Skip to main content

Jenis Fonem

Jenis Fonem Jenis fonem yang dibicarakan di atas (vokal dan konsonan) dapat dibayangkan sebagai atau dikaitkan dengan segmen-segmen yang membentuk arus ujaran. Kata bintang , misalnya, dilihat sebagai sesuatu yang dibentuk oleh enam segmen — /b/, /i/, /n/, /t/, /a/, /Å‹/. Satuan bunyi fungsional tidak hanya berupa fonem-fonem segmental. Jika dalam fonetik telah diperkenalkan adanya unsur-unsur suprasegmental, dalam fonologi juga dikenal adanya jenis fonem suprasegmental. Dalam bahasa Batak Toba kata /itÉ™m/ berarti '(pewarna) hitam', sedangkan /itÉ”m/ (dengan tekanan pada suku kedua) berarti 'saudaramu'. Terlihat bahasa yang membedakan kedua kata itu adalah letak tekanannya, sehingga dapat dikatakan bahwa tekanan bersifat fungsional. Lain lagi yang diperlihatkan dalam contoh bahasa Inggris berikut. Di sini perubahan letak tekanan tidak mengubah makna leksikal kata, tetapi mengubah jenis katanya. Kata benda Kata kerja ‘import ‘impor’

Konsentrasi

Konsentrasi


Kemampuan berkonsentrasi dan mempertahankan perhatian sekalipun didera rasa takut atau tertekan amat sangat penting bagi setiap drummer profesional. Misalnya, jika kamu gugup di sebuah sesi rekaman atau audisi, kamu akan kehilangan konsentrasi. Kamu mungkin berharap, “Semoga aku bermain baik,” atau “Moga-moga aku tidak berbuat salah.” Tetapi jika kita tenggelam dalam pikiran-pikiran ini, kita justru menjadi lebih gugup dan kehilangan konsentrasi. Lalu kita pun melakukan kesalahan dan menjadi lebih gugup lagi.

Beberapa orang membangun rasa percaya diri dengan berlatih dan mengatakan kepada diri sendiri bahwa mereka akan bermain dengan baik. Ini sering bisa menolong kecuali jika dilakukan terlalu sering dan tidak realistis.

Orang yang percaya diri kadang berpikir, “Wah, malam ini aku luar biasa.” Ini juga bisa memecah konsentrasi dan menghasilkan apa yang mungkin disebut sebagai penampilan "semau gue". Dengan kata lain, bermain secara berlebihan karena kamu yakin dirimu benar-benar hebat.

Menurut saya, metode termudah untuk mengatasi ketakutan, tekanan, dan pemecah perhatian lainnya adalah meningkatkan kemampuan berkonsentrasi. Sejauh yang saya tahu, konsentrasi tidak punya efek samping yang buruk.

Ketika kamu sungguh-sunguh berkonsentrasi, kamu tidak menjadi percaya diri secara berlebihan atau kurang percaya diri. Kamu semata-mata berfokus pada tugas yang harus dikerjakan. Ketika konsentrasimu total, tidak ada ruang bagi rasa takut atau keyakinan yang berlebihan. Kamu terlalu sibuk memusatkan perhatian.

Bagaimana kamu tahu bahwa kamu berkonsentrasi? Sulit mengatakannya karena jika kamu benar-benar berkonsentrasi, kamu tidak akan berkata, “Wah, aku sungguh-sungguh berkonsentrasi.” Karena begitu kamu mengatakan hal ini, kamu kehilangan konsentrasi.

Yang lebih mudah mungkin menyadari ketika pikiranmu mulai mengembara. Misalnya, ketika sedang latihan dan tiba-tiba kamu sadar pikiranmu melayang kemana-mana. Seseorang mengatakan kepadamu lalu kamu berkata, “Sorri, ngomong apa tadi?” Kamu sedang berada di tempat lain dan sebenarnya tidak mendengarkan perkataan yang ditujukan kepadamu. Hal ini biasanya disebut dengan melamun. Saya sendiri menyebutnya hilangnya konsentrasi.

Bila hal ini terjadi, seperti yang kadang kala kita alami, tidak ada gunanya marah kepada diri sendiri. Jika kemarahan itu membantumu berkonsentrasi, tidak apa-apa. Tetapi nyatanya hal itu tidak membantu sama sekali. Kemarahan justru memicu emosimu dan kamu bahkan semakin tidak bisa berkonsentrasi.

Cobalah ini: Jika kamu sadar dirimu mulai melamun, bilang dalam hati, “Ayo ke sini dan konsentrasi lagi!” Buatlah permainan dari situasi itu. Setiap kali kamu memergoki dirimu mengapung di awang-awang, tarik kembali dirimu untuk berkonsentrasi.

Dengan cara ini kamu pelan-pelan melatih pikiranmu berkonsentrasi untuk jangka waktu yang lebih lama. Jika kemampuan konsentrasimu sudah meningkat, kamu akan semakin mudah melakukannya. Pada kenyataannya, berkonsentrasi akan menjadi mudah dan lebih mudah lagi. Pada tahap tertentu, hal itu menjadi nyaris otomatis. Konsentrasi otomatis, yang terjadi setelah latihan beberapa lama, akan membutuhkan usaha lebih ringan dibandingkan pada tahap pembelajaran awal.

Tekanan dan bahaya. Jika seseorang menodongkan pistol padamu di tengah jalan, kamu akan sangat waspada. Kamu akan berkonsentrasi agar bisa selamat. Pikiranmu tidak akan melayang kemana-mana. Kamu akan terfokus.

Tetapi, ketika sedang melakukan sesi rekaman atau pertunjukkan TV-mu yang pertama, tekanan itu bisa menyergapmu. Dalam hal ini, tidak seperti tekanan dibawah todongan pistol, masalahnya adalah melupakan ketakutanmu agar bisa berkonsentrasi untuk bekerja dengan baik. Jika kamu bisa belajar melakukan hal ini, kamu akan berfokus secara positif.

Katakan kepada dirimu sendiri, “Aku berada dalam situasi ini karena orang lain mempercayaiku. Mereka menganggap aku bisa melakukan pekerjaan ini dengan baik. Karena itu, aku akan berkonsentrasi pada musik dan permainanku. Dengan begitu, aku akan melakukan yang terbaik dalam suasana ini."

Menghilangkan rasa takut dan tekanan. Ini sangat sulit sekali! Menurut saya ini bahkan bukan ide yang bagus. Bagaimanapun juga, hanya sedikit dari kita yang bisa mencapai tujuan mulia ini.

Saya lebih suka belajar mengatasi rasa takut dan tekanan daripada menghilangkannya. Merasa takut itu wajar, dan merasa tertekan itu juga tidak apa-apa. Kuncinya adalah menemukan cara untuk mengatasi emosi-emosimu sehingga kamu tidak melakukan kesalahan yang tidak perlu. Cara paling jitu adalah mengembangkan kemampuan berkonsentrasi.

Beberapa tips mengenai konsentrasi. Pertama-tama, konsentrasi adalah keterampilan yang bisa dan harus dikembangkan. Dalam hal ini kamu perlu belajar memfokuskan perhatianmu pada hal-hal yang penting.

Kedua, kamu akan paling mudah berkonsentrasi pada sesuatu ang menarik perhatianmu. Kamu tidak bisa mengembangkan konsentrasi dengan memaksa diri berfokus pada hal-hal yang tidak menarik bagimu.

Jika kamu sulit berkonsentrasi, tanyakan pada diri sendiri, “Kenapa tugas atau situasi ini penting bagiku? Apa keuntungannya bagiku jika aku melakukannya dengan baik?” Begitu kamu memahami apa yang sungguh-sungguh penting bagimu, berfokuslah pada aspek-aspek situasi tersebut. Konsentrasi akan menjadi lebih mudah dan kinerjamu pun akan menjadi lebih baik.

Tak ada formula ajaib. Tidak ada formula yang pasti untuk mencapai sukses. Konsentrasi akan membantu apa yang kamu berikan. Konsentrasi tidak akan menggantikan bakat, pembelajaran, latihan atau pengalaman.

Bagaimanapun juga, keterampilan mengembangkan konsentrasi akan membantumu melakukan yang terbaik di bawah tekanan. Tampil dengan baik di bawah tekanan adalah salah satu kunci penting untuk menjadi seorang drummer profesional sejati.

Satu hal lagi: Bahkan jika kamu bukan seorang drummer yang luar biasa, belajar berkonsentrasi akan membantumu menjadi lebih baik dan memberikan yang terbaik. Yang terbaik adalah yang bisa kamu lakukan. Dan itu sangat penting!


Baca: Buku Panduan Menjadi Drummer Profesional


Comments

Popular posts from this blog

Tanda-tanda Koreksi

6. Tanda-tanda Koreksi Sebelum menyerahkan naskah kepada dosen atau penerbit, setiap naskah harus dibaca kembali untuk mengetahui apakah tidak terdapat kesalahan dalam soal ejaan , tatabahasa atau pengetikan. Untuk tidak membuang waktu, maka cukuplah kalau diadakan koreksi langsung pada bagian-bagian yang salah tersebut. Bila terdapat terlalu banyak salah pengetikan dan sebagainya, maka lebih baik halaman tersebut diketik kembali. Untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan itu, lazim dipergunakan tanda-tanda koreksi tertentu, sehingga antara penulis dan dosen, atau antara penulis dan penerbit, terjalin pengertian yang baik tentang apa yang dimaksud dengan tanda koreksi itu. Tanda-tanda koreksi itu dapat ditempatkan langsung dalam teks atau pada pinggir naskah sejajar dengan baris yang bersangkutan. Tiap tanda perbaikan dalam baris tersebut (kalau ada lebih dari satu perbaikan pada satu baris) harus ditempatkan berturut-turut pada bagian pinggir kertas; bila perlu tiap-tiapnya dipis

Buku Komposisi Gorys Keraf

Daftar Isi Buku Komposisi Gorys Keraf Kata Pengantar Daftar Isi PENDAHULUAN Bahasa Aspek Bahasa Fungsi Bahasa Tujuan Kemahiran Berbahasa Manfaat Tambahan Kesimpulan BAB I PUNGTUASI Pentingnya Pungtuasi Dasar Pungtuasi Macam-macam Pungtuasi BAB II KALIMAT YANG EFEKTIF Pendahuluan Kesatuan Gagasan Koherensi yang baik dan kompak Penekanan Variasi Paralelisme Penalaran atau Logika BAB III ALINEA : KESATUAN DAN KEPADUAN Pengertian Alinea Macam-macam Alinea Syarat-syarat Pembentukan Alinea Kesatuan Alinea Kepaduan Alinea 5.1 Masalah Kebahasaan 5.2 Perincian dan Urutan Pikiran BAB IV ALINEA : PERKEMBANGAN ALINEA Klimaks dan Anti-Klimaks Sudut Pandangan Perbandingan dan Pertentangan Analogi Contoh Proses Sebab - Akibat Umum - Khusus Klasifikasi Definisi Luar Perkembangan dan Kepaduan antar alinea BAB V TEMA KARANGAN Pengertian Tema Pemilihan Topik Pembatasan Topik Menentukan Maksud Tesis dan Pengungkapan Maksud

Bagian Pelengkap Pendahuluan

2. Bagian Pelengkap Pendahuluan Bagian pelengkap pendahuluan atau disebut juga halaman-halaman pendahuluan sama sekali tidak menyangkut isi karangan. Tetapi bagian ini harus disiapkan sebagai bahan informasi bagi para pembaca dan sekaligus berfungsi menampilkan karangan itu dalam bentuk yang kelihatan lebih menarik. Biasanya bagian pelengkap pendahuluan dinomori dengan mempergunakan angka Romawi. Bagian pelengkap pendahuluan biasanya terdiri dari judul pendahuluan, halaman pengesahan, halaman judul, halaman persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar dan tabel, dan halaman penjelasan kalau ada. Bila karangan itu akan diterbitkan sebagai buku, maka bagian-bagian yang diperlukan sebagai persyaratan formal adalah: judul pendahuluan, halaman belakang judul pendahuluan, halaman judul, halaman belakang judul, halaman persembahan dan halaman belakang persembahan kalau ada, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar atau tabel serta halaman penjelasan atau keterangan kalau