Skip to main content

Jenis Fonem

Jenis Fonem Jenis fonem yang dibicarakan di atas (vokal dan konsonan) dapat dibayangkan sebagai atau dikaitkan dengan segmen-segmen yang membentuk arus ujaran. Kata bintang , misalnya, dilihat sebagai sesuatu yang dibentuk oleh enam segmen — /b/, /i/, /n/, /t/, /a/, /ŋ/. Satuan bunyi fungsional tidak hanya berupa fonem-fonem segmental. Jika dalam fonetik telah diperkenalkan adanya unsur-unsur suprasegmental, dalam fonologi juga dikenal adanya jenis fonem suprasegmental. Dalam bahasa Batak Toba kata /itəm/ berarti '(pewarna) hitam', sedangkan /itɔm/ (dengan tekanan pada suku kedua) berarti 'saudaramu'. Terlihat bahasa yang membedakan kedua kata itu adalah letak tekanannya, sehingga dapat dikatakan bahwa tekanan bersifat fungsional. Lain lagi yang diperlihatkan dalam contoh bahasa Inggris berikut. Di sini perubahan letak tekanan tidak mengubah makna leksikal kata, tetapi mengubah jenis katanya. Kata benda Kata kerja ‘import ‘impor’

Kesusastraan Zaman Pramodern

Kesusastraan Zaman Pramodern




1.  Garis Besar Kesusastraan Zaman Pramodern

 

Penyebaran Kesusastraan Rakyat

Masuk zaman pramodern keadaan kehidupan rakyat dalam bidang ekonomi dan masyarakat cukup kuat dan stabil. Oleh karena itu keharmonisan kedua faktor tersebut banyak menunjang lahirnya bentuk-bentuk kesusastraan rakyat yang menggambarkan segi-segi kehidupan mereka. Selain itu, juga sebagai akibat meluasnya pendidikan rakyat arus pembaca bertambah besar dan bersamaan dengan itu percetakan sebagai sarananya mulai terbentuk. Dengan demikian menyebabkan bidang ilmu pengetahuan dan bidang kesenian lainnya yang selama ini hanya terbatas pada golongan bangsawan saja mulai menyebar ke segenap lapisan masyarakat biasa.

 

Penggolongan Kesusastraan Pramodern

Kesusastraan pramodern sebagai pokok pembicaraan dibagi dalam dua bagian : pertama, Kamigata yang berpusat di Kyoto merupakan masa awal, yaitu masa yang terdiri dari masa pencerahan dari tahun Keichoo sampai tahun Kanbun (1609-1666) dan masa perkembangan sekitar zaman Genroku (1688-1703). Kedua masa akhir yang terbagi atas masa kebangkitan dari tahun An-ei sampai tahun Tenmei (1773-1782) dan masa kematangan dari tahun Bunka sampai tahun Bunsei (1804-1819).

 

Masa Perkembangan Sastra Pramodern

Novel yang muncul pada masa pencerahan disebut Kanazooshi dan eksistensinya belum begitu sempurna. Tapi yang perlu dicatat bahwa novel ini banyak memperlihatkan semangat zaman baru walaupun ditinjau dari segi sastra masih belum matang.

Haikai yang sudah lama terlupakan, sekarang tampil kembali dalam suasana baru penuh imajinasi dan mempunyai bobot untuk melengkapi jenis sastra. Penyair yang mengarah ke sini adalah Matsunaga Teitoku dan Nishiyama Sooin yang dalam karyanya melukiskan kegairahan hidup masyarakat zaman pramodern.

Joruri pada mulanya juga seperti Kinpira Bushi yang masih sederhana tetapi kemudian sifatnya lebih mengarah kepada sifat zaman pramodern.

Masuk zaman Genroku pertumbuhan kebudayaan rakyat lebih menonjol. Kesuburan pertumbuhan kebudayaan itu digambarkan secara jelas dan seksama dalam karya Ukiyoozooshi karangan Ihara Saikaku. Karya ini bila dibandingkan dengan karya-karya terdahulu mempunyai perbedaan yang cukup besar. Di samping itu, Joruri berkembang dengan cepatnya atas kerjasama Takemoto Gidayu dengan Chikamatsu Monzaemon, sedangkan Kabuki diprakarsai oleh Sakata Toojuuroo dan Ichikawa Danjuuroo.

Perlu ditambahkan bahwa Haikai dibebaskan oleh Bashoo dari unsur-unsur permainan bahasa yang sampai saat ini masih merupakan pokok dasar bidang tersebut, sehingga dapat berkembang menjadi kesusastraan dengan “sabi” (keindahan dalam kesederhanaan) sebagai motivasinya. Akhirnya, Ukiyoozooshi yang pernah maju itu menjadi mundur sehingga para sastrawan yang bermukim di Kyoto selama ini berpindah ke Edo sebagai pusat kegiatan sastra.

Karya-karya yang sempat terkenal pada tahun Meiwa (1765) melalui tahun An-ei sampai tahun Tenmei (1782) adalah "Kibyooshi", "Sharebon", "Senryuu", dan "Kyooka".

Semua bentuk karya-karya sastra itu ditulis berdasarkan “ugachi” (pengungkapan perasaan manusia dengan halus), “fushi” (satire) dan sindiran guna mengikuti selera orang Edo yang tergolong tinggi ketika itu. Cara demikian menggembirakan serta menggairahkan masyarakat Edo pada waktu itu. Tetapi ungkapan-ungkapan demikian yang justru disenangi rakyat dibatasi kegiatannya oleh pemerintah pada tahun 1790-1796. Yang tidak luput dari penertiban dan perombakan, terutama dalam bentuk sastra ialah Kibyooshi. Fushinya dihilangkan dan Sharebon yang melukiskan soal seks secara hati-hati diganti dengan ajaran moral.

Pada tahun Bunka dan Bunsei pusat perhatian masyarakat beralih pada buku Yomihon yang beraliran “Kanzenchooaku” (membela kebaikan menghukum kejahatan) dan buku Kibyooshi yang sudah dirubah menjadi buku Kusazooshi. Buku Kokkeibon dan Ninjoobon yang berasal dari buku Sharebon digemari orang pada akhir zaman Edo. Para pengarang yang terkenal ketika itu adalah Santoo Kyooden. Jippensha Itsuku, Shikitei Sanba, Tamenaga Shunsui dan Takizawa Bakin. Selain jenis sastra hiburan seperti di atas masih ada lagi jenis sastra lain yang cukup maju dan dikarang oleh sastrawan-sastrawan yang cukup kenamaan. Karya-karya tersebut adalah Kangaku, Kanshibun, Kokugaku, dan Waka yang ditulis oleh Fujiwara Seika, Hayashi Doshun, Keichuu, Kamono Mabuchi, Motoori Nobunaga dan Oozawa Roan.

Jenis sastra dan penulis utama pada Zaman Pramodern :


Kelompok Sastra
Jenis Sastra/Aliran
Penulis
Kelompok Novel
Kanazooshi
Asai Ryooi

Ukiyoozooshi
Ihara Saikaku


Ejima Kiseki

Kusazooshi
Koikawa Harumachi


Ryuutai Tanhiko

Yomihon
Ueda Akinari


Tanizawa Bakin

Sharebon
Santoo Kyooden

Ninjoobon
Tamenaga Shunsui

Kokkeibon
Jippensha Itsuku


Shikitei Sanba
Kelompok Drama
JoruriChikam
Chikatamatsu Monzaemon


Kin Kaion

Kabuki
Tsuruya Nanboku


Kawatake Mokuami
Kelompok Haikai
Aliran Teimon
Matsunaga Teitoku

Aliran Danrin
Nishiyama Sooin

Aliran Bashoo
Matsuo Bashoo

Zaman Chuukooki
Yosa Buson

Zaman Kaseiki
Kobayashi Issa
Kelompok lain
Senryuu dan Kyooka
Karai Senryuu


Yamano Akara

Kangaku dan Kanshibun
Itoo Jinsai


Ogyuu Sorai


Raisanyoo

Kokugaku dan Waka
Kamono Mabuchi


Motoori Nobunaga


Kagawa Kageki
 
  

Baca : Buku Sejarah Kesusastraan Jepang

Comments

Popular posts from this blog

Tanda-tanda Koreksi

6. Tanda-tanda Koreksi Sebelum menyerahkan naskah kepada dosen atau penerbit, setiap naskah harus dibaca kembali untuk mengetahui apakah tidak terdapat kesalahan dalam soal ejaan , tatabahasa atau pengetikan. Untuk tidak membuang waktu, maka cukuplah kalau diadakan koreksi langsung pada bagian-bagian yang salah tersebut. Bila terdapat terlalu banyak salah pengetikan dan sebagainya, maka lebih baik halaman tersebut diketik kembali. Untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan itu, lazim dipergunakan tanda-tanda koreksi tertentu, sehingga antara penulis dan dosen, atau antara penulis dan penerbit, terjalin pengertian yang baik tentang apa yang dimaksud dengan tanda koreksi itu. Tanda-tanda koreksi itu dapat ditempatkan langsung dalam teks atau pada pinggir naskah sejajar dengan baris yang bersangkutan. Tiap tanda perbaikan dalam baris tersebut (kalau ada lebih dari satu perbaikan pada satu baris) harus ditempatkan berturut-turut pada bagian pinggir kertas; bila perlu tiap-tiapnya dipis

Buku Komposisi Gorys Keraf

Daftar Isi Buku Komposisi Gorys Keraf Kata Pengantar Daftar Isi PENDAHULUAN Bahasa Aspek Bahasa Fungsi Bahasa Tujuan Kemahiran Berbahasa Manfaat Tambahan Kesimpulan BAB I PUNGTUASI Pentingnya Pungtuasi Dasar Pungtuasi Macam-macam Pungtuasi BAB II KALIMAT YANG EFEKTIF Pendahuluan Kesatuan Gagasan Koherensi yang baik dan kompak Penekanan Variasi Paralelisme Penalaran atau Logika BAB III ALINEA : KESATUAN DAN KEPADUAN Pengertian Alinea Macam-macam Alinea Syarat-syarat Pembentukan Alinea Kesatuan Alinea Kepaduan Alinea 5.1 Masalah Kebahasaan 5.2 Perincian dan Urutan Pikiran BAB IV ALINEA : PERKEMBANGAN ALINEA Klimaks dan Anti-Klimaks Sudut Pandangan Perbandingan dan Pertentangan Analogi Contoh Proses Sebab - Akibat Umum - Khusus Klasifikasi Definisi Luar Perkembangan dan Kepaduan antar alinea BAB V TEMA KARANGAN Pengertian Tema Pemilihan Topik Pembatasan Topik Menentukan Maksud Tesis dan Pengungkapan Maksud

Observasi dan Penelitian Lapangan

3. Observasi dan Penelitian Lapangan Pengumpulan data untuk suatu tulisan ilmiah dapat dilakukan melalui observasi dan penelitian lapangan. Observasi adalah pengamatan langsung kepada suatu obyek yang akan diteliti, sedangkan penelitian lapangan adalah usaha pengumpulan data dan informasi secara intensif disertai analisa dan pengujian kembali atas semua yang telah dikumpulkan. Observasi dapat dilakukan dalam suatu waktu yang singkat, sebaliknya penelitian lapangan memerlukan waktu yang lebih panjang. Observasi dapat dilakukan mendahului pengumpulan data melalui angket atau penelitian lapangan. Dalam hal ini observasi bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang tepat mengenai obyek penelitian sehingga dapat disusun daftar kuestioner yang tepat atau dapat menyusun suatu desain penelitian yang cermat. Sebaliknya observasi dapat juga dilakukan sesudah mengumpulkan data melalui angket atau wawancara. Dalam hal ini tujuan observasi adalah untuk mengecek sendiri sampai di mana kebenara