Skip to main content

Jenis Fonem

Jenis Fonem Jenis fonem yang dibicarakan di atas (vokal dan konsonan) dapat dibayangkan sebagai atau dikaitkan dengan segmen-segmen yang membentuk arus ujaran. Kata bintang , misalnya, dilihat sebagai sesuatu yang dibentuk oleh enam segmen — /b/, /i/, /n/, /t/, /a/, /ŋ/. Satuan bunyi fungsional tidak hanya berupa fonem-fonem segmental. Jika dalam fonetik telah diperkenalkan adanya unsur-unsur suprasegmental, dalam fonologi juga dikenal adanya jenis fonem suprasegmental. Dalam bahasa Batak Toba kata /itəm/ berarti '(pewarna) hitam', sedangkan /itɔm/ (dengan tekanan pada suku kedua) berarti 'saudaramu'. Terlihat bahasa yang membedakan kedua kata itu adalah letak tekanannya, sehingga dapat dikatakan bahwa tekanan bersifat fungsional. Lain lagi yang diperlihatkan dalam contoh bahasa Inggris berikut. Di sini perubahan letak tekanan tidak mengubah makna leksikal kata, tetapi mengubah jenis katanya. Kata benda Kata kerja ‘import ‘impor’

Kokkeibon

Kokkeibon


9.  Kokkeibon


Kokkeibon merupakan novel akhir zaman pramodern yang bertemakan kelucuan dan bersifat umum. Ceritanya menggambarkan kehidupan sehari-hari kaum pedagang pada zaman Edo. Dalam cerita ini diselipkan juga pelajaran yang mengandung ajaran. Pengarang yang mewakili kokkeibon adalah Shikitei Samba dan Jippensha Itsuku.


Riwayat Hidup Shikitei Samba

Shikitei Samba Kikuchi adalah nama lengkap dari Shikitei Samba. Nama sebenarnya adalah Hisanori, sedangkan nama kecilnya adalah Tasuke. Dia anak laki-laki pertama keluarga Kikuchi dan lahir di Asakusa Taharacho Sanchome pada tahun Ansui 5 (1776). Sebagai anak angkat Miura — sebelumnya, Shikitei bekerja pada Miura sebagai pelayan toko buku — dia sangat menyukai buku. Ketika pemilik toko buku sakit, dia berhenti bekerja dan menjadi penjual buku tua; di samping mengerjakan kegemarannya menulis gesaku.

Karena sejak kecil Shikitei gemar membaca cerita-cerita gesaku yang penuh humor itu dan lingkungannya juga menunjang hobinya, dia dengan cepat menjadi penulis gesaku. Karya perdananya terbit ketika dia berumur 19 tahun, dimuat di majalah tahunan Ogibyoshi yang berjudul "Tendo Ukiyonode Zukai" dan "Nenggengisshinno Karakuri". Kedua tulisan itu menggambarkan sikap manusia yang berlebih-lebihan. Sejak dipublikasikannya kedua karya itu, Shikitei setiap tahun menulis dua atau tiga buah buku dan menekuni kusazoshi. Dapat dikatakan dia adalah pengarang gesaku yang sesungguhnya.

Selain menulis kokkeibon, Shikitei juga menulis sharebon. Karya perdananya ditulis pada majalah Tatsumi Fugen pada Kansei 10 (1798) dengan judul "Keisei Kaidan Kyaku Monogatari", "Sendo Shinwa", dan "Sendo Beya". Novel Samba pada Bunka 3 (1806) bersifat kataki uchi mono berjudul Ikazuchi Taro Goaku Monogatari, dan pada tahun itu juga Shikitei untuk pertama kalinya mempublikasikan 2 buah karya kokkeibon dengan judul Gejosuigen Makunosoto dan Namari Kataki. Pada Bunka 4 (1807) dia mengundurkan diri sebagai penulis sharebon karena menganggap bahwa masa depan sharebon suram. Hal tersebut diperkuat dengan tampilnya Jippensha Ikutsu, penulis kokkeibon, yang menulis Dochu Hizakurige. Shikitei yakin bahwa penulis kokkeibon adalah penulis yang populer pada saat itu dibandingkan sharebon. Dalam menulis, Shikitei Samba banyak dipengaruhi oleh pengarang sharebon, yaitu Santo Kyoden. Gaya tulisan Kyoden bersifat realistis dan teknis, dan gaya ini banyak digunakan oleh Shikitei dalam kokkeibon yang berjudul Ukiyo Buro dan Ukiyo Doko.



Baca: Buku Pengantar Kesusastraan Jepang

Comments

Popular posts from this blog

Tanda-tanda Koreksi

6. Tanda-tanda Koreksi Sebelum menyerahkan naskah kepada dosen atau penerbit, setiap naskah harus dibaca kembali untuk mengetahui apakah tidak terdapat kesalahan dalam soal ejaan , tatabahasa atau pengetikan. Untuk tidak membuang waktu, maka cukuplah kalau diadakan koreksi langsung pada bagian-bagian yang salah tersebut. Bila terdapat terlalu banyak salah pengetikan dan sebagainya, maka lebih baik halaman tersebut diketik kembali. Untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan itu, lazim dipergunakan tanda-tanda koreksi tertentu, sehingga antara penulis dan dosen, atau antara penulis dan penerbit, terjalin pengertian yang baik tentang apa yang dimaksud dengan tanda koreksi itu. Tanda-tanda koreksi itu dapat ditempatkan langsung dalam teks atau pada pinggir naskah sejajar dengan baris yang bersangkutan. Tiap tanda perbaikan dalam baris tersebut (kalau ada lebih dari satu perbaikan pada satu baris) harus ditempatkan berturut-turut pada bagian pinggir kertas; bila perlu tiap-tiapnya dipis

Buku Komposisi Gorys Keraf

Daftar Isi Buku Komposisi Gorys Keraf Kata Pengantar Daftar Isi PENDAHULUAN Bahasa Aspek Bahasa Fungsi Bahasa Tujuan Kemahiran Berbahasa Manfaat Tambahan Kesimpulan BAB I PUNGTUASI Pentingnya Pungtuasi Dasar Pungtuasi Macam-macam Pungtuasi BAB II KALIMAT YANG EFEKTIF Pendahuluan Kesatuan Gagasan Koherensi yang baik dan kompak Penekanan Variasi Paralelisme Penalaran atau Logika BAB III ALINEA : KESATUAN DAN KEPADUAN Pengertian Alinea Macam-macam Alinea Syarat-syarat Pembentukan Alinea Kesatuan Alinea Kepaduan Alinea 5.1 Masalah Kebahasaan 5.2 Perincian dan Urutan Pikiran BAB IV ALINEA : PERKEMBANGAN ALINEA Klimaks dan Anti-Klimaks Sudut Pandangan Perbandingan dan Pertentangan Analogi Contoh Proses Sebab - Akibat Umum - Khusus Klasifikasi Definisi Luar Perkembangan dan Kepaduan antar alinea BAB V TEMA KARANGAN Pengertian Tema Pemilihan Topik Pembatasan Topik Menentukan Maksud Tesis dan Pengungkapan Maksud

Observasi dan Penelitian Lapangan

3. Observasi dan Penelitian Lapangan Pengumpulan data untuk suatu tulisan ilmiah dapat dilakukan melalui observasi dan penelitian lapangan. Observasi adalah pengamatan langsung kepada suatu obyek yang akan diteliti, sedangkan penelitian lapangan adalah usaha pengumpulan data dan informasi secara intensif disertai analisa dan pengujian kembali atas semua yang telah dikumpulkan. Observasi dapat dilakukan dalam suatu waktu yang singkat, sebaliknya penelitian lapangan memerlukan waktu yang lebih panjang. Observasi dapat dilakukan mendahului pengumpulan data melalui angket atau penelitian lapangan. Dalam hal ini observasi bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang tepat mengenai obyek penelitian sehingga dapat disusun daftar kuestioner yang tepat atau dapat menyusun suatu desain penelitian yang cermat. Sebaliknya observasi dapat juga dilakukan sesudah mengumpulkan data melalui angket atau wawancara. Dalam hal ini tujuan observasi adalah untuk mengecek sendiri sampai di mana kebenara