Skip to main content

Jenis Fonem

Jenis Fonem Jenis fonem yang dibicarakan di atas (vokal dan konsonan) dapat dibayangkan sebagai atau dikaitkan dengan segmen-segmen yang membentuk arus ujaran. Kata bintang , misalnya, dilihat sebagai sesuatu yang dibentuk oleh enam segmen — /b/, /i/, /n/, /t/, /a/, /Å‹/. Satuan bunyi fungsional tidak hanya berupa fonem-fonem segmental. Jika dalam fonetik telah diperkenalkan adanya unsur-unsur suprasegmental, dalam fonologi juga dikenal adanya jenis fonem suprasegmental. Dalam bahasa Batak Toba kata /itÉ™m/ berarti '(pewarna) hitam', sedangkan /itÉ”m/ (dengan tekanan pada suku kedua) berarti 'saudaramu'. Terlihat bahasa yang membedakan kedua kata itu adalah letak tekanannya, sehingga dapat dikatakan bahwa tekanan bersifat fungsional. Lain lagi yang diperlihatkan dalam contoh bahasa Inggris berikut. Di sini perubahan letak tekanan tidak mengubah makna leksikal kata, tetapi mengubah jenis katanya. Kata benda Kata kerja ‘import ‘impor’

Meyakini Ide-idemu

Meyakini Ide-idemu


Salah seorang murid saya baru menghadiri sebuah klinik/konser yang diadakan oleh seorang drummer profesional muda terbaik saat ini. Murid itu, yang baru berumur enam belas tahun, berkata, “Setelah menyaksikan klinik/konser itu, saya jadi tertekan.” “Kenapa?” tanya saya. “Kedengarannya yang saya mainkan tidak ada yang bagus,” jawabnya. “Saya tidak suka ide-ide saya.” Saya lantas menanggapi, “Kamu bersikap terlalu keras terhadap dirimu sendiri.” Dia berkata, ”Ya, mungkin, tapi semua yang dia mainkan kedengarannya begitu bagus sehingga permainan saya sendiri jadi tidak bagus.” Pertimbangkan lagi penilaianmu itu,” saran saya. “Kamu baru enam belas tahun. Beri waktu untuk dirimu dan ide-idemu untuk berkembang. Setiap orang perlu waktu dan pengalaman untuk bertumbuh secara musikal.”

Salah satu alasan saya menanggapi demikian adalah ketika kamu masih muda dan mendengarkan seseorang yang hebat, itu menjadi pengalaman yang amat kuat yang menciptakan kesan mendalam dan terekam lama. Misalnya, ketika saya masih berumur enam belas tahun, saya menyaksikan Louie Bellson dan Buddy Rich untuk pertama kalinya. Saya terpesona total. Orang-orang ini begitu bagus sehingga saya merasa ingin berhenti bermain drum. Tapi, setelah 24 jam, saya tidak tahan untuk segera duduk di balik set drum dan mencoba beberapa teknik drum yang sudah saya lihat dan dengar. Depresi berubah menjadi inspirasi. Konser itu, dalam ingatan saya, mengilhami saya sampai hari ini.

Salah satu alasan para pemain lain kedengaran begitu bagus bukan hanya karena mereka lebih piawai, tapi juga karena kita tidak bisa menebak apa yang akan terjadi. Kamu tidak apa yang selanjutnya akan dilakukan oleh drummer tersebut. Kamu duduk di ujung bangkumu, penuh antisipasi, menikmati, dan secara total terserap dalam musik di panggung. Semuanya berupa kejutan—terutama jika kamu berumur enam belas tahun.

Faktor impresif lainnya bagi murid saya adalah grup yang mengiringi drummer itu. Mereka adalah para pemain piawai dengan segudang pengalaman manggung. Mereka memperkuat kesan hebat yang dibangkitkan oleh si drummer. Seluruh efek musikal amat kuat, dan situasi-situasi seperti inilah yang menimbulkan kesan begitu intens dan tahan lama.

Kebanyakan dari kita harus berlatih dan menyempurnakan ide-ide kita sampai kita cukup berkembang untuk memainkannya secara natural dan dengan penuh perasaan. Setelah melakukan hal ini bertahun-tahun, kamu bisa menggunakan ide-idemu secara spontan untuk menciptakan ide-ide baru lainnya. Ini butuh waktu dan pengalaman. Kamu perlu belajar tentang apa yang pas untuk fill atau lagu tertentu dan apa yang harus kamu hindari. Jika kamu bermain dengan pas, permainanmu akan mendemonstrasikan kematangan dan feeling.

Di awal karier saya, saya belajar beberapa teknik hebat sambil melakukan rekaman. Ide-ide yang saya kira akan terdengar bagus di tape ternyata buruk sekali. Ide-ide lain yang setidaknya saya terima begitu saja apa adanya justru terdengar jauh lebih baik daripada yang saya perkirakan. Dari pengalaman-pengalaman inilah saya belajar bahwa ketika kita bermain, kita sulit bersikap objektif tentang seperti apa sesungguhnya permainan kita. Karena itu rekaman bisa menjadi kerja yang perlu banyak usaha ekstra. Kamu harus berkonsentrasi dan menyimak. Itulah sebabnya kamu sering mendengar komentar dalam studio, “Bisa kita dengar sekali lagi?” Setelah mendengarkan track itu, seringkali kamu ingin mengubah permainanmu.

Ini adalah salah satu alasan mengapa saya sarankan agar kamu merekam latihan, latihan bersama, pentas di kelab. Mendengarkan secara objektif apa yang telah kamu dan anggota lain dari grup kamu mainkan adalah salah satu cara yang baik untuk belajar. Kamu bisa mendengarkannya seperti yang dilakukan oleh orang lain. Ini nyaris mustahil bisa kamu lakukan ketika kamu sedang bermain. Belajar mendengarkan diri sendiri secara objektif adalah kunci bagi peningkatan kemampuan.

Dengan usia yang masih muda dan keinginan untuk melakukan segala sesuatunya dengan baik, kamu akan punya harapan tinggi. Saat kemampuanmu meningkat, kamu mulai berpikir, “Saya sungguh hebat!” Pandanganmu mengenai dirimu sendiri dan permainanmu mungkin tidak cukup akurat. Alhasil, ketika kamu melihat drummer berpengalaman, egomu akan sedikit menyusut. Tapi hal ini juga bisa positif, karena kamu akan memiliki perspektif untuk menentukan posisimu yang sebenarnya. Kita sekali-sekali butuh penyesuaian sikap untuk menjaga agar perspektif kita atas diri sendiri realistis.


Baca: Buku Panduan Menjadi Drummer Profesional

Comments

Popular posts from this blog

Tanda-tanda Koreksi

6. Tanda-tanda Koreksi Sebelum menyerahkan naskah kepada dosen atau penerbit, setiap naskah harus dibaca kembali untuk mengetahui apakah tidak terdapat kesalahan dalam soal ejaan , tatabahasa atau pengetikan. Untuk tidak membuang waktu, maka cukuplah kalau diadakan koreksi langsung pada bagian-bagian yang salah tersebut. Bila terdapat terlalu banyak salah pengetikan dan sebagainya, maka lebih baik halaman tersebut diketik kembali. Untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan itu, lazim dipergunakan tanda-tanda koreksi tertentu, sehingga antara penulis dan dosen, atau antara penulis dan penerbit, terjalin pengertian yang baik tentang apa yang dimaksud dengan tanda koreksi itu. Tanda-tanda koreksi itu dapat ditempatkan langsung dalam teks atau pada pinggir naskah sejajar dengan baris yang bersangkutan. Tiap tanda perbaikan dalam baris tersebut (kalau ada lebih dari satu perbaikan pada satu baris) harus ditempatkan berturut-turut pada bagian pinggir kertas; bila perlu tiap-tiapnya dipis

Buku Komposisi Gorys Keraf

Daftar Isi Buku Komposisi Gorys Keraf Kata Pengantar Daftar Isi PENDAHULUAN Bahasa Aspek Bahasa Fungsi Bahasa Tujuan Kemahiran Berbahasa Manfaat Tambahan Kesimpulan BAB I PUNGTUASI Pentingnya Pungtuasi Dasar Pungtuasi Macam-macam Pungtuasi BAB II KALIMAT YANG EFEKTIF Pendahuluan Kesatuan Gagasan Koherensi yang baik dan kompak Penekanan Variasi Paralelisme Penalaran atau Logika BAB III ALINEA : KESATUAN DAN KEPADUAN Pengertian Alinea Macam-macam Alinea Syarat-syarat Pembentukan Alinea Kesatuan Alinea Kepaduan Alinea 5.1 Masalah Kebahasaan 5.2 Perincian dan Urutan Pikiran BAB IV ALINEA : PERKEMBANGAN ALINEA Klimaks dan Anti-Klimaks Sudut Pandangan Perbandingan dan Pertentangan Analogi Contoh Proses Sebab - Akibat Umum - Khusus Klasifikasi Definisi Luar Perkembangan dan Kepaduan antar alinea BAB V TEMA KARANGAN Pengertian Tema Pemilihan Topik Pembatasan Topik Menentukan Maksud Tesis dan Pengungkapan Maksud

Observasi dan Penelitian Lapangan

3. Observasi dan Penelitian Lapangan Pengumpulan data untuk suatu tulisan ilmiah dapat dilakukan melalui observasi dan penelitian lapangan. Observasi adalah pengamatan langsung kepada suatu obyek yang akan diteliti, sedangkan penelitian lapangan adalah usaha pengumpulan data dan informasi secara intensif disertai analisa dan pengujian kembali atas semua yang telah dikumpulkan. Observasi dapat dilakukan dalam suatu waktu yang singkat, sebaliknya penelitian lapangan memerlukan waktu yang lebih panjang. Observasi dapat dilakukan mendahului pengumpulan data melalui angket atau penelitian lapangan. Dalam hal ini observasi bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang tepat mengenai obyek penelitian sehingga dapat disusun daftar kuestioner yang tepat atau dapat menyusun suatu desain penelitian yang cermat. Sebaliknya observasi dapat juga dilakukan sesudah mengumpulkan data melalui angket atau wawancara. Dalam hal ini tujuan observasi adalah untuk mengecek sendiri sampai di mana kebenara