Jenis Fonem Jenis fonem yang dibicarakan di atas (vokal dan konsonan) dapat dibayangkan sebagai atau dikaitkan dengan segmen-segmen yang membentuk arus ujaran. Kata bintang , misalnya, dilihat sebagai sesuatu yang dibentuk oleh enam segmen — /b/, /i/, /n/, /t/, /a/, /Å‹/. Satuan bunyi fungsional tidak hanya berupa fonem-fonem segmental. Jika dalam fonetik telah diperkenalkan adanya unsur-unsur suprasegmental, dalam fonologi juga dikenal adanya jenis fonem suprasegmental. Dalam bahasa Batak Toba kata /itÉ™m/ berarti '(pewarna) hitam', sedangkan /itÉ”m/ (dengan tekanan pada suku kedua) berarti 'saudaramu'. Terlihat bahasa yang membedakan kedua kata itu adalah letak tekanannya, sehingga dapat dikatakan bahwa tekanan bersifat fungsional. Lain lagi yang diperlihatkan dalam contoh bahasa Inggris berikut. Di sini perubahan letak tekanan tidak mengubah makna leksikal kata, tetapi mengubah jenis katanya. Kata benda Kata kerja ‘import ‘impor’
Seorang teman dekat saya baru-baru ini mengalami krisis tempo. Selama beberapa tahun, dia bermain bersama sebuah grup yang terdiri dari dia sendiri, seorang pemain gitar, seorang pemain bas, dan seorang pemain keyboard. Grup itu sempat membuat rekaman dengan harapan bahwa mereka akhirnya akan mendapat kontrak rekaman.
Pada satu sesi rekaman, sang gitaris memutuskan untuk mengubah salah satu aransemen yang telah mereka latih selama beberapa bulan. Dia juga memutuskan untuk memainkan lagu tersebut secara lebih lambat. Memainkan lagu lebih lambat daripada yang biasa kamu mainkan—terutama jika kamu mempertimbangkan tekanan saat rekaman—bisa menjadi amat sulit. Biasanya mempercepat tempo lebih mudah daripada memperlambat. Akhirnya setiap kali aransemen diubah, kesulitan apa pun yang muncul selalu ditimpakan ke teman saya itu, sang drummer. Ritme, lirik, dan tempo diubah, dan kesabaran semakin menipis dan menipis.
Setiap kali grup tersebut mendengarkan playback, seseorang menemukan kesalahan drummer. Komentar seperti, “Kenapa kamu tidak bisa memainkan dua beat bass drum ekstra pada break itu?” atau komentar seperti, “Kenapa kamu tidak memainkan rhythm yang berbeda pada bagian pertama?” atau ada lagi, “Itu bukan feel yang saya mau,” atau komentar lain seperti, “Aku tidak suka sound drumnya”, menjadi perintah harian (atau mingguan).
Karena kurangnya arahan (atau minimnya produser yang berkualitas) sesi rekaman demo pecah menjadi, “Kita tidak bisa bermain dengan drummer ini!”. Akhirnya pemain bas sepakat dengan pemain gitar. “Ya, kamu benar! Kita butuh drummer yang lebih bagus!”.
Sayangnya, kawan saya itu pun mulai merasa bahwa semua kekacauan itu adalah kesalahannya. Semakin keras ia mencoba semakin kritis kondisi grup itu. Setiap kekeliruan bahkan secuil fluktuasi tempo ditimpakan kepadanya, dan akhirnya, dia dipersalahkan karena "memporakporandakan" sesi rekaman itu.
Saya mengamati situasi ini dan situasi lain seperti ini sebagai berikut. Pertama, masalah terbesar drummer adalah bahsa pemain melodi dan/atau penyanyi biasanya kurang memahami apa yang bisa atau seharusnya dilakukan oleh para drummer. Misalnya, pernahkan kamu melihat pemain gitar atau pemain alat tiup mengentakkan kaki mereka? Ketukannya jarang sekali yang tepat. Jika mereka mempercepat sebuah frasa yang mereka mainkan, kaki mereka pun mengentak semakin cepat. Mereka seringkali kurang koordinasi untuk mengetukkan kaki mereka secara konstan sementara di saat yang sama memainkan pola-pola sinkop. Tapi orang-orang inilah yang merasa punya kualifikasi untuk menginstruksikan masalah tempo kepada drummer.
Kedua, banyak grup yang memiliki pemikiran yang keliru, yaitu drummer harus menjaga tempo yang sempurna, bahkan jika para pemain lainnya dalam band itu semakin cepat atau lambat. Mereka tampaknya berpikir bahwa drummer bisa bermain tanpa mendengarkan—atau dipengaruhi oleh—apa yang sedang terjadi di sekitarnya.
Ketiga, masalah tercipta ketika pemain gitar dan bas memperkeras amplifier mereka hingga memekakkan telinga. Bagaimana drummer bisa mengarahkan kedua pemain ini jika mereka tidak mendengarkannya? Volume yang keras bisa mengalahkan suara ketukan drummer yang mencoba mencegah band itu bermain semakin cepat.
Terakhir, jika pemain gitar dan bas berhak mengkritik drummer, kenapa drummer tidak bisa mengkritik mereka? Kenapa dia mempercepat bagian tertentu? Kenapa drummer tidak bisa mengkritik penyetelan amplifier bas? Jika semua pihak memikirkan semua sound grup tersebut, maka setiap orang, termasuk drummer, berhak menyampaikan pendapat dalam pengambilan keputusan yang mempengaruhi kinerja grup tersebut.
Berikut ini adalah beberapa saran agar kawan-kawan kita bersikap jujur. Misalnya seseorang di bandmu berkata, “Bisakah aku memberi saran tentang sound drummu?”. Kamu sebaiknya menjawab, “Tentu, kalau aku juga boleh melakukan hal yang sama. Bisakah aku memberimu saran juga?”. Ini biasanya menyadarkannya bahwa kritik berjalan dua arah. Demikian pula rasa hormat.
Bila ada masalah pada sebuah lagu, katakan kepada grupmu bahwa kamu tidak bisa memperbaikinya sendirian. Band adalah sebuah tim, dan tim berfungsi dengan baik jika para anggotanya bekerja sama. Masing-masing individu dalam band berperan dalam pembentukan tempo dan time feel sebuah grup.
Untuk meningkatkan komunikasi dalam sebuah band, jangan mencoba "menyalahkan" seseorang. Cobalah menyelesaikan masalah itu melalui rasa saling menghargai dan kerja sama. Itu membutuhkan sedikit upaya, tetap para pemain lainnya akan menghargaimu jika kamu berkonsentrasi pada masalah, bukan pada pribadi/individu.
Bila kamu akan membuat rekaman, cobalah pahami dengan jelas materimu sebelum kamu masuk studio. Sesi rekaman bukanlah tempat untuk berlatih atau menulis ulang materi. Perubahan jelas bisa dilakukan setelah mendengarkan playback, tetapi pemikiran yang jelas tentang apa yang ingin kamu capai akan menghilangkan banyak masalah dan membantu mengurangi tekanan saat rekaman.
Kalau mungkin, cari seorang produser, seorang kawan dengan pengalaman di dunia rekaman, atau seorang recording engineer yang amat berpengalaman untuk memberi komentar objektif selama sesi rekaman. Objektivitas mereka akan bisa mencegah terjadinya perselisihan antaranggota band, dan itulah alasan kenapa grup top memiliki produser yang hebat.
Ingat bahwa kamu manusia. Drummer itu bukanlah drum machine. Drum machine mungkin sempurna, tapi ia tidak bisa "bergoyang", dan tidak bisa memproyeksikan emosi. Ingat juga bahwa kepekaanmu akan tempo juga tidak lebih baik daripada orang-orang yang bermain denganmu. Kawan saya itu sekarang membentuk sebuah band baru, dan tiba-tiba saja krisis temponya berakhir. Setiap orang dalam grup baru itu berpendapat bahwa dia bermain persis seperti yang mereka inginkan. Yang terakhir saya dengar mereka berupaya membuat rekaman.
Baca: Buku Panduan Menjadi Drummer Profesional
Comments
Post a Comment