Skip to main content

Jenis Fonem

Jenis Fonem Jenis fonem yang dibicarakan di atas (vokal dan konsonan) dapat dibayangkan sebagai atau dikaitkan dengan segmen-segmen yang membentuk arus ujaran. Kata bintang , misalnya, dilihat sebagai sesuatu yang dibentuk oleh enam segmen — /b/, /i/, /n/, /t/, /a/, /Å‹/. Satuan bunyi fungsional tidak hanya berupa fonem-fonem segmental. Jika dalam fonetik telah diperkenalkan adanya unsur-unsur suprasegmental, dalam fonologi juga dikenal adanya jenis fonem suprasegmental. Dalam bahasa Batak Toba kata /itÉ™m/ berarti '(pewarna) hitam', sedangkan /itÉ”m/ (dengan tekanan pada suku kedua) berarti 'saudaramu'. Terlihat bahasa yang membedakan kedua kata itu adalah letak tekanannya, sehingga dapat dikatakan bahwa tekanan bersifat fungsional. Lain lagi yang diperlihatkan dalam contoh bahasa Inggris berikut. Di sini perubahan letak tekanan tidak mengubah makna leksikal kata, tetapi mengubah jenis katanya. Kata benda Kata kerja ‘import ‘impor’

Gosip

Gosip


Gosip melimpah dalam bisnis musik. Berbagai gosip itu tampaknya bermunculan dari segala penjuru, memperparah kekacauan pada bisnis yang keadaannya sudah membingungkan ini. Gosip-gosip ini pasti muncul dari seseorang, meskipun jarang ada yang mengaku sebagai sumbernya.

Gosip biasanya muncul ketika sejumlah orang mendengarkan dan mengulangi sebuah cerita, dan setiap orang menambahkan sejumput imajinasi pada kisah itu. Begitu masing-masing individu menceritakan kembali, kisahnya bertambah ganjil. Contoh: Ajaklah sepuluh orang untuk duduk melingkar. Satu orang membisikkan sebuah cerita atau lelucon kepada orang yang berada di sebelahnya. Ia, pada gilirannya, membisikkannya kepada orang berikutnya. Setelah cerita itu mengitari seluruh lingkaran, akhirnya ia kembali ke pencerita pertama. Pada umumnya cerita itu telah ditambah-tambahi dan diubah dalam perjalanannya mengelilingi lingkaran. Orang pertama biasanya heran ketika dia mendengar cerita yang pertama kali disampaikannya. Sedikit sekali kemiripannya atau bahkan sama sekali berbeda dari cerita yang awalnya ia bisikkan.

Ini mengilustrasikan bahwa bahkan orang yang berniat baik pun akan sedikit mengubah apa yang mereka dengar. Inilah hasil dari kegiatan mendengarkan secara sembrono dan penceritaan kembali yang lebih sembrono. Seperti yang diungkapkan oleh kawan saya, "Kebanyakan orang hanya mengulangi apa yang menurut mereka telah mereka dengar."


Pengecut


Ini adalah orang-orang yang, karena cemburu, marah, dan iri hati sengaja memulai gosip untuk menyakiti orang lain. Para politikus saat panas-panasnya masa kampanye sangatlah terkenal untuk hal yang satu ini. Tetapi setidaknya mereka melakukannya di depan publik.

Gosip yang licik dan paling berbahaya adalah yang beredar diam-diam. Orang yang digosipkan jarang sekali punya kesempatan untuk membela diri. Ini menyedihkan karena gosip bisa melukai karier seseorang dan orang-orang yang menyebarkan gosip ini memang pengecut.

 

 

Pembantu Penyebar Gosip


Beberapa orang tidak bermaksud menyakiti pihak tertentu, mereka semata-mata ingin selalu menjadi yang pertama yang mewartakan "bocoran" kisah rahasia. Dalam ketergesa-gesaan mereka untuk mengesankan orang lain, mereka biasanya tidak pernah mengecek kebenaran cerita itu sebelum menyebarkannya ke seluruh penjuru.

Orang-orang ini merasakan getaran sukacita saat mengulang-ulang cerita negatif. Mereka senang berpura-pura bahwa mereka tahu apa yang sedang terjadi. "Apakah kamu sudah dengar tentang si X?" adalah kalimat pembuka untuk memancing keingintahuanmu.

Tanpa mengecek fakta sebelum bicara, mereka bisa sama merugikannya dengan orang iri hati yang memulai gosip itu.

 

 

Good News Is No News


Kabar buruk dan masalah membuat koran laku dan menjadikan acara berita di TV mencapai rating tinggi. Contoh berita seperti, "Pesawat mendarat dengan selamat" tidak meraup cukup banyak perhatian. Tapi berita yang seperti ini, "Pesawat hilang dan seluruh penumpang dikhawatirkan tewas" akan merebut perhatian banyak orang.

Bahkan jika keesokan harinya berita menyebutkan, "Seluruh penumpang selamat," dampak buruknya sudah terlanjur terjadi. Ketentraman hidup para sanak saudara telah dikacaukan oleh pelaporan berita yang sembrono.

Meskipun saya tidak mengkritik koran atau orang di bidang pemberitaan, hal itu benar-benar terjadi. Dalam ketergesa-gesaan untuk menjadi yang pertama, terciptalah masalah. Percayalah, tidak hanya dalam hal pemberitaan, hal seperti itu juga bisa dan memang terjadi dalam bisnis musik. Yang perlu dilakukan oleh seseorang hanyalah mulai berbisik, dan fenomena kabar buruk beredar cepat pun segera bergerak.

 

 

Menghadapi Gosip


Jika seseorang mengatakan kepadamu sesuatu yang sulit kamu percayai (terutama jika hal itu negatif), ajukan beberapa pertanyaan, "Bagaimana kamu tahu itu benar atau tidak?" atau "Apakah kamu berada disana waktu itu?" atau "Siapa yang menceritakan itu kepadamu?"

Pertanyaan terakhir itu akan mengatakan banyak hal kepadamu. Jika orang itu berkata, "Aku tidak bisa bilang," kamu layak curiga. Jika orang itu menyebutkan nama yang menurutmu keliru, berhati-hatilah.

 

 

Berpikir Sebelum Bicara


Saya pernah mendengar cerita-cerita yang sungguh-sungguh menakjubkan tentang diri saya. Ada orang yang mengatakan kepada saya (dia tidak tahu siapa saya) bahwa, "Roy Burns punya saudara kembar yang bisa main drum lebih bagus ketimbang Roy, dan dari dialah si Roy mendapat ide-idenya." Ia mengatakan kepada saya, "Saudara kembar Roy Burns dirawat di Rumah Sakit Jiwa dan Roy mencuri gaya permainannya." Yang benar adalah bahwa saya mempunyai adik laki-laki yang sehat mental spiritual dan tidak pernah bermain drum. Sesungguhnya, ia pernah menjadi seorang pemain bowling profesional.

Saya bertanya kepadanya bagaimana ia mendapatkan cerita ini dan anda boleh percaya atau tidak, dia menjawab, "Saya teman baik keluarga Burns." Lalu saya memperkenalkan diri, dan orang itu pun menjadi sangat malu. Alasannya adalah, "Itu yang diceritakan seseorang kepada saya." Saya menyarankan agar lain kali dia mengecek fakta sebelum mengulangi cerita-cerita negatif.

Ketika berada di Las Vegas beberapa tahun lalu, saya diperkenalkan kepada seorang drummer. Ia berkata, "Apakah anda Roy Burns, drummer itu?" Saya menjawab ya. Ia kaget, lalu saya bertanya mengapa ia bereaksi seperti itu. Ia berkata, "Saya dengar anda meninggal!" Itu membuat saya bergidik. Saya ingat waktu itu saya sempat berpikir, "Bagaimana kelanjutan ceritanya?"


Beberapa Gagasan Tambahan


Bila kamu mendengar gosip aneh tentang seseorang, cek lebih dulu. Telepon beberapa orang dan tanyakan, "Apakah kamu mendengar cerita aneh tentang si X?" Jika tidak ada orang yang mendengarnya, jangan ulangi cerita-cerita itu. Lupakan saja.

Jika seseorang terus-menerus menyampaikan cerita-cerita negatif tentang orang lain, hindari orang tersebut. Katakan saja kepadanya, "Aku tidak mau mendengarnya."

Kamu mungkin tidak bisa menghentikan seseorang yang memulai atau mengulangi gosip, tetapi setidaknya kamu tidak menambah persoalan itu. Ingat saja, cerita-cerita aneh seperti itu biasanya terlalu dibesar-besarkan, atau seringkali tidak benar.


Baca: Buku Panduan Menjadi Drummer Profesional


Comments

Popular posts from this blog

Tanda-tanda Koreksi

6. Tanda-tanda Koreksi Sebelum menyerahkan naskah kepada dosen atau penerbit, setiap naskah harus dibaca kembali untuk mengetahui apakah tidak terdapat kesalahan dalam soal ejaan , tatabahasa atau pengetikan. Untuk tidak membuang waktu, maka cukuplah kalau diadakan koreksi langsung pada bagian-bagian yang salah tersebut. Bila terdapat terlalu banyak salah pengetikan dan sebagainya, maka lebih baik halaman tersebut diketik kembali. Untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan itu, lazim dipergunakan tanda-tanda koreksi tertentu, sehingga antara penulis dan dosen, atau antara penulis dan penerbit, terjalin pengertian yang baik tentang apa yang dimaksud dengan tanda koreksi itu. Tanda-tanda koreksi itu dapat ditempatkan langsung dalam teks atau pada pinggir naskah sejajar dengan baris yang bersangkutan. Tiap tanda perbaikan dalam baris tersebut (kalau ada lebih dari satu perbaikan pada satu baris) harus ditempatkan berturut-turut pada bagian pinggir kertas; bila perlu tiap-tiapnya dipis

Buku Komposisi Gorys Keraf

Daftar Isi Buku Komposisi Gorys Keraf Kata Pengantar Daftar Isi PENDAHULUAN Bahasa Aspek Bahasa Fungsi Bahasa Tujuan Kemahiran Berbahasa Manfaat Tambahan Kesimpulan BAB I PUNGTUASI Pentingnya Pungtuasi Dasar Pungtuasi Macam-macam Pungtuasi BAB II KALIMAT YANG EFEKTIF Pendahuluan Kesatuan Gagasan Koherensi yang baik dan kompak Penekanan Variasi Paralelisme Penalaran atau Logika BAB III ALINEA : KESATUAN DAN KEPADUAN Pengertian Alinea Macam-macam Alinea Syarat-syarat Pembentukan Alinea Kesatuan Alinea Kepaduan Alinea 5.1 Masalah Kebahasaan 5.2 Perincian dan Urutan Pikiran BAB IV ALINEA : PERKEMBANGAN ALINEA Klimaks dan Anti-Klimaks Sudut Pandangan Perbandingan dan Pertentangan Analogi Contoh Proses Sebab - Akibat Umum - Khusus Klasifikasi Definisi Luar Perkembangan dan Kepaduan antar alinea BAB V TEMA KARANGAN Pengertian Tema Pemilihan Topik Pembatasan Topik Menentukan Maksud Tesis dan Pengungkapan Maksud

Bagian Pelengkap Pendahuluan

2. Bagian Pelengkap Pendahuluan Bagian pelengkap pendahuluan atau disebut juga halaman-halaman pendahuluan sama sekali tidak menyangkut isi karangan. Tetapi bagian ini harus disiapkan sebagai bahan informasi bagi para pembaca dan sekaligus berfungsi menampilkan karangan itu dalam bentuk yang kelihatan lebih menarik. Biasanya bagian pelengkap pendahuluan dinomori dengan mempergunakan angka Romawi. Bagian pelengkap pendahuluan biasanya terdiri dari judul pendahuluan, halaman pengesahan, halaman judul, halaman persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar dan tabel, dan halaman penjelasan kalau ada. Bila karangan itu akan diterbitkan sebagai buku, maka bagian-bagian yang diperlukan sebagai persyaratan formal adalah: judul pendahuluan, halaman belakang judul pendahuluan, halaman judul, halaman belakang judul, halaman persembahan dan halaman belakang persembahan kalau ada, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar atau tabel serta halaman penjelasan atau keterangan kalau