Jenis Fonem Jenis fonem yang dibicarakan di atas (vokal dan konsonan) dapat dibayangkan sebagai atau dikaitkan dengan segmen-segmen yang membentuk arus ujaran. Kata bintang , misalnya, dilihat sebagai sesuatu yang dibentuk oleh enam segmen — /b/, /i/, /n/, /t/, /a/, /Å‹/. Satuan bunyi fungsional tidak hanya berupa fonem-fonem segmental. Jika dalam fonetik telah diperkenalkan adanya unsur-unsur suprasegmental, dalam fonologi juga dikenal adanya jenis fonem suprasegmental. Dalam bahasa Batak Toba kata /itÉ™m/ berarti '(pewarna) hitam', sedangkan /itÉ”m/ (dengan tekanan pada suku kedua) berarti 'saudaramu'. Terlihat bahasa yang membedakan kedua kata itu adalah letak tekanannya, sehingga dapat dikatakan bahwa tekanan bersifat fungsional. Lain lagi yang diperlihatkan dalam contoh bahasa Inggris berikut. Di sini perubahan letak tekanan tidak mengubah makna leksikal kata, tetapi mengubah jenis katanya. Kata benda Kata kerja ‘import ‘impor’
Ketika General Motor (GM) meluncurkan model-model terbarunya di tahun 2006, para hadirin di pameran otomotif Detroit tak begitu terkesima. Kalaupun ada yang baru, semuanya tentang SUV (Special Utility Vehicle) yang lebih berat, truk pickup yang lebih besar, dan mobil irit makin tak terlihat. GM yang merajalela dengan SUV untuk menembus penjualan dalam lima tahun terakhir, nampaknya akan terhenti.
Tak ada yang mengingatkan para eksekutif GM bahwa harga minyak telah meroket sejak setahun lalu dan tidak tampak tanda-tanda turun ke level sebelumnya. Setahun kemudian, pertama kali dalam sejarah industri otomotif, Toyota menyalip semuanya, termasuk GM, dalam jumlah mobil terjual. Si raksasa GM tak lagi menjadi produsen mobil terbesar di dunia.
Toyota sukses dengan berkonsentrasi pada permasalahan saat ini. Model-model mobil yang diproduksi jauh lebih irit dibanding GM. Ketimbang berkutat dengan SUV, Toyota menata sumber dayanya untuk memperkuat Prius—mobil hibrid revolusioner yang bisa berjalan dengan rasio enam puluh mil per galon.
GM memang dikritisi oleh para analis sebagai berorientasi jangka pendek, namun motivasi sebenarnya di belakang strategi tumpul tersebut adalah lagi-lagi rasa takut. Para eksekutif GM lebih nyaman dengan sesuatu yang telah dikenalnya, terlalu takut untuk mencoba sesuatu yang baru atau untuk mempertanyakan asumsi tentang strategi yang fokus pada SUV. Alih-alih berjalan maju, mereka mengamati penjualan tahun lalu dan yakin dengan itu. Strategi ini menyebabkan mereka salah berasumsi bahwa penjualan tahun depan akan sama polanya. Ternyata tidak, dan perusahaan ini merana karenanya.
Tampaknya Toyota lah yang melaksanakan ajaran Musa—tidak untuk melawan GM dan tidak pula untuk mundur ke tempat yang nyaman dan dikenalnya. Pekerjaan rumah yang bagus membuat mereka percaya diri untuk berinovasi. Toyota punya keyakinan untuk terus maju.
Sangat sering rasa takut memicu kemandegan di saat suatu aksi sangat dibutuhkan. Kemandegan aksi di dalam bisnis sama buruknya dengan aksi yang keliru. Pengalaman memang penting tetapi kenyamanan dengan kondisi yang telah dikenal tidak selalu baik untuk pedoman dalam bisnis ataupun kehidupan pribadi.
Intisari untuk Bisnis: Rasa takut mengakibatkan hal yang belum jelas seolah menjadi lebih buruk dari yang sebenarnya. Mendasarkan strategi pada masa lalu sering mencelakakan bisnis. Dunia terus berubah—kendalikanlah hari ini dan esok, dan bukan kemarin.
Intisari untuk Pribadi: Teruslah menatap masa depan, bukan masa lalu. Anda tak perlu mengkhawatirkan lawan yang telah ditaklukkan.
Baca: Buku Sukses Bisnis Cara Yahudi
Comments
Post a Comment