Jenis Fonem Jenis fonem yang dibicarakan di atas (vokal dan konsonan) dapat dibayangkan sebagai atau dikaitkan dengan segmen-segmen yang membentuk arus ujaran. Kata bintang , misalnya, dilihat sebagai sesuatu yang dibentuk oleh enam segmen — /b/, /i/, /n/, /t/, /a/, /ŋ/. Satuan bunyi fungsional tidak hanya berupa fonem-fonem segmental. Jika dalam fonetik telah diperkenalkan adanya unsur-unsur suprasegmental, dalam fonologi juga dikenal adanya jenis fonem suprasegmental. Dalam bahasa Batak Toba kata /itəm/ berarti '(pewarna) hitam', sedangkan /itɔm/ (dengan tekanan pada suku kedua) berarti 'saudaramu'. Terlihat bahasa yang membedakan kedua kata itu adalah letak tekanannya, sehingga dapat dikatakan bahwa tekanan bersifat fungsional. Lain lagi yang diperlihatkan dalam contoh bahasa Inggris berikut. Di sini perubahan letak tekanan tidak mengubah makna leksikal kata, tetapi mengubah jenis katanya. Kata benda Kata kerja ‘import ‘impor’
5. Haiku
Pembaharuan Haiku Oleh Masaoka Shiki
Haiku pada awal zaman Meiji hanya bersifat meniru Haiku yang
sudah ada yang diajarkan oleh guru-guru Haiku, akan tetapi sesudah kehadiran
Masoka Shiki, Haiku mengalami perkembangan baru. Masaoka Shiki membicarakan
Haiku melalui beberapa bukunya antara lain Dassai Shooku Haiwa dan Haijin Buson
(penyair Haiku bernama Buson). Ia juga mengemukakan pendapatnya tentang
realisme untuk Haiku. Ia mengambil Haiku pada zaman Genroku (1688-1703) dan
pada zaman Tenmyoo (1782-1796) sebagai contoh, khususnya Haiku gubahan Buson.
Ia mengambil ciri-ciri Buson yang bersifat lukisan alam dan mengesankan.
Murid-murid Masaoka Shiki adalah Naitoo Meisetsu, Natsume
Sooseki, Takahama Kyoshi, Kawahigashi Hekigotoo, Sakamoto Shihooda dan
lain-lain. Grup Haiku di bawah pimpinan Masaoka Shiki ini disebut grup Nigon
karena berpangkalan pada surat kabar Nihon dan merupakan sebuah grup yang
berkekuatan besar. Pada tahun Meiji 31 (1898) Masaoka Shiki menerbitkan majalah
Hototogisu dan dengan ini ia memimpin dunia Haiku pada waktu itu. Keberhasilan
grup Masaoka Shiki yang terbesar dalam pembaharuan Haiku ialah menyajikan Haiku
dalam bentuk pelukisan menurut realisme dan pandangan terhadap alam secara
obyektif. Karya Masaoka Shiki berbentuk essei yang ditulisnya dalam keadaan
sakit diberi nama Bokujuu Itteki, Gyoogaman Roku, Byooshoo Rokushaku dan
lain-lain. Di dalamnya selain ada argumentasinya tentang Haiku, juga ada Haiku
gubahannya yang berpengaruh besar.
Contoh :
Wakaayu-no futate-ni narite
noborikeri. (Masaoka Shiki)
Anak-anak ikan Ayu berenang-renang
ke muara, kemudian balik ke tempat asal membawa telur untuk ditetaskan.
Hechmia saite tan-no tsumarishi
hotoke kana. (Masaoka Shiki)
Pohon oyong sudah berbunga, tapi
air bunga oyong itu tak akan dapat menyembuhkan kerongkongan.
Ganjitsu-ya ichikei-no tenji
fuji-no yama. (Naitoo Meisetsu)
Setiap Tahun Baru, dari dulu sampai
sekarang, putera langit (kaisar) tetap dipuja seperti gunung Fuji.
Tatakarete hiru-no ka-o haku
mokugkyo kana. (Natsume Sooseki).
Memukul-mukul ikan dari kayu pada
siang hari, dari perut ikan tersebut keluarlah nyamuk-nyamuk yang bersembunyi.
Kawahigashi Hekigotoo
Masaoka Shiki setelah meninggal dunia, grup yang pernah
dipimpinnya terpecah menjadi dua aliran, yaitu aliran Hekigotoo dan aliran
Kyoshi. Kawahigashi Hekigotoo berusaha mendalami unsur realisme yang ada pada
karya-karya Masaoka Shiki, ia lebih mengutamakan pandangan individu terhadap
alam, ia juga mengabaikan penggunaan tema tentang musim yang bersifat tradisi,
ia lebih mengagumi gaya yang bersifat realitas tanpa mengikutsertakan tema
tentang musim tersebut. Bentuk lahiriah Haiku gubahannya juga disesuaikan
dengan pandangannya tersebut, tidak dibatasi oleh aturan tetap bersukukata
lima-tujuh-lima, sehingga Haiku gubahannya mengambil bermacam-macam bentuk.
Dalam hal ini, pada Haikunya terlihat adanya pengaruh dari kesusastraan
naturalisme.
Contoh :
Akai tsubaki shiroi tsubaki-to
ochi-ni keri.
Bunga Tsubaki merah dan putih jatuh
berguguran.
Ki-no ma hikuku deta tsuki-no to-o
hiite shimau.
Melihat bulan dari pintu melalui
sela-sela pohon pendek tiba-tiba tanpa disadari pintu ditutup.
Gerakan Baru
Orang yang memberi dasar teoritis kepada gaya baru anjuran
Hekigotoo adalah murid Hekigotoo sendiri yang bernama Oosuga Otsuji. Ia
menjelaskan bahwa melalui pengalaman secara langsung, tema musim harus
merupakan simbol dari pengalaman pengarang itu sendiri, jadi sebelum membuat
Haiku, harus memeriksa obyeknya lebih dahulu, tidak mendapat khayalan. Tetapi, oleh karena Hekigotoo terlalu
melampaui batas, Otsuji kemudian kembali lagi kepada Haiku tradisi. Nakatsuka
Ippekiroo, Ogiwara Seisensui dan kawan-kawan mempelopori pembuatan Haiku bebas.
Mereka tidak saja menghilangkan tema musim, melainkan juga mengesampingkan penggunaan
aturan tetap bersukukata lima tujuh lima. Mereka membuat Haiku bebas dalam
bentuk bersukukata kurang lebih tujuh belas. Mereka bertujuan Haiku gaya bebas
tanpa aturan tetap dapat secara langsung mengekspresikan perasaan dan kesan
terhadap sesuatu yang timbul sejenak. Usaha ini mengarah kepada puisi yang
pendek dan ekspresi menurut bahasa lisan sehari-hari, tetapi karena pembaharuan
dalam bentuk lahiriah terlalu radikal, maka tidak disenangi masyarakat.
Orang-orang yang ikut pembuatan Haiku seperti ini adalah Ozaki Hoosai,
Kuribayashi Issekiroo dan lain-lain.
Contoh :
Funazoko-no aka-ni mikkazuki
hikarikeri. (Oosuga Otsuji)
Di air kotor yang tergenang di atas
kapal tampak bayangan bulan sabit.
Omoikiri hashitte wakaba-no yami-e
haiite-mo mitai. (Nakatsuka Ippekiroo)
Aku nekat berlari masuk ke dalam
kerindangan daun-daun muda untuk melihatnya.
Tsuki-ni jitto kao terare tsuki
miru. (Ogiwara Seisensui)
Dengan wajah yang terus menerus
disinari aku menatap bulan.
Seki-o shitemo hitori. (Ozaki
Hoosai)
Berbatuk pun cuma sendirian.
Takahama Kyoshi
Takahama Kyoshi melanjutkan majalah Hototgisu setelah
Masaoka Shiki meninggal dunia. Kyoshi menentang Hekigotoo karena ia mengambil
sikap mengikuti tradisi. Pada mulanya Kyoshi berkecimpung dalam dunia novel,
kemudian mulai tahun Taishoo 1 (1912) ia kembali kepada grup Haiku. Ia sangat
taat pada aturan Haiku tradisional termasuk penggunaan tema musim, sehingga ia
secara aktif mengeritik gerakan baru dan bekerja keras untuk menyebarluaskan
aliran Hototogisu. Sampai dengan pertengahan zaman Taishoo ia lebih
mementingkan perasaan pribadi (bersifat subyektif) yang kuat, tetapi setelah
itu pandangannya berubah menjadi lebih bersifat obyektif dan setelah memasuki
zaman Shoowa pandangan obyektifnya menjadi lebih murni, terutama ditujukan
untuk pelukisan bunga dan burung. Pada masa permulaan murid-muridnya adalah
Murakami Kijoo, Iida Dakotsu, Maeda Fura, Watanabe Suiha, Hara Sekitei dan
Usuda Aroo, pada masa akhir adalah Yamaguchi Seishi, Mizuhara Shuuooshi, Takano
Sujoo, Awano Seiho, Yamaguchi Seison, Hino Soojoo, Tomiyasu Fuusei, Nakamura
Kusatao, Kawabata Boosha, Matsumoto Takashi, Nakamura Teijo dan lain-lain.
Contoh :
Tooyama-ni hi-no ataritaru kareno kana. (Takahama Kyoshi).Di gunung nan jauh yang disinari matahari tampak rumput-rumput mulai mengering.
Nagare yuku daikon-no ha-no hayasa kana. (Takahama Kyoshi).Selembar daun lobak mengalir dengan cepat mengikuti aliran air sungai.
Fuyubachi-no shinidokoro naku aruki keri. (Murakami Kijoo)Seekor lebah musim dingin berjalan perlahan-lahan seakan-akan mencari tempat kematiannya.
Imo-no tsuyu renzan kage-o tadashiusu. (Iida Dakotsu)Suatu pagi pada musim gugur titik-titik air yang menempel di daun ubi talas tampak bersinar terang di antara bayangan gunung-gunung.
Yamu hito-no tabi shirojiro-to haki-ni keri. (Maeda Fura)Memakai kaos kaki berwarna putih bersih, orang itu sakit.
Oozora-ni sugaritashi ki-no me sakan naru. (Watanabe Suiha)Memenuhi langit nan luas, tunas-tunas baru.
Takadaka-to choo koyuru tani-no fukasa kana. (Hara Sekitei)Seekor kupu-kupu terlihat terbang sangat tinggi jika dilihat dari lembah yang paling dalam.
Koori hiku kokikoki-to sugima kana. (Usuda Aroo)Terdengar suara es yang sedang digergaji muncul dari hutan pohon cemara.
Comments
Post a Comment