Skip to main content

Jenis Fonem

Jenis Fonem Jenis fonem yang dibicarakan di atas (vokal dan konsonan) dapat dibayangkan sebagai atau dikaitkan dengan segmen-segmen yang membentuk arus ujaran. Kata bintang , misalnya, dilihat sebagai sesuatu yang dibentuk oleh enam segmen — /b/, /i/, /n/, /t/, /a/, /ŋ/. Satuan bunyi fungsional tidak hanya berupa fonem-fonem segmental. Jika dalam fonetik telah diperkenalkan adanya unsur-unsur suprasegmental, dalam fonologi juga dikenal adanya jenis fonem suprasegmental. Dalam bahasa Batak Toba kata /itəm/ berarti '(pewarna) hitam', sedangkan /itɔm/ (dengan tekanan pada suku kedua) berarti 'saudaramu'. Terlihat bahasa yang membedakan kedua kata itu adalah letak tekanannya, sehingga dapat dikatakan bahwa tekanan bersifat fungsional. Lain lagi yang diperlihatkan dalam contoh bahasa Inggris berikut. Di sini perubahan letak tekanan tidak mengubah makna leksikal kata, tetapi mengubah jenis katanya. Kata benda Kata kerja ‘import ‘impor’

Kanazoshi

Kanazoshi


4.  Kanazoshi


Kanazoshi dapat dikelompokkan ke dalam novel dan muncul setelah otogizoshi pada zaman pramodern. Munculnya buku bacaan rakyat mengakibatkan percetakan maju dengan pesat. Karena buku-buku yang dicetak itu ditujukan untuk pembaca yang berpendidikan rendah, huruf yang digunakan adalah huruf Kana. Buku cerita yang ditulis dengan Hiragana disebut Kanazoshi.

Keberhasilan novel kanazoshi terletak pada ide cerita yang mewujudkan tema dan membawa semangat zaman baru pramodern. Isi ceritanya beraneka ragam, tetapi belum dapat dikatakan bernilai tinggi dari segi sastra. Meskipun demikian, kanazoshi telah tersebar luas di segala lapisan masyarakat, terutama lapisan pembaca rakyat biasa.

Beberapa novel kanazoshi antara lain Kashooki, Tokaido Meishoki, dan Seisuisho. Di sini akan diperkenalkan kanazoshi yang berisi kisah percintaan dengan judul Uraminosuke. Kanazoshi ini selesai dibuat pada tahun 1612 dan diterbitkan sekitar tahun 1615 sampai tahun 1624. Nama penulisnya tidak diketahui. Cara pemaparannya hampir menyerupai otogizoshi, namun lebih ditekankan pada kisah-kisah percintaan dan dapat pula dikatakan sebagai wakil percintaan pada zaman pramodern.
Di daerah Shitanonokuni, berdiam pemuda-pemuda yang saling bersahabat. Masing-masing bernama Kusuno Uraminosuke, Yumeno Ukiyonosuke, Matsuno Midorinosuke, Kimio Omoninosuke, dan Nakazora Ainosuke. Kelimanya adalah pemuda-pemuda yang rupawan dan menonjol di kotanya. 
     Pada malam hari tanggal 10 Juni 1604, Uraminosuke pergi seorang diri ke kuil Kiyomizu untuk menghadiri suatu perayaan keagamaan. Pada saat mengikuti pesta minum sake di sekitar Tamurado yang terletak dalam kuil tersebut, dia melihat seorang putri yang cantik, berumur sekitar enam belas tahun. Karena didorong oleh rasa penasaran ingin mengetahui asal-usul putri tersebut, Uraminosuke mengikutinya dan mengamatinya sampai sang putri masuk ke sebuah tempat tinggal mewah, yaitu kediaman keluarga Konoedono yang terpandang di daerah tersebut.
     Uraminosuke merasa tidak punya akal untuk mendekati sang putri, karena itulah dia pergi berdoa memohon di kuil Kiyomizu. Setelah 28 hari dia berdoa, dia mendapat ilham dan mengikuti petunjuk ilham tersebut. Uraminosuke lalu pergi ke rumah seorang janda dari Hattori Shoji yang juga terpandang di daerah tersebut untuk menanyakan asal-usul sang putri. Dia mendapat keterangan bahwa sebenarnya sang putri itu adalah anak dari pengawal senior dari keluarga Toyotomi Hidesugu yang juga seorang pembesar, dan sang putri suatu ketika diangkat sebagai anak pada keluarga Konoedono dan dianugerahi sebuah nama dari Tenno (Kaisar) yaitu Yukinomae.
     Setelah  mendengar asal-usul putri Yukinomae, dia patah semangat karena Uraminosuke menyadari perbedaan status dengan sang putri, dan bermaksud untuk mengundurkan diri dari keinginannya berkenalan dengan sang putri. Karena janda Hattori Shoji menyanggupi untuk menjadi perantara, Uraminosuke merasa berpengharapan kembali dan menitipkan surat cintanya pada sang janda itu. Sang janda ini kemudian meminta tolong kepada istri Kikutedono, yang bernama Ayamenomae yang masih ada hubungan saudara dengan sang putri. Dia menjelaskan permasalahannya dan meminta pertolongan untuk menyampaikan surat cinta Uraminosuke kepada putri Yukinomae.
     Putri Yukinomae yang menerima surat cinta dari seorang pemuda yang belum pernah dikenalnya, kelihatan gelisah dan bingung. Namun, setelah dijelaskan jalannya proses surat cinta tersebut dari awal sampai akhir, sang putri mulai berkenan untuk membaca surat cinta itu. Surat itu berisi curahan perasaan yang amat dalam, dan perasaan cinta yang menggebu-gebu terhadap sang putri. Setelah selesai membaca surat tersebut, sang putri membalas surat itu lewat Ayamenomae yang memberikannya pada sang janda dan akhirnya sampai ke tangan Uraminosuke.
     Uraminosuke sangat gembira dan akan segera membalasnya kembali. Sayangnya, tulisan surat sang putri berupa puisi kuno sukar sekali untuk dicerna maknanya sehingga Uraminosuke meminta pertolongan kepada ahli puisi. Arti dari puisi itu adalah sebagai berikut. 
     Apabila curahan hati Anda itu benar adanya tanpa ada suatu dusta dalam hati, maka pada tanggal 15 Agustus, malam hari datanglah menyusup masuk ke kamarku. 
     Tepat pada tanggal 15, pada malam itu di rumah keluarga Konoedono sedang diadakan pesta sehingga dengan mudah Uraminosuke menyelusup memasuki kamar Yukinomae. Mereka berdua menghabiskan malam yang indah dalam kebersamaan. Pada pagi harinya ketika mereka akan berpisah Uraminosuke menanyakan kapan sekiranya mereka dapat jumpa lagi. Sang putri menjawab bahwa ada satu permintaan dalam hidupnya, yaitu agar Uraminosuke tidak datang lagi untuk menemuinya. Uraminosuke sangat terpukul mendengar kata-kata putri itu. Dengan hati yang hancur dia kembali ke rumah, dan karena kerinduan yang amat sangat pada sang putri Yukinomae, Uraminosuke jatuh sakit.
     Karena Uraminosuke sudah lama tidak kelihatan di kota, keempat teman-temannya, yang termasuk pemuda rupawan itu mendatangi rumah Uraminosuke dan mendapatkan Uraminosuke yang sudah kelihatan parah sekali karena penyakit cintanya. Setelah Uraminosuke menceritakan duduk persoalannya dan menitipkan surat pada Yukinomae pada teman-temannya itu, Uraminosuke pun meninggal.
     Teman-temannya segera menyampaikan amanat Uraminosuke pada janda Shoji dan melalui dia surat Uraminosuke pun sampai ke tangan putri Yukinomae. Karena merasa bersalah — kematian Uraminosuke akibat dirinya — Yukinomae tenggelam dalam penyesalan dan akhirnya menghembuskan nafas. Melihat hal ini, Shoji dan Ayamenomae, yang merasa ikut bertanggung jawab atas kematian kedua insan, bunuh diri mengikuti jejak sang putri. Hal yang sama dilakukan oleh adik sang janda yang menjadi pelayan Yukinomae, setelah menyemayamkan jenazah sang putri, sang janda, dan Ayamenomae. 
    Konon peristiwa cinta yang berakhir sangat tragis ini tersebar ke mana-mana, kepada Kaisar, para bangsawan, biksu-biksu, dan tentu saja sampai ke telinga rakyat biasa. Semua yang mendengar merasa aneh dengan adanya kisah perjalanan cinta yang berakhir dengan tragis dan jarang terjadi ini.



Baca: Buku Pengantar Kesusastraan Jepang



Comments

Popular posts from this blog

Tanda-tanda Koreksi

6. Tanda-tanda Koreksi Sebelum menyerahkan naskah kepada dosen atau penerbit, setiap naskah harus dibaca kembali untuk mengetahui apakah tidak terdapat kesalahan dalam soal ejaan , tatabahasa atau pengetikan. Untuk tidak membuang waktu, maka cukuplah kalau diadakan koreksi langsung pada bagian-bagian yang salah tersebut. Bila terdapat terlalu banyak salah pengetikan dan sebagainya, maka lebih baik halaman tersebut diketik kembali. Untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan itu, lazim dipergunakan tanda-tanda koreksi tertentu, sehingga antara penulis dan dosen, atau antara penulis dan penerbit, terjalin pengertian yang baik tentang apa yang dimaksud dengan tanda koreksi itu. Tanda-tanda koreksi itu dapat ditempatkan langsung dalam teks atau pada pinggir naskah sejajar dengan baris yang bersangkutan. Tiap tanda perbaikan dalam baris tersebut (kalau ada lebih dari satu perbaikan pada satu baris) harus ditempatkan berturut-turut pada bagian pinggir kertas; bila perlu tiap-tiapnya dipis

Buku Komposisi Gorys Keraf

Daftar Isi Buku Komposisi Gorys Keraf Kata Pengantar Daftar Isi PENDAHULUAN Bahasa Aspek Bahasa Fungsi Bahasa Tujuan Kemahiran Berbahasa Manfaat Tambahan Kesimpulan BAB I PUNGTUASI Pentingnya Pungtuasi Dasar Pungtuasi Macam-macam Pungtuasi BAB II KALIMAT YANG EFEKTIF Pendahuluan Kesatuan Gagasan Koherensi yang baik dan kompak Penekanan Variasi Paralelisme Penalaran atau Logika BAB III ALINEA : KESATUAN DAN KEPADUAN Pengertian Alinea Macam-macam Alinea Syarat-syarat Pembentukan Alinea Kesatuan Alinea Kepaduan Alinea 5.1 Masalah Kebahasaan 5.2 Perincian dan Urutan Pikiran BAB IV ALINEA : PERKEMBANGAN ALINEA Klimaks dan Anti-Klimaks Sudut Pandangan Perbandingan dan Pertentangan Analogi Contoh Proses Sebab - Akibat Umum - Khusus Klasifikasi Definisi Luar Perkembangan dan Kepaduan antar alinea BAB V TEMA KARANGAN Pengertian Tema Pemilihan Topik Pembatasan Topik Menentukan Maksud Tesis dan Pengungkapan Maksud

Bagian Pelengkap Pendahuluan

2. Bagian Pelengkap Pendahuluan Bagian pelengkap pendahuluan atau disebut juga halaman-halaman pendahuluan sama sekali tidak menyangkut isi karangan. Tetapi bagian ini harus disiapkan sebagai bahan informasi bagi para pembaca dan sekaligus berfungsi menampilkan karangan itu dalam bentuk yang kelihatan lebih menarik. Biasanya bagian pelengkap pendahuluan dinomori dengan mempergunakan angka Romawi. Bagian pelengkap pendahuluan biasanya terdiri dari judul pendahuluan, halaman pengesahan, halaman judul, halaman persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar dan tabel, dan halaman penjelasan kalau ada. Bila karangan itu akan diterbitkan sebagai buku, maka bagian-bagian yang diperlukan sebagai persyaratan formal adalah: judul pendahuluan, halaman belakang judul pendahuluan, halaman judul, halaman belakang judul, halaman persembahan dan halaman belakang persembahan kalau ada, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar atau tabel serta halaman penjelasan atau keterangan kalau