Skip to main content

Jenis Fonem

Jenis Fonem Jenis fonem yang dibicarakan di atas (vokal dan konsonan) dapat dibayangkan sebagai atau dikaitkan dengan segmen-segmen yang membentuk arus ujaran. Kata bintang , misalnya, dilihat sebagai sesuatu yang dibentuk oleh enam segmen — /b/, /i/, /n/, /t/, /a/, /Å‹/. Satuan bunyi fungsional tidak hanya berupa fonem-fonem segmental. Jika dalam fonetik telah diperkenalkan adanya unsur-unsur suprasegmental, dalam fonologi juga dikenal adanya jenis fonem suprasegmental. Dalam bahasa Batak Toba kata /itÉ™m/ berarti '(pewarna) hitam', sedangkan /itÉ”m/ (dengan tekanan pada suku kedua) berarti 'saudaramu'. Terlihat bahasa yang membedakan kedua kata itu adalah letak tekanannya, sehingga dapat dikatakan bahwa tekanan bersifat fungsional. Lain lagi yang diperlihatkan dalam contoh bahasa Inggris berikut. Di sini perubahan letak tekanan tidak mengubah makna leksikal kata, tetapi mengubah jenis katanya. Kata benda Kata kerja ‘import ‘impor’

Serius

Serius


Saya menerima surat dari para drummer muda yang menyatakan, "Saya tidak menemukan musisi yang serius untuk diajak bermain musik. Seorang drummer muda yang saya kenal diminta untuk bergabung dalam sebuah band. Dia berkata, "Saya ikut latihan bersama, dan kami berlatih tiga lagu. Lalu mereka mulai membuka kaleng bir, dan latihan berhenti sampai disitu." Komentarnya adalah, "Orang-orang ini tidak serius!"

Situasi lain baru-baru ini yang membuat saya berpikir tentang sikap serius adalah, salah seorang murid saya punya kawan seorang drummer yang lumayan berbakat berumur dua puluh tahun. Tapi saya pernah mendengar drummer muda ini berkata, "Saya akan ikut pelajaran drum, tapi saya sudah mahir, jadi tidak bisa saya bayangkan apa yang bisa diajarkan oleh orang lain kepada saya." Anak muda ini tak serius tentang permainan drumnya. Yang dia seriusi adalah egonya. Sisi tak menguntungkan dari skenario ini adalah bahwa sikap ini akan menghalanginya mencapai potensi sepenuhnya. Saya perlu tambahkan bahwa anak muda ini tidak pernah bermain dalam situasi profesional apa pun. Tampaknya sudah tiba saatnya baginya untuk bersikap serius tentang permainan drumnya!

Contoh lain sikap yang tidak sungguh-sungguh serius adalah anak muda yang berkata seperti, "Aku ingin jadi drummer profesional, tapi aku benci latihan." Well, kamu akan sulit mengembangkan kemampuan tanpa latihan. Cita-cita tidak bisa diraih hanya dengan berharap. Kamu harus berusaha serius untuk tumbuh dan berkembang, atau kamu hanya menuai kekecewaan.

Bagian dari sikap serius adalah menepati janjimu, dengan kata lain kamu harus memenuhi janjimu. Misalnya, jika latihan dimulai pukul 14.00, itu berarti kamu sudah mengeset peralatanmu dan siap pada pukul 13.55. Itu tidak berarti muncul terlambat dan membiarkan anggota band lainnya menunggumu mengeset peralatanmu.

Ajukan pertanyaan ini kepada dirimu sendiri, "Apakah aku benar-benar serius tentang drumming, atau apakah aku cuma senang membayangkan menjadi seorang drummer?" Jika kamu hanya suka membayangkan menjadi drummer, maka bermainlah dan bergembiralah. Tapi jika kamu menginginkan karier di bidang drummer, semakin cepat kamu bersikap serius, semakin baik.

Jika kamu sudah memutuskan untuk serius, susun daftar hal-hal yang akan kamu butuhkan untuk sukses. Catat hal-hal yang sudah kamu lakukan atau yang sedang kamu lakukan. Lalu buat daftar kelemahan yang perlu kamu perbaiki. Jika kamu tidak menemukan kelemahan apa pun, kamu adalah drummer terhebat sepanjang sejarah, atau kamu tidak serius. Bahkan kalaupun kamu adalah drummer terhebat, saya yakin kamu masih perlu meningkatkan sesuatu—jika penilaianmu itu jujur.

Sebagian dari sikap serius adalah memperhatikan perkara-perkara penting. Buat daftar semua hal yang mungkin tidak penting berkaitan dengan permainan drummu. Misalnya, apakah kamu menghabiskan banyak waktu mengkritik drummer ternama, atau setidaknya drummer yang memainkan jenis musik yang bukan musik favoritmu? Apakah kamu sering mengkritik drummer lain di kotamu? Jika kamu melakukan hal-hal ini, sadarilah bahwa semua itu tidak penting. Ingat, bersikap kritis terhadap orang lain tidak akan meningkatkan permainanmu.

Apakah kamu menghabiskan waktu mencari-cari alasan? Misalnya, apakah kamu selalu punya alasan untuk terlambat? Apakah kamu mencari alasan untuk tidak berlatih secara reguler? Apakah kamu selalu menunda-nunda?

Buatlah jadwal mingguan. Tuliskan apa yang kamu lakukan setiap hari dan seberapa banyak waktu yang kamu habiskan untuk setiap aktivitas. Kemudian tanyakan kepada dirimu sendiri aktivitas-aktivitas mana yang penting. Lalu jumlahkan waktu yang kamu habiskan untuk melakukan aktivitas yang tidak penting, dan kamu akan menyadari berapa banyak waktu yang kamu sia-siakan.

Jika kamu ingin mencapai sesuatu dalam hidup ini, kamu harus serius. Apakah kamu ingin bermain baseball atau berlatih main drum? Apakah kamu ingin pergi ke pantai atau berlatih? Apakah kamu ingin jujur tentang dimana posisimu sebagai seorang drummer, atau apakah kamu cenderung masa bodoh dan bermimpi menjadi drummer top?

Mimpi itu penting. Tapi butuh usaha serius untuk mewujudkannya. Jika kamu serius dengan drumming-mu, fokuskan upayamu untuk mencari musisi serius lainnya sebagai rekan bermain. Itu tidak selalu mudah, tapi jelas sebanding dengan usaha yang kamu lakukan.

Yang terakhir tapi tidak kalah pentingnya, saya tegaskan bahwa serius tidak berarti tidak bergembira. Meskipun semua pemain besar serius dengan pekerjaan mereka, mereka juga bergembira. Tapi mereka tahu kapan harus serius. Ketika saya masih muda, saya berlatih dengan sebuah band yang sangat bagus. Saya bahagia dan melontarkan beberapa lelucon. Pemimpin band mendekati saya lalu berkata, "Roy, dalam band ini kami hanya bercakap-cakap seperlunya." Dia benar! Sudah waktunya berhenti bermain-main dan mulai bersikap serius. Mungkin sudah waktunya juga bagimu untuk serius.


Baca: Buku Panduan Menjadi Drummer Profesional

Comments

Popular posts from this blog

Tanda-tanda Koreksi

6. Tanda-tanda Koreksi Sebelum menyerahkan naskah kepada dosen atau penerbit, setiap naskah harus dibaca kembali untuk mengetahui apakah tidak terdapat kesalahan dalam soal ejaan , tatabahasa atau pengetikan. Untuk tidak membuang waktu, maka cukuplah kalau diadakan koreksi langsung pada bagian-bagian yang salah tersebut. Bila terdapat terlalu banyak salah pengetikan dan sebagainya, maka lebih baik halaman tersebut diketik kembali. Untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan itu, lazim dipergunakan tanda-tanda koreksi tertentu, sehingga antara penulis dan dosen, atau antara penulis dan penerbit, terjalin pengertian yang baik tentang apa yang dimaksud dengan tanda koreksi itu. Tanda-tanda koreksi itu dapat ditempatkan langsung dalam teks atau pada pinggir naskah sejajar dengan baris yang bersangkutan. Tiap tanda perbaikan dalam baris tersebut (kalau ada lebih dari satu perbaikan pada satu baris) harus ditempatkan berturut-turut pada bagian pinggir kertas; bila perlu tiap-tiapnya dipis

Buku Komposisi Gorys Keraf

Daftar Isi Buku Komposisi Gorys Keraf Kata Pengantar Daftar Isi PENDAHULUAN Bahasa Aspek Bahasa Fungsi Bahasa Tujuan Kemahiran Berbahasa Manfaat Tambahan Kesimpulan BAB I PUNGTUASI Pentingnya Pungtuasi Dasar Pungtuasi Macam-macam Pungtuasi BAB II KALIMAT YANG EFEKTIF Pendahuluan Kesatuan Gagasan Koherensi yang baik dan kompak Penekanan Variasi Paralelisme Penalaran atau Logika BAB III ALINEA : KESATUAN DAN KEPADUAN Pengertian Alinea Macam-macam Alinea Syarat-syarat Pembentukan Alinea Kesatuan Alinea Kepaduan Alinea 5.1 Masalah Kebahasaan 5.2 Perincian dan Urutan Pikiran BAB IV ALINEA : PERKEMBANGAN ALINEA Klimaks dan Anti-Klimaks Sudut Pandangan Perbandingan dan Pertentangan Analogi Contoh Proses Sebab - Akibat Umum - Khusus Klasifikasi Definisi Luar Perkembangan dan Kepaduan antar alinea BAB V TEMA KARANGAN Pengertian Tema Pemilihan Topik Pembatasan Topik Menentukan Maksud Tesis dan Pengungkapan Maksud

Bagian Pelengkap Pendahuluan

2. Bagian Pelengkap Pendahuluan Bagian pelengkap pendahuluan atau disebut juga halaman-halaman pendahuluan sama sekali tidak menyangkut isi karangan. Tetapi bagian ini harus disiapkan sebagai bahan informasi bagi para pembaca dan sekaligus berfungsi menampilkan karangan itu dalam bentuk yang kelihatan lebih menarik. Biasanya bagian pelengkap pendahuluan dinomori dengan mempergunakan angka Romawi. Bagian pelengkap pendahuluan biasanya terdiri dari judul pendahuluan, halaman pengesahan, halaman judul, halaman persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar dan tabel, dan halaman penjelasan kalau ada. Bila karangan itu akan diterbitkan sebagai buku, maka bagian-bagian yang diperlukan sebagai persyaratan formal adalah: judul pendahuluan, halaman belakang judul pendahuluan, halaman judul, halaman belakang judul, halaman persembahan dan halaman belakang persembahan kalau ada, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar atau tabel serta halaman penjelasan atau keterangan kalau