Jenis Fonem Jenis fonem yang dibicarakan di atas (vokal dan konsonan) dapat dibayangkan sebagai atau dikaitkan dengan segmen-segmen yang membentuk arus ujaran. Kata bintang , misalnya, dilihat sebagai sesuatu yang dibentuk oleh enam segmen — /b/, /i/, /n/, /t/, /a/, /Å‹/. Satuan bunyi fungsional tidak hanya berupa fonem-fonem segmental. Jika dalam fonetik telah diperkenalkan adanya unsur-unsur suprasegmental, dalam fonologi juga dikenal adanya jenis fonem suprasegmental. Dalam bahasa Batak Toba kata /itÉ™m/ berarti '(pewarna) hitam', sedangkan /itÉ”m/ (dengan tekanan pada suku kedua) berarti 'saudaramu'. Terlihat bahasa yang membedakan kedua kata itu adalah letak tekanannya, sehingga dapat dikatakan bahwa tekanan bersifat fungsional. Lain lagi yang diperlihatkan dalam contoh bahasa Inggris berikut. Di sini perubahan letak tekanan tidak mengubah makna leksikal kata, tetapi mengubah jenis katanya. Kata benda Kata kerja ‘import ‘impor’
Setelah Musa bicara, orang-orang Yahudi terjerat dalam dilema. Perintahnya terdengar sangat sederhana "Jalan maju!" Melaksanakan perintah itu juga mudah: tinggal berjalan ke laut. Tapi rasa takut mereka mengatakan, ini bermasalah. Insting mereka mengatakan mereka pasti tenggelam. Emosi mereka mengajak untuk mengalah pada rasa takut.
Di situlah saat kaum Yahudi melakukan keajaiban: mereka mengatasi rasa takutnya. Dengan menyadari bahwa sumber keinginan untuk menyerah adalah rasa takut, dan rasa takut membesar-besarkan bayangan ancaman, dan dengan tidak tergoda untuk bertempur serta tidak terlumpuhkan dengan tindakan mundur, mereka memilih untuk terus maju. Mereka melangkah ke wilayah tak diketahui ketimbang kembali ke tempat yang telah dikenal. Dengan percaya pada Musa dan yakin pada Tuhan, di mana keduanya terbukti bisa dipercaya penuh di masa lalu mereka, berjalanlah mereka lurus menuju laut.
Seperti umumnya langkah-langkah pertama yang menakutkan, mereka berhasil mengatasi kelumpuhan yang menghinggapi, mengangkat kaki dan melangkahkannya ke air laut. Kita semua tahu apa yang terjadi selanjutnya—mukjizat terjadi dan terbelahlah lautan. Sebagian orang menganggap kisah terbelahnya lautan adalah omong kosong. Yang lain menyebutkan adanya penjelasan ilmiah bahwa air laut surut pada hari itu. Namun perdebatan itu tidaklah produktif karena bukan di situ pelajaran dari kisah tersebut. Orang-orang Yahudi mengalahkan rasa takut mereka lalu melangkah ke air laut meskipun dengan jantung berdebar, meski syaraf meronta untuk menghentikan langkah, dan rasa takut menggoda mereka untuk kembali. Di saat itulah jalan lain terbuka bagi mereka. Disyukuri adanya penjelasan tentang rasa takut yang melumpuhkan dan jawaban yang tepat mengenai hal tersebut tersembunyi dalam lembaran-lembaran kecil di Taurat beserta uraian penjelasannya, menjadikan kisah ini bisa dibaca ulang setiap saat, di mana pun, oleh siapa pun.
Intisari untuk Bisnis: Hapuslah rasa takut pada setiap pengambilan keputusan. Gunakan analisis risiko untuk mengukur bahaya dan jangan bereaksi terhadap rasa takut secara menyeluruh.
Intisari untuk Pribadi: Ketahuilah cara pandang akan berubah begitu Anda mencelupkan kaki ke laut. Hambatan besar tak akan terlihat begitu menakutkan saat Anda melangkah maju dan memulai perjalanan Anda.
Baca: Buku Sukses Bisnis Cara Yahudi
Comments
Post a Comment