Skip to main content

Jenis Fonem

Jenis Fonem Jenis fonem yang dibicarakan di atas (vokal dan konsonan) dapat dibayangkan sebagai atau dikaitkan dengan segmen-segmen yang membentuk arus ujaran. Kata bintang , misalnya, dilihat sebagai sesuatu yang dibentuk oleh enam segmen — /b/, /i/, /n/, /t/, /a/, /ŋ/. Satuan bunyi fungsional tidak hanya berupa fonem-fonem segmental. Jika dalam fonetik telah diperkenalkan adanya unsur-unsur suprasegmental, dalam fonologi juga dikenal adanya jenis fonem suprasegmental. Dalam bahasa Batak Toba kata /itəm/ berarti '(pewarna) hitam', sedangkan /itɔm/ (dengan tekanan pada suku kedua) berarti 'saudaramu'. Terlihat bahasa yang membedakan kedua kata itu adalah letak tekanannya, sehingga dapat dikatakan bahwa tekanan bersifat fungsional. Lain lagi yang diperlihatkan dalam contoh bahasa Inggris berikut. Di sini perubahan letak tekanan tidak mengubah makna leksikal kata, tetapi mengubah jenis katanya. Kata benda Kata kerja ‘import ‘impor’

Waka Pada Zaman Modern

Waka Pada Zaman Modern


2.  Waka pada Zaman Modern


Pada zaman modern ini banyak sekali penyair yang muncul, tetapi di sini akan diperkenalkan beberapa tokoh saja, antara lain Masaoka Shiki, Ishikawa Takuboku, dan Yosano Akiko. Puisi dari Masaoka Shiki adalah sebagai berikut.
Matsu no ha no higotoni musubu shira tsuyunookite wa Kobore koboretewa oku
Kalau aku melihat ke luar setelah hujan turun di musim semi, embun yang melekat di daun satu demi satu berjatuhan ke tanah.
Khihasu no hansaki idete wagame niwa kotoshi bakari no Haru yukan to so
Kalau aku melihat bunga ichihatsu (sejenis bakung) yang mekar pada tahun ini, aku merasa mungkin tahun depan tak akan melihatnya lagi dan mungkin kali inilah yang terakhir aku melihat musim semi.

Puisi Ishikawa Takuboku di bawah ini berjudul "Ichiaku Noshuna" (Segenggam Pasir).
Inochi waki suna no kana shisa yo
Sara sara to nigireba yubino aida yori otsu
Oh kesedihan, sang pasir yang tak bernyawa apabila digenggam berjatuhan dari sela-sela jari.

Judul puisinya yang lain adalah "Kanashi Gangu" (Mainan Sedih):
Hatara kedo nao waga kurashi raku ni
Narazari jitto te o miru
Aku bekerja, aku bekerja terus tapi hidupku yang tak pernah menjadi senang, aku menatap terus tanganku.

Berikutnya akan kita lihat buah karya Yasano Akiko. Penyair wanita yang menganut aliran romantisme dan gigih memperjuangkan persamaan hak wanita ini menghasilkan puisinya yang sangat terkenal berjudul "Midare Gami" (Rambut Terurai). Puisinya antara lain sebagai berikut.
Yawa nada no atsukichi shituni fure momide
Sabhishi karazuya michi otokukimi
Kasih, sentuhlah tubuhku yang dibara oleh api cinta
Aku merindukan sentuhan cintamu
Yoru no chouni sasameki shi kishi hoshingimao
Gekain o hitono bin no hotsu reyo
Ketika malam tiba kita memadu cinta dalam kegelapan
Ketika usai percintaan, kulihat rambutku terurai kusut
Chizomoyuruka kasamuntoyoru yumenoyado
Haru oikuhito kamiotoshi mena
Percintaan yang indah bagai mimpi di malam hari
Percintaan yang indah bagai bunga mekar di musim semi
Tuhan, kumohon tidak menghukum kami


Baca: Buku Pengantar Kesusastraan Jepang

Comments

Popular posts from this blog

Tanda-tanda Koreksi

6. Tanda-tanda Koreksi Sebelum menyerahkan naskah kepada dosen atau penerbit, setiap naskah harus dibaca kembali untuk mengetahui apakah tidak terdapat kesalahan dalam soal ejaan , tatabahasa atau pengetikan. Untuk tidak membuang waktu, maka cukuplah kalau diadakan koreksi langsung pada bagian-bagian yang salah tersebut. Bila terdapat terlalu banyak salah pengetikan dan sebagainya, maka lebih baik halaman tersebut diketik kembali. Untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan itu, lazim dipergunakan tanda-tanda koreksi tertentu, sehingga antara penulis dan dosen, atau antara penulis dan penerbit, terjalin pengertian yang baik tentang apa yang dimaksud dengan tanda koreksi itu. Tanda-tanda koreksi itu dapat ditempatkan langsung dalam teks atau pada pinggir naskah sejajar dengan baris yang bersangkutan. Tiap tanda perbaikan dalam baris tersebut (kalau ada lebih dari satu perbaikan pada satu baris) harus ditempatkan berturut-turut pada bagian pinggir kertas; bila perlu tiap-tiapnya dipis

Buku Komposisi Gorys Keraf

Daftar Isi Buku Komposisi Gorys Keraf Kata Pengantar Daftar Isi PENDAHULUAN Bahasa Aspek Bahasa Fungsi Bahasa Tujuan Kemahiran Berbahasa Manfaat Tambahan Kesimpulan BAB I PUNGTUASI Pentingnya Pungtuasi Dasar Pungtuasi Macam-macam Pungtuasi BAB II KALIMAT YANG EFEKTIF Pendahuluan Kesatuan Gagasan Koherensi yang baik dan kompak Penekanan Variasi Paralelisme Penalaran atau Logika BAB III ALINEA : KESATUAN DAN KEPADUAN Pengertian Alinea Macam-macam Alinea Syarat-syarat Pembentukan Alinea Kesatuan Alinea Kepaduan Alinea 5.1 Masalah Kebahasaan 5.2 Perincian dan Urutan Pikiran BAB IV ALINEA : PERKEMBANGAN ALINEA Klimaks dan Anti-Klimaks Sudut Pandangan Perbandingan dan Pertentangan Analogi Contoh Proses Sebab - Akibat Umum - Khusus Klasifikasi Definisi Luar Perkembangan dan Kepaduan antar alinea BAB V TEMA KARANGAN Pengertian Tema Pemilihan Topik Pembatasan Topik Menentukan Maksud Tesis dan Pengungkapan Maksud

Bagian Pelengkap Pendahuluan

2. Bagian Pelengkap Pendahuluan Bagian pelengkap pendahuluan atau disebut juga halaman-halaman pendahuluan sama sekali tidak menyangkut isi karangan. Tetapi bagian ini harus disiapkan sebagai bahan informasi bagi para pembaca dan sekaligus berfungsi menampilkan karangan itu dalam bentuk yang kelihatan lebih menarik. Biasanya bagian pelengkap pendahuluan dinomori dengan mempergunakan angka Romawi. Bagian pelengkap pendahuluan biasanya terdiri dari judul pendahuluan, halaman pengesahan, halaman judul, halaman persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar dan tabel, dan halaman penjelasan kalau ada. Bila karangan itu akan diterbitkan sebagai buku, maka bagian-bagian yang diperlukan sebagai persyaratan formal adalah: judul pendahuluan, halaman belakang judul pendahuluan, halaman judul, halaman belakang judul, halaman persembahan dan halaman belakang persembahan kalau ada, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar atau tabel serta halaman penjelasan atau keterangan kalau