Skip to main content

Jenis Fonem

Jenis Fonem Jenis fonem yang dibicarakan di atas (vokal dan konsonan) dapat dibayangkan sebagai atau dikaitkan dengan segmen-segmen yang membentuk arus ujaran. Kata bintang , misalnya, dilihat sebagai sesuatu yang dibentuk oleh enam segmen — /b/, /i/, /n/, /t/, /a/, /Å‹/. Satuan bunyi fungsional tidak hanya berupa fonem-fonem segmental. Jika dalam fonetik telah diperkenalkan adanya unsur-unsur suprasegmental, dalam fonologi juga dikenal adanya jenis fonem suprasegmental. Dalam bahasa Batak Toba kata /itÉ™m/ berarti '(pewarna) hitam', sedangkan /itÉ”m/ (dengan tekanan pada suku kedua) berarti 'saudaramu'. Terlihat bahasa yang membedakan kedua kata itu adalah letak tekanannya, sehingga dapat dikatakan bahwa tekanan bersifat fungsional. Lain lagi yang diperlihatkan dalam contoh bahasa Inggris berikut. Di sini perubahan letak tekanan tidak mengubah makna leksikal kata, tetapi mengubah jenis katanya. Kata benda Kata kerja ‘import ‘impor’

Tak Ada Kata Terlambat Untuk Belajar

Tak Ada Kata Terlambat Untuk Belajar


Belum lama berselang, saya menerima telepon berikut: "Mr, Burns, saya punya kawan seorang drummer rock sukses, tapi dia tidak bisa membaca not. Dia tidak pernah ikut kursus, tapi dia bertekad mau belajar. Bisakah kita tentukan jadwal untuk bertemu?"

Kami pun membuat janji untuk bertemu. Pada pertemuan itu saya sangat terkejut ketika mengetahui bahwa drummer tersebut tidak lain adalah Bill Ward, drummer orisinal Black Sabbath. Bill menjelaskan kepada saya bahwa dia telah banyak melakukan kerja studio dan beberapa proses produksi, dan sekarang menghadapi situasi di mana kemampuan membaca notasi akan sangat membantunya. Dia tidak suka menebak-nebak cara memainkan bagian-bagian tertentu dalam sebuah komposisi. Dia ingin memahami dengan pasti apa yang perlu dilakukan, karena kerja studio yang sedang digarapnya sekarang amat berbeda dari tur keliling bersama grupnya.

Sampai pertemuan kedua, Bill sudah bisa membaca dengan cepat not seperempat dan seperdelapan. Matanya berkilat, dan dengan aksen British-nya, dia berkata, “Rasanya sang elang sudah mendarat”. Dia begitu lega bahwa ternyata membaca notasi tidak sesulit yang dibayangkannya. Dia bahkan berkata, “Seandainya saja saya belajar ini dari dulu.”

Saya sangat menghargai Bill dan apa yang sedang dilakukannya. Jarang sekali orang kembali ke belakang dan mempelajari sesuatu yang mungkin seharusnya mereka pelajari ketika mereka masih muda. Mereka cenderung terus menunda, membuat rasionalisasi bahwa mereka benar-benar tidak perlu bisa membaca.

Saya pernah membaca komentar seorang pemain gitar ternama yang mengatakan bahwa, dengan ditemukannya tape recorder, kita tidak perlu lagi belajar membaca notasi. Ini sungguh pernyataan kekanak-kanakan yang sayangnya dicetak di majalah terkemuka.

Bertahun-tahun yang lalu, seorang anak muda bernama Ron Carducci mendatangi saya dan berkata, “Saya berumur sembilan belas tahun. Apakah saya sudah terlalu lambat untuk mulai belajar drum?” Saya mengatakan bahwa tidak terlalu terlambat jika dia benar-benar bertekad mau belajar. Sepuluh tahun kemudian, Ron manggung bersama orkestra Caesar’s Palace di Las Vegas. Dia adalah contoh yang baik tentang apa yang mungkin terjadi jika kamu bertekad kuat.

Belajar membaca notasi mirip dengan pergi ke dokter dimana rasa takut untuk berangkat kesana biasanya lebih buruk ketimbang pengalaman yang sesungguhnya. Dalam kasus Bill, dia sudah merasakan ketakutan itu selama bertahun-tahun. Pada suatu jadwal rekaman studio, sang konduktor dan rhythm section mulai berdiskusi tentang apa yang bisa dimainkan pada bagian tertentu dalam komposisi mereka. Bill merasa tidak nyaman karena dia tidak memahami apa yang sedang mereka bicarakan. Untungnya setelah dia bisa membaca notasi, dia menyadari bahwa yang mereka perbincangkan ternyata tidak sedemikian rumit. Perasaan tidak nyaman itulah yang memicu keputusannya. Dia berkata kepada dirinya sendiri, “Akhirnya aku harus belajar membaca.”

Seperti yang saya jelaskan kepada Bill, membaca notasi drum itu lebih mudah ketimbang membaca koran. Alfabet bahasa Inggris terdiri dari dua puluh enam huruf yang bisa dikombinasikan sampai tidak terhitung jumlahnya. Drummer cuma perlu mempelajari enam nilai not dan enam hitungan istirahat yang jumlah totalnya hanya dua belas simbol. Bahkan jika kamu menambahkan berbagai bentuk triplet, semuanya masih berdasarkan nilai not dasar yang sama. Jadi, membaca notasi hanya membutuhkan proses hitung-menghitung yang sederhana.

Saat ini saya punya seorang murid muda yang sangat berbakat yang berencana kuliah di Berklee College Of Music semester berikutnya. Ketika dia pertama kali belajar dengan saya, kemampuan membacanya amat buruk. Suatu hari, ketika semangatnya merosot, saya berkata kepadanya, “Begini, sejauh mengenai bakat, feel, pendengaran, dan kemampuan, kamu punya nilai sepuluh. Tapi dalam hal pembacaan dan teknik, nilaimu hanya "tiga". Tapi itu tidak jadi masalah. Saya tidak bisa mengajarkan bakat, tapi saya bisa mengajarimu cara membaca dan memainkan instrument itu. Ini hanya butuh sedikit waktu dan banyak kesabaran.

Sekarang, kemampuan membacanya sangat baik dan kontrolnya meningkat pesat. Membaca sudah bukan masalah lagi baginya, dan dia pun menjadi lebih percaya diri. Inilah salah satu keuntungan dari belajar membaca notasi: Kamu merasa nyaman dengan dirimu sendiri karena kamu tahu bahwa kamu bisa melakukannya. Perasaan ini membantumu menghadapi tantangan berikutnya dengan sikap yang lebih positif. Setiap hal yang kamu pelajari dalam hidup ini membantumu menghadapi pembelajaran selanjutnya. Setelah beberapa lama, rasa percaya dirimu dalam hal kemampuan untuk belajar mulai berkembang. Kepercayaan diri inilah yang membuat pembelajaran menjadi lebih mudah. Dan begitu kamu menemukan kemudahan di dalamnya, kamu bisa menjadikannya pengalaman yang menyenangkan!

Bill Ward dan saya menikmati saat-saat yang menyenangkan dalam proses belajar-mengajar kami. Bekerja sama dengan orang yang seusia dan memiliki pengalaman yang setara dengan Bill berbeda dari hubungan guru/murid biasa. Hubungan ini lebih cenderung seperti berbagi pengalaman. Kami tertawa terbahak-bahak saat dia mengetahui bahwa membaca notasi ternyata lebih mudah daripada yang dia perkirakan sebelumnya.

Bill juga menyatakan keinginannya untuk belajar rudiment. Dia ingin mempelajari hal-hal yang tidak dipelajarinya sejak semula. Dia cukup cerdas untuk mengetahui bahwa pembelajaran tidak akan "mengacaukan gayanya" atau "membuatnya kurang kreatif". Dengan belajar, dia sadar bahwa dia akan tahu lebih banyak tentang musik dan lebih memahami permainan drum. Ia sudah punya gaya yang teruji dan ingin mengembangkannya.

Saya tidak ingin mempermalukan Bill, tapi saya sungguh mengagumi semangatnya. Saya menanti-nanti kedatangannya pada pertemuan berikutnya, karena kami telah menjadi kawan baik. Saya ingin kalian tahu tentang Bill agar pengalamannya ini mendorong kalian untuk belajar, termasuk belajar membaca notasi.

Di antara kalian yang menunda-nunda belajar membaca not balok harus segera mengambil keputusan. Putuskan untuk kembali ke awal dan belajar. Kalian nanti akan merasa lega karena mengambil keputusan ini. Ingat, jika informasi atau pengetahuanmu minim, semakin sedikit orang yang bisa kamu ajak kerjasama dalam kariermu. Dan itu tidak tergantung umur. Bill sudah tidak muda lagi. Ron Carducci juga berpikir dia terlalu terlambat untuk belajar drum di usianya yang kesembilan belas. Percayalah, jika kamu benar-benar ingin belajar, tidak ada kata 'terlambat'!


Baca: Buku Panduan Menjadi Drummer Profesional

Comments

Popular posts from this blog

Tanda-tanda Koreksi

6. Tanda-tanda Koreksi Sebelum menyerahkan naskah kepada dosen atau penerbit, setiap naskah harus dibaca kembali untuk mengetahui apakah tidak terdapat kesalahan dalam soal ejaan , tatabahasa atau pengetikan. Untuk tidak membuang waktu, maka cukuplah kalau diadakan koreksi langsung pada bagian-bagian yang salah tersebut. Bila terdapat terlalu banyak salah pengetikan dan sebagainya, maka lebih baik halaman tersebut diketik kembali. Untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan itu, lazim dipergunakan tanda-tanda koreksi tertentu, sehingga antara penulis dan dosen, atau antara penulis dan penerbit, terjalin pengertian yang baik tentang apa yang dimaksud dengan tanda koreksi itu. Tanda-tanda koreksi itu dapat ditempatkan langsung dalam teks atau pada pinggir naskah sejajar dengan baris yang bersangkutan. Tiap tanda perbaikan dalam baris tersebut (kalau ada lebih dari satu perbaikan pada satu baris) harus ditempatkan berturut-turut pada bagian pinggir kertas; bila perlu tiap-tiapnya dipis

Buku Komposisi Gorys Keraf

Daftar Isi Buku Komposisi Gorys Keraf Kata Pengantar Daftar Isi PENDAHULUAN Bahasa Aspek Bahasa Fungsi Bahasa Tujuan Kemahiran Berbahasa Manfaat Tambahan Kesimpulan BAB I PUNGTUASI Pentingnya Pungtuasi Dasar Pungtuasi Macam-macam Pungtuasi BAB II KALIMAT YANG EFEKTIF Pendahuluan Kesatuan Gagasan Koherensi yang baik dan kompak Penekanan Variasi Paralelisme Penalaran atau Logika BAB III ALINEA : KESATUAN DAN KEPADUAN Pengertian Alinea Macam-macam Alinea Syarat-syarat Pembentukan Alinea Kesatuan Alinea Kepaduan Alinea 5.1 Masalah Kebahasaan 5.2 Perincian dan Urutan Pikiran BAB IV ALINEA : PERKEMBANGAN ALINEA Klimaks dan Anti-Klimaks Sudut Pandangan Perbandingan dan Pertentangan Analogi Contoh Proses Sebab - Akibat Umum - Khusus Klasifikasi Definisi Luar Perkembangan dan Kepaduan antar alinea BAB V TEMA KARANGAN Pengertian Tema Pemilihan Topik Pembatasan Topik Menentukan Maksud Tesis dan Pengungkapan Maksud

Observasi dan Penelitian Lapangan

3. Observasi dan Penelitian Lapangan Pengumpulan data untuk suatu tulisan ilmiah dapat dilakukan melalui observasi dan penelitian lapangan. Observasi adalah pengamatan langsung kepada suatu obyek yang akan diteliti, sedangkan penelitian lapangan adalah usaha pengumpulan data dan informasi secara intensif disertai analisa dan pengujian kembali atas semua yang telah dikumpulkan. Observasi dapat dilakukan dalam suatu waktu yang singkat, sebaliknya penelitian lapangan memerlukan waktu yang lebih panjang. Observasi dapat dilakukan mendahului pengumpulan data melalui angket atau penelitian lapangan. Dalam hal ini observasi bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang tepat mengenai obyek penelitian sehingga dapat disusun daftar kuestioner yang tepat atau dapat menyusun suatu desain penelitian yang cermat. Sebaliknya observasi dapat juga dilakukan sesudah mengumpulkan data melalui angket atau wawancara. Dalam hal ini tujuan observasi adalah untuk mengecek sendiri sampai di mana kebenara