Skip to main content

Jenis Fonem

Jenis Fonem Jenis fonem yang dibicarakan di atas (vokal dan konsonan) dapat dibayangkan sebagai atau dikaitkan dengan segmen-segmen yang membentuk arus ujaran. Kata bintang , misalnya, dilihat sebagai sesuatu yang dibentuk oleh enam segmen — /b/, /i/, /n/, /t/, /a/, /Å‹/. Satuan bunyi fungsional tidak hanya berupa fonem-fonem segmental. Jika dalam fonetik telah diperkenalkan adanya unsur-unsur suprasegmental, dalam fonologi juga dikenal adanya jenis fonem suprasegmental. Dalam bahasa Batak Toba kata /itÉ™m/ berarti '(pewarna) hitam', sedangkan /itÉ”m/ (dengan tekanan pada suku kedua) berarti 'saudaramu'. Terlihat bahasa yang membedakan kedua kata itu adalah letak tekanannya, sehingga dapat dikatakan bahwa tekanan bersifat fungsional. Lain lagi yang diperlihatkan dalam contoh bahasa Inggris berikut. Di sini perubahan letak tekanan tidak mengubah makna leksikal kata, tetapi mengubah jenis katanya. Kata benda Kata kerja ‘import ‘impor’

Keputusan untuk Pindah

Keputusan untuk Pindah


Sesekali saya menerima surat dari drummer muda yang frustasi. Banyak surat yang berbunyi seperti ini: "Saya telah bermain drum selama sekian tahun. Saya sudah ikut kursus, tapi kemampuan saya membaca notasi musik perlu ditingkatkan. Saya bermain dua malam dalam seminggu bersama sebuah band Top 40. Saya ingin memainkan musik orisinil bersama grup rock (atau jazz) top. Apakah saya harus pindah ke L.a atau New York? Saya merasa mandeg di tempat saya berada sekarang. Salam, Yang Frustasi."

Versi lainnya adalah: "Saya sudah bermain sekian tahun. Sasya bisa membaca notasi musik dan memainkan semua rudiment dan semua gaya permainan drum. Masalahnya adalah saya tidak berkembang di kota di mana tidak ada orang yang bisa diajak bermusik. Saya sudah mencoba membentuk sebuah grup, tapi saya belum menemukan orang yang bisa bermain dengan baik dan yang bersedia untuk membuat komitmen serius. Apakah saya harus pindah ke L.A untuk mewujudkannya? Salam, Yang Serius."

Tipe surat lainnya: "Saya tinggal di kokta X. Saya manggung di sebagian atau banyak tempat pertunjukan yang hebat di wilayah ini. Biasanya saya bermain bersama musisi terbaik di kota ini. Jenis pekerjaannya bervariasi dan menyenangkan. Saya juga mengajar di rumah. Pertanyaan saya, apakah saya tidak bernyali untuk mencapai sukses yang sesungguhnya? Apakah saya harus pindah ke L.A, San Fransisco, atau New York? Mohon tanggapan secepatnya. Salam, Yang Ragu-Ragu."

Suatu ketika orang yang menulis surat semacam ini adalah seorang kawan saya. Lalu saya meneleponnya. Saya bertanya, "Apakah kamu tidak bahagia?" Ia menjawab, "Bukan begitu, saya bukannya tidak bahagia. Rasanya sudah tidak ada tantangan lagi disini. Bagaimana kalau saya meninggalkan kampung halaman dan mencoba menjadi pemain profesional di kota besar?" Saya berkata, "Seandainya kamu pindah ke L.A, sukses di studio, terkenal, dan punya banyak uang, apa yang kemudian akan kamu lakukan?" Ia berpikir sejenak, lantas berkata, "Saya ingin membeli sebuah rumah di pinggiran kota dan mengajar sekali waktu." Saya tidak bisa menahan tawa ketika saya bertanya, "Tapi kamu sudah punya rumah dan kamu sudah mengajar. Kenapa kamu mengacaukan hidupmu ketika kamu sudah berada di posisi yang bagus?" Untungnya dia berkata, "Wah....kamu benar juga!"

Banyak di antara kita tumbuh dengan impian masa kanak-kanak, yaitu pergi ke kota besar dan "sukses". Impian ini, ketika dilipatgandakan dengan keuletan, telah membantu banyak di antara kita meraih sukses. Tapi, pada titik tertentu, kita tumbuh melampaui impian itu. Jika kamu berpikir untuk mengepak drum-mu dan menuju kota besar, pertimbangkan pokok-pokok berikut ini:
  1. Pergilah mumpung kamu masih muda dan bujangan. Tanpa pasangan dan anak pun cobaannya sudah cukup berat. Beberapa pasangan memahami karier musik. Yang lainnya melihatnya sebagai penderitaan, dan lebih dari satu perceraian terjadi gara-gara keputusan untuk pindah.
  2. Menabunglah sebelum berangkat menuju kota besar. Pekerjaan tidak mudah didapat di sebuah kota baru di mana orang-orang belum pernah mendengar namamu. Kecuali kamu sangat beruntung, kamu akan butuh waktu lama untuk berbenah diri dan atau mendapat pekerjaan musikal yang bagus. Sukses kilat memang benar-benar ada, tapi itu merupakan pengecualian.
  3. Bersiaplah untuk bekerja di bidang lain jika diperlukan. Pernahkah kamu bekerja di toko musik? BIsakah kamu menerima upah harian jika kamu harus melakukannya? Bisakah kamu mengajar? Banyak pemusik muda yang berbakat mengajar untuk menambah penghasilan.
  4. Apakah kamu bisa membaca notasi musik? Jangan harap bisa bersaing mendapat banyak pekerjaan di studio kalau kamu tidak bisa membaca, ada banyak drummer papan atas yang sudah mapan di kota besar yang bisa membaca notasi musik dengan baik.
  5. Bersiaplah memainkan lebih banyak lagu Top—40 kalau diperlukan. Itu membantumu tetap bertahan sampai kamu nanti memperoleh pekerjaan yang lebih baik.
  6. Jika mungkin, temui pemusik lain yang punya informasi tentang berbagai kota musik. Tanyakan apakah ada cukup banyak pekerjaan untuk musisi. Cari tau apakah ada kelab yang aktif menyuguhkan band. Hadiri klinik yang diberikan oleh pemain profesional papan atas, dan tanyakan kepada mereka situasi kerja di beberapa kota musik yang besar seperti Nashville, Toronto, L.A, dan New York.
  7. Kalau kamu sudah mapan, berpikirlah dua kali sebelum memutuskan untuk pindah. Kalau kamu sering manggung, mendapat penghasilan tetap, dan menikmati hidupmu, keputusan untuk pindah tidak sebanding dengan pengorbanan yang dibutuhkan. Ini perlu sungguh-sungguh kamu pertimbangkan terutama jika kamu sudah menikah dan membangun keluarga.

Ingat bahwa setiap karier disertai gaya hidup tertentu. Misalnya, jika kamu tidak suka kelab malam, kamu akan sulit membangun karier di bidang musik, terutama di masa awalnya. Jika kamu tidak suka bepergian atau benar-benar takut naik pesawat, bermain dalam sebuah grup rock atau jazz top bukan untukmu, karena grup atau band "yang punya nama" bakal banyak melakukan perjalanan. Posisi ini akan bisa menyengsarakan jika kamu sudah berkeluarga. Memang itu bisa diatasi, tetap melakoni perjalanan itu akan butuh penyesuaian diri yang serius dan saling pengertian dengan pasangan.

Baru-baru ini saya menerima surat dari seorang drummer yang menanyakan tentang sebuah area resor yang direkomendasikan oleh guru drumnya. Drummer ini ingin meninggalkan kota asalnya untuk lebih serius bermain musik tetapi ia sangat realistis dalam mempertimbangkan pengalaman dan kemampuannya. New York atau L.A akan terlalu berat baginya. Untungnya, saya tahu area resor yang ditanyakannya. Saya menyarankan kepadanya untuk mencobanya, karena ada banyak pekerjaan di sana untuk para pemusik. Gurunya memberi saran yang tepat.

Saya ingin mengemukakan satu hal berkenaan dengan hal ini. Kalau kamu punya guru yang baik, diskusikan rencana perpindahanmu dengannya, dan mintalah saran. Tentu saja keputusan terakhir ada di tanganmu, tetap dengan semakin banyak informasi yang kamu dapatkan, akan semakin besar pula peluangmu untuk mengambil keputusan yang tepat.

Bila, setelah mempertimbangkan masak-masak, kamu memutuskan untuk mengepak drum-mu dan pindah ke kota besar, berikut ini adalah saran yang bermanfaat:
  1. Bersiaplah menghadapi perjuangan yang panjang dan keras. Kecuali jika kamu amat beruntung atau telah memiliki jaringan kawan disana, kamu akan butuh waktu beberapa lama sampai orang-orang mendengar namamu.
  2. Hubungi perkumpulan musisi. Itu bisa menjadi sumber informasi lowongan kerja.
  3. Ikuti kursus drum dengan beberapa guru di sebuah kota baru. Banyak guru yang adalah juga drummer band dan bisa menawarkan saran mengenai audisi, kelab di mana kamu bisa menggantikan sementara, dan tempat kumpul para pemusik.
  4. Temukan tempat favorit para pemusik, dan bergabunglah di sana. Seringkali ada satu atau dua klab atau kafe yang sering dikunjungi oleh para musisi sukses. Tempat-tempat seperti itu bagus untuk merajut kontak dan mendapatkan informasi tentang audisi, latihan bersama, dan tawaran pekerjaan.
  5. Berhati-hatilah di kota yang belum kamu kenal. Jangan berjalan-jalan sendiri. Mintalah supir taksi atau petugas hotel untuk mengantarkan ke berbagai tempat di kota tersebut. Jika kamu akan pergi ke kelab untuk mendengar musik atau bertemu kawan baru, dapatkan informasi tentang lokasinya terlebih dahulu sebelum berangkat kesana.
  6. Bersiaplah untuk pulang kampung jika segala sesuatunya tidak berjalan seperti yang diharapkan. Dan jika memang itu yang terjadi, jangan putus asa. Setidaknya kamu sudah mendapatkan pengalaman berharga, kamu juga akan memetik keuntungan lainnya. Misalnya, seorang kawan saya berjuang di L.A selama sekitar delapan bulan. Meskipun dia tidak memperoleh banyak uang, dia mendapatkan publisitas yang baik. Seorang kawannya di kota asalnya menawarinya mengelola seksi drum di sebuah toko musik yang sangat sukses, Intinya adalah pemberitaan dan publisitas yang diterima oleh kawan saya tersebut di L.A membuatnya lebih berharga bagi pemilik toko, yang mungkin juga telah menyadari kemampuannya setelah mengamati upayanya di L.A. Jadi, meskipun kawan saya tidak tinggal di L.A dia merasa jerih payahnya sepadan dengan hasil yang diperolehnya sekarang.

Saran terakhir, jika kamu tidak yakin apa yang harus kamu lakukan, kunjungi kota yang sedang kamu pertimbangkan. Cek kelab, toko drum, guru drum, dan sebagainya di kota itu. Setelah kamu tinggal selama seminggu atau dua minggu di kota besar itu, kamu akan lebih mudah untuk mengambil keputusan. Jika kamu memutuskan untuk pindah, selamat jalan dan semoga sukses!


Baca: Buku Panduan Menjadi Drummer Profesional

Comments

Popular posts from this blog

Tanda-tanda Koreksi

6. Tanda-tanda Koreksi Sebelum menyerahkan naskah kepada dosen atau penerbit, setiap naskah harus dibaca kembali untuk mengetahui apakah tidak terdapat kesalahan dalam soal ejaan , tatabahasa atau pengetikan. Untuk tidak membuang waktu, maka cukuplah kalau diadakan koreksi langsung pada bagian-bagian yang salah tersebut. Bila terdapat terlalu banyak salah pengetikan dan sebagainya, maka lebih baik halaman tersebut diketik kembali. Untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan itu, lazim dipergunakan tanda-tanda koreksi tertentu, sehingga antara penulis dan dosen, atau antara penulis dan penerbit, terjalin pengertian yang baik tentang apa yang dimaksud dengan tanda koreksi itu. Tanda-tanda koreksi itu dapat ditempatkan langsung dalam teks atau pada pinggir naskah sejajar dengan baris yang bersangkutan. Tiap tanda perbaikan dalam baris tersebut (kalau ada lebih dari satu perbaikan pada satu baris) harus ditempatkan berturut-turut pada bagian pinggir kertas; bila perlu tiap-tiapnya dipis

Buku Komposisi Gorys Keraf

Daftar Isi Buku Komposisi Gorys Keraf Kata Pengantar Daftar Isi PENDAHULUAN Bahasa Aspek Bahasa Fungsi Bahasa Tujuan Kemahiran Berbahasa Manfaat Tambahan Kesimpulan BAB I PUNGTUASI Pentingnya Pungtuasi Dasar Pungtuasi Macam-macam Pungtuasi BAB II KALIMAT YANG EFEKTIF Pendahuluan Kesatuan Gagasan Koherensi yang baik dan kompak Penekanan Variasi Paralelisme Penalaran atau Logika BAB III ALINEA : KESATUAN DAN KEPADUAN Pengertian Alinea Macam-macam Alinea Syarat-syarat Pembentukan Alinea Kesatuan Alinea Kepaduan Alinea 5.1 Masalah Kebahasaan 5.2 Perincian dan Urutan Pikiran BAB IV ALINEA : PERKEMBANGAN ALINEA Klimaks dan Anti-Klimaks Sudut Pandangan Perbandingan dan Pertentangan Analogi Contoh Proses Sebab - Akibat Umum - Khusus Klasifikasi Definisi Luar Perkembangan dan Kepaduan antar alinea BAB V TEMA KARANGAN Pengertian Tema Pemilihan Topik Pembatasan Topik Menentukan Maksud Tesis dan Pengungkapan Maksud

Observasi dan Penelitian Lapangan

3. Observasi dan Penelitian Lapangan Pengumpulan data untuk suatu tulisan ilmiah dapat dilakukan melalui observasi dan penelitian lapangan. Observasi adalah pengamatan langsung kepada suatu obyek yang akan diteliti, sedangkan penelitian lapangan adalah usaha pengumpulan data dan informasi secara intensif disertai analisa dan pengujian kembali atas semua yang telah dikumpulkan. Observasi dapat dilakukan dalam suatu waktu yang singkat, sebaliknya penelitian lapangan memerlukan waktu yang lebih panjang. Observasi dapat dilakukan mendahului pengumpulan data melalui angket atau penelitian lapangan. Dalam hal ini observasi bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang tepat mengenai obyek penelitian sehingga dapat disusun daftar kuestioner yang tepat atau dapat menyusun suatu desain penelitian yang cermat. Sebaliknya observasi dapat juga dilakukan sesudah mengumpulkan data melalui angket atau wawancara. Dalam hal ini tujuan observasi adalah untuk mengecek sendiri sampai di mana kebenara