Jenis Fonem Jenis fonem yang dibicarakan di atas (vokal dan konsonan) dapat dibayangkan sebagai atau dikaitkan dengan segmen-segmen yang membentuk arus ujaran. Kata bintang , misalnya, dilihat sebagai sesuatu yang dibentuk oleh enam segmen — /b/, /i/, /n/, /t/, /a/, /Å‹/. Satuan bunyi fungsional tidak hanya berupa fonem-fonem segmental. Jika dalam fonetik telah diperkenalkan adanya unsur-unsur suprasegmental, dalam fonologi juga dikenal adanya jenis fonem suprasegmental. Dalam bahasa Batak Toba kata /itÉ™m/ berarti '(pewarna) hitam', sedangkan /itÉ”m/ (dengan tekanan pada suku kedua) berarti 'saudaramu'. Terlihat bahasa yang membedakan kedua kata itu adalah letak tekanannya, sehingga dapat dikatakan bahwa tekanan bersifat fungsional. Lain lagi yang diperlihatkan dalam contoh bahasa Inggris berikut. Di sini perubahan letak tekanan tidak mengubah makna leksikal kata, tetapi mengubah jenis katanya. Kata benda Kata kerja ‘import ‘impor’
Menjadi
seorang drummer profesional lebih dari sekadar menghabiskan sebagian
atau seluruh hidupmu bermain drum. Profesionalisme merupakan sikap yang
dikembangkan melalui pengalaman dan disiplin diri. Ini berkaitan dengan
rasa tanggung jawab terhadap diri sendiri, mereka yang ada di sekitarmu,
dan para penonton yang telah membayar untuk menyaksikan permainanmu.
Saya tidak akan pernah lupa ketika teman saya dan saya berdesakan di dalam sebuah bar sebuah kelab malam besar untuk mendengarkan seorang drummer ternama bersama grupnya. Kelab itu menetapkan cover charge yang amat tinggi hanya sebagai tiket masuk. Kami berdiri dan memanjangkan leher, karena kami tidak punya banyak uang untuk memesan dan duduk di sebuah meja. Kami sudah menabung untuk pertunjukan ini, dan amat bergairah menantikan musik yang hebat dan permainan drum yang dahsyat.
Grup itu memainkan sekitar tiga lagu. Drummernya, yang adalah pemimpin grup, mengisi dengan solo drum. Setelah sekitar satu menit, tampaknya ada yang tidak beres. Drum solo itu mulai kacau. Saat itu juga, si drummer menghunjamkan sticknya, ujungnya mengarah ke bawah, menembus kedua sisi head snare drum, dan berhenti bermain. Dia meraih microphone dan berkata kepada penonton, "Anda mungkin tidak suka, tapi saya merasa jauh lebih baik. Selamat malam!" Ia meninggalkan panggung, meninggalkan semua orang dalam kelab itu, termasuk grupnya di panggung dalam keadaan terkejut dan diam terpana.
Kawan saya berkata, "Sudah? Cuma itu? Ini lelucon atau apa? Ini tidak sebanding dengan tiket masuknya!" Kawan saya benar! Faktanya, drummer dan grup itu tidak pernah lagi bermain di kelab itu lagi. Menurut saya, insiden ini adalah hal yang paling tidak profesional yang pernah saya saksikan. Tidak lama kemudian saya memperoleh informasi bahwa drummer itu berselisih dengan pimpinan grup lain yang juga akan manggung di tempat yang sama. Perkaranya adalah tentang siapa yang akan mengakhiri pertunjukan atau semacam itu. Akhirnya, karena pertengkaran pribadi, banyak pelanggan yang tidak hanya terlanjur membayar mahal tetapi juga dilecehkan.
Almarhum Louie Armstrong mungkin adalah profesional tulen. Seorang pianis yang bekerja bersama Louie menceritakan kisah berikut kepada saya. Grupnya sedang melakukan perjalanan dengan bus dan terperangkap dalam badai salju. Mereka tiba di gedung konser, yang menampung sekitar 600 orang, dua jam lebih lambat dari jadwal. Tapi, 12 orang penonton telah dengan gagah berani menembus badai salju dan menunggu kedatangan Louie Armstrong bersama grupnya dengan sabar. Ketika Louie menyadari hal ini. dia mengatakan kepada manajernya, "Cepat siapkan semua instrument dan panggung. Kita akan naik panggung." Ketika semua sudah siap, Louie meraih microphone dan berkata kepada 12 orang penonton itu, "Anda semua sudah bersabar menunggu kami, kami akan bermain untuk anda."
Louie dan grupnya menggelar konser dua jam mereka di dalam sebuah gedung yang nyaris kosong melompong. Orang yang bermain di panggung sama banyaknya dengan yang menonton. Seusai pertunjukan itu, sebagian besar penonton itu menitikkan air mata saat mereka berterima kasih kepada Louie dan grupnya. Kawan saya, si pianis, berkata, "Louie mengajarkan kepada kami semua sebuah pelajaran yang sangat penting malam itu. Ia adalah sebuah nama besar bukan hanya sebagai musisi, tetapi juga sebagai manusia. Ia menunjukkan kepada setiap orang di gedung itu termasuk bandnya, apa artinya profesional sejati."
Hadir tepat waktu mungkin adalah hal pertama yang harus dipelajari untuk menjadi seorang profesional drummer sejati. Jika kamu terlibat dalam kerja studio, kamu harus senantiasa memperhatikan jam tanganmu, karena setiap jadwal dimlai pada waktu yang berbeda. Namamu bisa tercemar jika kamu tidak hadir disana. Insiden tidak terduga memang bisa saja terjadi, seperti badai salju yang saya sebutkan. Tetapi jika hal ini terus-menerus terjadi pada orang yang sama, kabari tidak sedap lekas tersebar.
Begitu kamu mendapat reputasi sebagai orang yang tidak bisa diandalkan, kamu akan sulit mengatasinya.
Saya pernah menyaksikan seorang pemain trumpet terkenal tampil bersama grupnya di sebuah klab. Grup itu mulai bermain, dan si pemain trumpet melakukan solo. Tapi saat bersolo, dia mulai, dengan begitu pelan, merunduk. Begitu sampai pada akhir solo, dia condong begitu jauh sehingga trumpetnya benar-benar berada di antara dua lututnya. Saat dia berupaya berdiri tegak, dia jatuh ke luar panggung, mendarat di sebuah meja. Bisa kamu bayangkan betapa kagetnya orang-orang yang duduk di meja itu. Kemudian saya mendengar bahwa musisi itu meninggal karena kelebihan obat penenang pada usia yang amat muda.
Almarhum Cozy Cole bukan hanya seorang drummer dan tokoh besar, tetapi juga seorang pria sejati. Pekerjaan pertama saya di New York adalah menggantikan Cozy selama dua minggu. Suatu ketika band saya bermain sepanggung dengannya dan saya pun mengenalnya dengan amat dekat. Di satu malam band saya agak kikuk memainkan satu aransemen baru dan nyaris berantakan. Saya benar-benar malu, karena Cozy bersama grupnya akan tampil sesudah kami. Saat saya turun panggung, dengan sedih campur malu, Cozy merangkul pundak saya dan berkata, "Roy, kalau lain kali hal itu terjadi lagi, mainkan saja roll panjang dan tunggu sampai seseorang melakukan sesuatu. Jangan berhenti bermain." Kami berdua lantas tertawa terbahak-bahak. Dia sungguh-sungguh membuat saya merasa jauh lebih baik. Dia meletakkan situasi itu dalam perspektif yang wajar.
Kita semua melakukan kesalahan. Jangan terlalu memikirkannya, lalui saja, dan bermainlah lebih baik pada penampilan berikutnya. Mempunyai profesionalisme drummer di diri kita berarti bermain sebaik mungkin, bahkan jika kamu sendiri tidak merasa pada kondisi puncak. Bermain secara profesional berarti bermain sebaik kamu mampu bahkan jika kamu letih karena perjalanan panjang, demam, atau kurang tidur.
Mempunyai profesionalisme drummer di diri kita berarti toleran terhadap sesama musisi dalam grupmu. Sikap positif drummer bisa mengubah kinerja grup menjadi lebih baik. Ketika drummer kecewa, seluruh grup pun kecewa. Menjadi profesional juga berarti bertanggung jawab, bahkan dalam situasi sulit sekalipun. Itu berarti tidak mengarahkan frustasi pribadimu ke penonton atau anggota grup. Menjadi profesional berarti waspada dan fleksibel. Jika ada masalah, tetaplah tenang dan bicarakan setelah pertunjukan berakhir atau setelah penonton bubar. Jangan biarkan masalah merusak penampilanmu di panggung.
Yang terakhir, menjadi profesional berarti mencintai apa yang kamu lakukan. Itu berarti mencintai musik, drumming dan tampil di hadapan penonton. Itu berarti mensyukuri kesempatan untuk melakukan apa yang kamu sukai dan mendapat penghasilan dari kegiatan itu. Coba pertimbangkan dengan sungguh-sungguh, hanya ada sedikit orang yang benar-benar mendapat kesempatan itu. Jika kamu orang yang beruntung, bersyukurlah. Jadilah profesional!
Baca: Buku Panduan Menjadi Drummer Profesional
Saya tidak akan pernah lupa ketika teman saya dan saya berdesakan di dalam sebuah bar sebuah kelab malam besar untuk mendengarkan seorang drummer ternama bersama grupnya. Kelab itu menetapkan cover charge yang amat tinggi hanya sebagai tiket masuk. Kami berdiri dan memanjangkan leher, karena kami tidak punya banyak uang untuk memesan dan duduk di sebuah meja. Kami sudah menabung untuk pertunjukan ini, dan amat bergairah menantikan musik yang hebat dan permainan drum yang dahsyat.
Grup itu memainkan sekitar tiga lagu. Drummernya, yang adalah pemimpin grup, mengisi dengan solo drum. Setelah sekitar satu menit, tampaknya ada yang tidak beres. Drum solo itu mulai kacau. Saat itu juga, si drummer menghunjamkan sticknya, ujungnya mengarah ke bawah, menembus kedua sisi head snare drum, dan berhenti bermain. Dia meraih microphone dan berkata kepada penonton, "Anda mungkin tidak suka, tapi saya merasa jauh lebih baik. Selamat malam!" Ia meninggalkan panggung, meninggalkan semua orang dalam kelab itu, termasuk grupnya di panggung dalam keadaan terkejut dan diam terpana.
Kawan saya berkata, "Sudah? Cuma itu? Ini lelucon atau apa? Ini tidak sebanding dengan tiket masuknya!" Kawan saya benar! Faktanya, drummer dan grup itu tidak pernah lagi bermain di kelab itu lagi. Menurut saya, insiden ini adalah hal yang paling tidak profesional yang pernah saya saksikan. Tidak lama kemudian saya memperoleh informasi bahwa drummer itu berselisih dengan pimpinan grup lain yang juga akan manggung di tempat yang sama. Perkaranya adalah tentang siapa yang akan mengakhiri pertunjukan atau semacam itu. Akhirnya, karena pertengkaran pribadi, banyak pelanggan yang tidak hanya terlanjur membayar mahal tetapi juga dilecehkan.
Almarhum Louie Armstrong mungkin adalah profesional tulen. Seorang pianis yang bekerja bersama Louie menceritakan kisah berikut kepada saya. Grupnya sedang melakukan perjalanan dengan bus dan terperangkap dalam badai salju. Mereka tiba di gedung konser, yang menampung sekitar 600 orang, dua jam lebih lambat dari jadwal. Tapi, 12 orang penonton telah dengan gagah berani menembus badai salju dan menunggu kedatangan Louie Armstrong bersama grupnya dengan sabar. Ketika Louie menyadari hal ini. dia mengatakan kepada manajernya, "Cepat siapkan semua instrument dan panggung. Kita akan naik panggung." Ketika semua sudah siap, Louie meraih microphone dan berkata kepada 12 orang penonton itu, "Anda semua sudah bersabar menunggu kami, kami akan bermain untuk anda."
Louie dan grupnya menggelar konser dua jam mereka di dalam sebuah gedung yang nyaris kosong melompong. Orang yang bermain di panggung sama banyaknya dengan yang menonton. Seusai pertunjukan itu, sebagian besar penonton itu menitikkan air mata saat mereka berterima kasih kepada Louie dan grupnya. Kawan saya, si pianis, berkata, "Louie mengajarkan kepada kami semua sebuah pelajaran yang sangat penting malam itu. Ia adalah sebuah nama besar bukan hanya sebagai musisi, tetapi juga sebagai manusia. Ia menunjukkan kepada setiap orang di gedung itu termasuk bandnya, apa artinya profesional sejati."
Hadir tepat waktu mungkin adalah hal pertama yang harus dipelajari untuk menjadi seorang profesional drummer sejati. Jika kamu terlibat dalam kerja studio, kamu harus senantiasa memperhatikan jam tanganmu, karena setiap jadwal dimlai pada waktu yang berbeda. Namamu bisa tercemar jika kamu tidak hadir disana. Insiden tidak terduga memang bisa saja terjadi, seperti badai salju yang saya sebutkan. Tetapi jika hal ini terus-menerus terjadi pada orang yang sama, kabari tidak sedap lekas tersebar.
Begitu kamu mendapat reputasi sebagai orang yang tidak bisa diandalkan, kamu akan sulit mengatasinya.
Saya pernah menyaksikan seorang pemain trumpet terkenal tampil bersama grupnya di sebuah klab. Grup itu mulai bermain, dan si pemain trumpet melakukan solo. Tapi saat bersolo, dia mulai, dengan begitu pelan, merunduk. Begitu sampai pada akhir solo, dia condong begitu jauh sehingga trumpetnya benar-benar berada di antara dua lututnya. Saat dia berupaya berdiri tegak, dia jatuh ke luar panggung, mendarat di sebuah meja. Bisa kamu bayangkan betapa kagetnya orang-orang yang duduk di meja itu. Kemudian saya mendengar bahwa musisi itu meninggal karena kelebihan obat penenang pada usia yang amat muda.
Almarhum Cozy Cole bukan hanya seorang drummer dan tokoh besar, tetapi juga seorang pria sejati. Pekerjaan pertama saya di New York adalah menggantikan Cozy selama dua minggu. Suatu ketika band saya bermain sepanggung dengannya dan saya pun mengenalnya dengan amat dekat. Di satu malam band saya agak kikuk memainkan satu aransemen baru dan nyaris berantakan. Saya benar-benar malu, karena Cozy bersama grupnya akan tampil sesudah kami. Saat saya turun panggung, dengan sedih campur malu, Cozy merangkul pundak saya dan berkata, "Roy, kalau lain kali hal itu terjadi lagi, mainkan saja roll panjang dan tunggu sampai seseorang melakukan sesuatu. Jangan berhenti bermain." Kami berdua lantas tertawa terbahak-bahak. Dia sungguh-sungguh membuat saya merasa jauh lebih baik. Dia meletakkan situasi itu dalam perspektif yang wajar.
Kita semua melakukan kesalahan. Jangan terlalu memikirkannya, lalui saja, dan bermainlah lebih baik pada penampilan berikutnya. Mempunyai profesionalisme drummer di diri kita berarti bermain sebaik mungkin, bahkan jika kamu sendiri tidak merasa pada kondisi puncak. Bermain secara profesional berarti bermain sebaik kamu mampu bahkan jika kamu letih karena perjalanan panjang, demam, atau kurang tidur.
Mempunyai profesionalisme drummer di diri kita berarti toleran terhadap sesama musisi dalam grupmu. Sikap positif drummer bisa mengubah kinerja grup menjadi lebih baik. Ketika drummer kecewa, seluruh grup pun kecewa. Menjadi profesional juga berarti bertanggung jawab, bahkan dalam situasi sulit sekalipun. Itu berarti tidak mengarahkan frustasi pribadimu ke penonton atau anggota grup. Menjadi profesional berarti waspada dan fleksibel. Jika ada masalah, tetaplah tenang dan bicarakan setelah pertunjukan berakhir atau setelah penonton bubar. Jangan biarkan masalah merusak penampilanmu di panggung.
Yang terakhir, menjadi profesional berarti mencintai apa yang kamu lakukan. Itu berarti mencintai musik, drumming dan tampil di hadapan penonton. Itu berarti mensyukuri kesempatan untuk melakukan apa yang kamu sukai dan mendapat penghasilan dari kegiatan itu. Coba pertimbangkan dengan sungguh-sungguh, hanya ada sedikit orang yang benar-benar mendapat kesempatan itu. Jika kamu orang yang beruntung, bersyukurlah. Jadilah profesional!
Baca: Buku Panduan Menjadi Drummer Profesional
Comments
Post a Comment