Skip to main content

Jenis Fonem

Jenis Fonem Jenis fonem yang dibicarakan di atas (vokal dan konsonan) dapat dibayangkan sebagai atau dikaitkan dengan segmen-segmen yang membentuk arus ujaran. Kata bintang , misalnya, dilihat sebagai sesuatu yang dibentuk oleh enam segmen — /b/, /i/, /n/, /t/, /a/, /Å‹/. Satuan bunyi fungsional tidak hanya berupa fonem-fonem segmental. Jika dalam fonetik telah diperkenalkan adanya unsur-unsur suprasegmental, dalam fonologi juga dikenal adanya jenis fonem suprasegmental. Dalam bahasa Batak Toba kata /itÉ™m/ berarti '(pewarna) hitam', sedangkan /itÉ”m/ (dengan tekanan pada suku kedua) berarti 'saudaramu'. Terlihat bahasa yang membedakan kedua kata itu adalah letak tekanannya, sehingga dapat dikatakan bahwa tekanan bersifat fungsional. Lain lagi yang diperlihatkan dalam contoh bahasa Inggris berikut. Di sini perubahan letak tekanan tidak mengubah makna leksikal kata, tetapi mengubah jenis katanya. Kata benda Kata kerja ‘import ‘impor’

Tak Ada Pengganti Pengalaman

Tak Ada Pengganti Pengalaman


Saya punya beberapa murid yang merasa sangat frustasi dengan permainan maupun karier mereka, meskipun mereka amat berbakat. Mereka semua punya peralatan yang dibutuhkan, tapi mereka berpendapat bahwa permainan mereka masih mengecewakan.

Saya juga menerima sejumlah surat yang menggemakan rasa frustasi yang sama. Kadang-kadang kamu sendiri menilai bahwa permainanmu tak prima dan bahwa banyak pemain lain yang lebih baik ketimbang dirimu.

Bagi semua drummer muda di luar sana  yang mengalami perasaan ini — bersabarlah! Semua pemain muda harus melewati tahap ini. Kamu tak punya kelemahan serius; kamu hanya kurang pengalaman.

Ketika saya masih menjadi drummer muda di New York City, saya mengetahui bahwa hal yang paling sulit untuk saya raih adalah konsistensi. Saya bisa bermain dengan cemerlang di satu malam, tapi satu atau dua malam sesudahnya saya bahkan tidak bisa menunjukkan penampilan standar saya sendiri. Feel untuk bermain tampaknya secara misterius meninggalkan saya. Yang begitu mudah dua malam sebelumnya tampaknya menguap begitu saja sekarang.

Untungnya, saya bermain dengan banyak pemain yang lebih tua dan saya meminta saran mereka. “Apa yang salah dengan diri saya?” tanya saya. Seringkali jawabannya adalah, “Rileks! Kamu hanya perlu bermain lebih sering lagi.”

Jawaban itu, sekalipun tulus, tampaknya terlalu sederhana. Saya mencari semacam formula rahasia yang bisa menimbulkan efek dramatis pada diri dan permainan saya. Saya kecewa bahwa tak seorang pun memberikan bantuan. Saran, “Kamu hanya perlu bermain lebih sering lagi!” tampaknya tidak memadai.

Menengok kembali ke peristiwa itu, tidak ada lagi saran yang lebih mantap. Saya terus bermain —dalam setiap peluang yang ada. Saya akan muncul di sebuah acara latihan bersama hanya agar bisa bermain dengan sebuah big band. Saya menghadiri jam session dan pergi ke kelab malam di mana saya bisa menggantikan pemain drumnya sebentar. Saya menerima setiap jenis pekerjaan —tak peduli jenis musik atau bayarannya. Pada saat itulah saya mulai mengert. "Tak ada pengganti pengalaman."

Salah seorang murid saya memutuskan untuk ikut kontes solo drum di sebuah toko musik besar di California. Pada pelajaran berikutnya ia berkata kepada saya, “Saya benar-benar kacau. Saya mulai bermain tapi begitu gelisah sehingga saya justru melakukan semua yang tak ingin saya lakukan. Saya sungguh-sungguh bermain buruk.” Ia sangat kesal dan kecewa, dan kepercayaan dirinya menukik sampai tingkat terendah.

Pada dasarnya kesalahannya adalah bahwa dia mencoba memainkan semua yang ia ketahui dalam lima menit—dan dia sungguh memporakporandakannya. Untungnya ada kontes lain sekitar empat minggu sesudahnya. Jadi hal pertama yang saya lakukan adalah menjelaskan pendekatan terhadap kontes itu. “Solo drum lima menit, tak peduli bagaimanapun kamu memainkannya, tidak akan mengangkat atau meruntuhkan kariermu. Ayo kita cari jalan mendekati kontes berikutnya.”

Saya berkata kepadanya, “Pertama-tama, kamu sekarang punya pengalaman menghadapi situasi semacam itu. Itu keuntunganmu. Sekarang ayo rencanakan solo yang punya bentuk, tapi masih menyisakan ruang untuk improvisasi. Pilih groove terbaikmu, dan jangan mencoba memainkan semua yang kamu tahu. Pikirkan dulu apa yang akan kamu lakukan. Mainkan solo itu dalam kepalamu. Jangan mengingat-ngingatnya—mainkan saja bentuk yang sudah kamu rancang. Dan jangan lupa bersenang-senanglah! Itu bukan hari kiamat.”

Dan kemudian saya bangga mengatakan bahwa dia benar-benar memenangkan kontes berikutnya. Dia juga memenangkan kontes lanjutannya, dan akhir tahun ini dia akan tampil di final sebuah kontes yang memperebutkan hadiah lumayan besar.

Pokok dari cerita di atas adalah bahwa semua pengalaman, entah positif atau negatif, bisa bermanfaat, jia kamu belajar sesuatu darinya. Tapi, jika kamu terlalu frustasi atau patah semangat untuk mencoba, pembelajaran apa pun tak akan terjadi.

Kamu benar-benar tidak bisa berlatih bermain drum. Satu-satunya jalan untuk meningkatkan permainanmu adalah dengan bermain. Inilah sebabnya para drummer bisa bermain dengan baik meskipun mereka hanya punya sedikit bekal pelatihan. Berlawanan dengan pendapat beberapa orang, yang membuat mereka bermain baik bukan minimnya pengetahuan tentang drumming. Pengalaman mereka bermain musiklah yang membuat mereka tampil baik. Nah jika kamu telah belajar dan sering bermain, kemungkinanmu untuk menjadi pemain yang lebih baik akan semakin besar. Kita tidak memiliki tingkat bakat yang sama atau kesempatan yang sama untuk belajar dan bermain. Tapi agar bisa bermain dengan baik, kamu semata-mata perlu bermain musik sesering mungkin. Ini adalah satu-satunya cara untuk mengatasi fase frustasi yang dialami oleh semua drummer muda. Jika kamu tidak memperoleh—atau menciptakan—kesempatan untuk banyak bermain selama fase ini, kemungkinannya adalah kamu tidak akan pernah mencapai potensi maksimalmu.

Kata kuncinya adalah "pengalaman". Kamu harus keluar rumah dan bermain musik. Kamu harus keluar dan mendengarkan para pemain lainnya. Latihan dan studi adalah cara hebat untuk belajar, tapi kamu harus bermain untuk mengembangkan keterampilanmu. Ingat, "Tak ada pengganti pengalaman." Ayo cari pengalaman!


Baca: Buku Panduan Menjadi Drummer Profesional


Comments

Popular posts from this blog

Tanda-tanda Koreksi

6. Tanda-tanda Koreksi Sebelum menyerahkan naskah kepada dosen atau penerbit, setiap naskah harus dibaca kembali untuk mengetahui apakah tidak terdapat kesalahan dalam soal ejaan , tatabahasa atau pengetikan. Untuk tidak membuang waktu, maka cukuplah kalau diadakan koreksi langsung pada bagian-bagian yang salah tersebut. Bila terdapat terlalu banyak salah pengetikan dan sebagainya, maka lebih baik halaman tersebut diketik kembali. Untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan itu, lazim dipergunakan tanda-tanda koreksi tertentu, sehingga antara penulis dan dosen, atau antara penulis dan penerbit, terjalin pengertian yang baik tentang apa yang dimaksud dengan tanda koreksi itu. Tanda-tanda koreksi itu dapat ditempatkan langsung dalam teks atau pada pinggir naskah sejajar dengan baris yang bersangkutan. Tiap tanda perbaikan dalam baris tersebut (kalau ada lebih dari satu perbaikan pada satu baris) harus ditempatkan berturut-turut pada bagian pinggir kertas; bila perlu tiap-tiapnya dipis

Buku Komposisi Gorys Keraf

Daftar Isi Buku Komposisi Gorys Keraf Kata Pengantar Daftar Isi PENDAHULUAN Bahasa Aspek Bahasa Fungsi Bahasa Tujuan Kemahiran Berbahasa Manfaat Tambahan Kesimpulan BAB I PUNGTUASI Pentingnya Pungtuasi Dasar Pungtuasi Macam-macam Pungtuasi BAB II KALIMAT YANG EFEKTIF Pendahuluan Kesatuan Gagasan Koherensi yang baik dan kompak Penekanan Variasi Paralelisme Penalaran atau Logika BAB III ALINEA : KESATUAN DAN KEPADUAN Pengertian Alinea Macam-macam Alinea Syarat-syarat Pembentukan Alinea Kesatuan Alinea Kepaduan Alinea 5.1 Masalah Kebahasaan 5.2 Perincian dan Urutan Pikiran BAB IV ALINEA : PERKEMBANGAN ALINEA Klimaks dan Anti-Klimaks Sudut Pandangan Perbandingan dan Pertentangan Analogi Contoh Proses Sebab - Akibat Umum - Khusus Klasifikasi Definisi Luar Perkembangan dan Kepaduan antar alinea BAB V TEMA KARANGAN Pengertian Tema Pemilihan Topik Pembatasan Topik Menentukan Maksud Tesis dan Pengungkapan Maksud

Bagian Pelengkap Pendahuluan

2. Bagian Pelengkap Pendahuluan Bagian pelengkap pendahuluan atau disebut juga halaman-halaman pendahuluan sama sekali tidak menyangkut isi karangan. Tetapi bagian ini harus disiapkan sebagai bahan informasi bagi para pembaca dan sekaligus berfungsi menampilkan karangan itu dalam bentuk yang kelihatan lebih menarik. Biasanya bagian pelengkap pendahuluan dinomori dengan mempergunakan angka Romawi. Bagian pelengkap pendahuluan biasanya terdiri dari judul pendahuluan, halaman pengesahan, halaman judul, halaman persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar dan tabel, dan halaman penjelasan kalau ada. Bila karangan itu akan diterbitkan sebagai buku, maka bagian-bagian yang diperlukan sebagai persyaratan formal adalah: judul pendahuluan, halaman belakang judul pendahuluan, halaman judul, halaman belakang judul, halaman persembahan dan halaman belakang persembahan kalau ada, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar atau tabel serta halaman penjelasan atau keterangan kalau