bisa membaca.”

Saya pertama-tama menegaskan bahwa yang diperlukan bukan disiplin dalam arti sesungguhnya. Yang dibutuhkan adalah hasrat. Kedua, saya menunjukkan bahwa proses pembentukan disiplin itu bisa dinikmati. Setiap kali kemampuanmu meningkat, kepercayaan dirimu bertambah dan kamu merasa nyaman karena menyadari bahwa kamu telah mencapai sesuatu. Disiplin akan muncul dari hasrat untuk mencapai peningkatan ini. Disiplin itu akan menjadi bagian dari dirimu dan kamu akan mulai menggunakan pendekatan yang sama dalam aktivitas-aktivitas lainnya.

Ketika saya mulai menggeluti bisnis musik, saya menggunakan pendekatan yang sama. Saya memang ingin terjun dalam bisnis ini, dan saya tahu saya harus bekerja keras untuk sukses. Sekali lagi, hasrat adalah katalis bagi disiplin diri untuk belajar, membaca, memahami, dan mempelajari apa yang harus dilakukan untuk memulai bisnis sendiri.

Kita sebaiknya tidak memandang latihan sebagai “tanggung jawab”. Ketika kita menjadikan latihan sebagai tanggung jawab, kita akan menganggapnya sebagai beban, tugas rutin. Begitu orang tua berkata, “Dengarkan! Saya sudah mengeluarkan uang untuk membayar kursus pianomu. Kamu harus berlatih satu jam setiap hari setiap jam tiga sore.” Semangat si anak muda untuk bermain pinao akan padam. Latihan itu sekarang menjadi sebuah tugas seperti halnya pekerjaan rumah, atau membereskan kamar.

Kita semua harus bertanggung jawab dalam berbagai situasi. Kita harus hadir tepat waktu untuk memenuhi janji yang sudah disepakati, untuk kursus, latihan atau apa pun. Kita benar-benar harus menepati kesepakatan-kesepakatan kita dan membayar utang-utang kita. Tapi, kamu tidak bisa mendekati permainan instrument musik dengan cara ini. Kebanyakan drummer yang benci berlatih merasakan latihan sebagai suatu keharusan. Mengikuti kursus yang dibimbing oleh seorang guru berkepribadian negatif atau yang pendekatannya kaku sering kali menciptakan kebencian terhadap latihan.

Salah satu murid saya punya pengalaman seperti itu. Dia sedang berlatih dengan seksi drum sekolah menengahnya dan menemui kesulitan membaca bagian akhir dari komposisi yang sedang mereka latih. Drum coach-nya lantas menghardiknya, “Kamu itu drummer jazz bego!”. Tidak pelak, seorang guru yang bersikap negatif seperti itu bisa membuat seorang murid membenci guru, pelajaran dan bahkan latihan.

Dalam satu hal, teguran itu lucu. Anak muda di atas adalah pemain all-around yang baik dan dia memainkan rock, jazz, fusion, dan funk sama baiknya. Tahun ini dia diterima di Berklee College Of Music Boston. Untungnya, hasratnya untuk bermain sedemikian besar sehingga dia bisa mengatasi pengalaman negatif ini.

Seorang pelatih bola basket ternama baru saja pensiun menjelang satu musim pertandingan. Ketika ditanyai tentang hal ini dia berkata, “Saya berjanji kepada diri sendiri bahwa saya akan mengundurkan diri kalau "melatih" sudah tidak menyenangkan lagi. Tahun ini kegiatan itu sudah tidak menyenangkan lagi, dan saya ingin menikmati kehidupan yang sudah lama saya tinggalkan.” Jelas para pemainnya terkejut—belum lagi pemilik tim itu. Tidak seorang pun memperkirakan hal ini. Tapi dari sudut pandangnya, "melatih" sudah menjadi suatu keharusan baginya.

Saya mulai bermain drum karena bagi saya kegiatan itu menyenangkan. Memang harus menyenangkan. Tapi kadang-kadang kamu harus mencari cara agar drumming tetap menyenangkan. Untuk mewujudkannya, permainan dan latihanmu harus kreatif dan bermanfaat. Kamu harus belajar, bertumbuh, dan berkembang. Kamu harus mulai merasa nyaman dengan dirimu sendiri. Kamu harus mempertahankan hasratmu yang menyala-nyala. Jika kamu melakukan semua ini, berlatih tidak akan menjadi beban atau keharusan, dan disiplin akan berjalan dengan sendirinya.


Baca: Buku Panduan Menjadi Drummer Profesional


Comments

Popular posts from this blog

Tanda-tanda Koreksi

6. Tanda-tanda Koreksi Sebelum menyerahkan naskah kepada dosen atau penerbit, setiap naskah harus dibaca kembali untuk mengetahui apakah tidak terdapat kesalahan dalam soal ejaan , tatabahasa atau pengetikan. Untuk tidak membuang waktu, maka cukuplah kalau diadakan koreksi langsung pada bagian-bagian yang salah tersebut. Bila terdapat terlalu banyak salah pengetikan dan sebagainya, maka lebih baik halaman tersebut diketik kembali. Untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan itu, lazim dipergunakan tanda-tanda koreksi tertentu, sehingga antara penulis dan dosen, atau antara penulis dan penerbit, terjalin pengertian yang baik tentang apa yang dimaksud dengan tanda koreksi itu. Tanda-tanda koreksi itu dapat ditempatkan langsung dalam teks atau pada pinggir naskah sejajar dengan baris yang bersangkutan. Tiap tanda perbaikan dalam baris tersebut (kalau ada lebih dari satu perbaikan pada satu baris) harus ditempatkan berturut-turut pada bagian pinggir kertas; bila perlu tiap-tiapnya dipis

Buku Komposisi Gorys Keraf

Daftar Isi Buku Komposisi Gorys Keraf Kata Pengantar Daftar Isi PENDAHULUAN Bahasa Aspek Bahasa Fungsi Bahasa Tujuan Kemahiran Berbahasa Manfaat Tambahan Kesimpulan BAB I PUNGTUASI Pentingnya Pungtuasi Dasar Pungtuasi Macam-macam Pungtuasi BAB II KALIMAT YANG EFEKTIF Pendahuluan Kesatuan Gagasan Koherensi yang baik dan kompak Penekanan Variasi Paralelisme Penalaran atau Logika BAB III ALINEA : KESATUAN DAN KEPADUAN Pengertian Alinea Macam-macam Alinea Syarat-syarat Pembentukan Alinea Kesatuan Alinea Kepaduan Alinea 5.1 Masalah Kebahasaan 5.2 Perincian dan Urutan Pikiran BAB IV ALINEA : PERKEMBANGAN ALINEA Klimaks dan Anti-Klimaks Sudut Pandangan Perbandingan dan Pertentangan Analogi Contoh Proses Sebab - Akibat Umum - Khusus Klasifikasi Definisi Luar Perkembangan dan Kepaduan antar alinea BAB V TEMA KARANGAN Pengertian Tema Pemilihan Topik Pembatasan Topik Menentukan Maksud Tesis dan Pengungkapan Maksud

Bagian Pelengkap Pendahuluan

2. Bagian Pelengkap Pendahuluan Bagian pelengkap pendahuluan atau disebut juga halaman-halaman pendahuluan sama sekali tidak menyangkut isi karangan. Tetapi bagian ini harus disiapkan sebagai bahan informasi bagi para pembaca dan sekaligus berfungsi menampilkan karangan itu dalam bentuk yang kelihatan lebih menarik. Biasanya bagian pelengkap pendahuluan dinomori dengan mempergunakan angka Romawi. Bagian pelengkap pendahuluan biasanya terdiri dari judul pendahuluan, halaman pengesahan, halaman judul, halaman persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar dan tabel, dan halaman penjelasan kalau ada. Bila karangan itu akan diterbitkan sebagai buku, maka bagian-bagian yang diperlukan sebagai persyaratan formal adalah: judul pendahuluan, halaman belakang judul pendahuluan, halaman judul, halaman belakang judul, halaman persembahan dan halaman belakang persembahan kalau ada, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar atau tabel serta halaman penjelasan atau keterangan kalau