Skip to main content

Jenis Fonem

Jenis Fonem Jenis fonem yang dibicarakan di atas (vokal dan konsonan) dapat dibayangkan sebagai atau dikaitkan dengan segmen-segmen yang membentuk arus ujaran. Kata bintang , misalnya, dilihat sebagai sesuatu yang dibentuk oleh enam segmen — /b/, /i/, /n/, /t/, /a/, /ŋ/. Satuan bunyi fungsional tidak hanya berupa fonem-fonem segmental. Jika dalam fonetik telah diperkenalkan adanya unsur-unsur suprasegmental, dalam fonologi juga dikenal adanya jenis fonem suprasegmental. Dalam bahasa Batak Toba kata /itəm/ berarti '(pewarna) hitam', sedangkan /itɔm/ (dengan tekanan pada suku kedua) berarti 'saudaramu'. Terlihat bahasa yang membedakan kedua kata itu adalah letak tekanannya, sehingga dapat dikatakan bahwa tekanan bersifat fungsional. Lain lagi yang diperlihatkan dalam contoh bahasa Inggris berikut. Di sini perubahan letak tekanan tidak mengubah makna leksikal kata, tetapi mengubah jenis katanya. Kata benda Kata kerja ‘import ‘impor’

Genji Monogatari

Genji Monogatari


2.  Genji Monogatari


Genji Monogatari adalah sebuah cerita yang sangat panjang. Di dalam sastra Jepang, Genji Monogatari dikenal sebagai karya sastra yang terpanjang. Terdiri dari 54 bab, karya ini ditulis pada zaman Heian oleh pengarang wanita yang berasal dari keluarga bangsawan bernama Murasaki Shikibu. Tiap-tiap bab mempunyai judul tersendiri, yaitu:
  1. Bab KIRITSUBO
  2. Bab HAHAKIGI
  3. Bab UTSU SEMI
  4. Bab YUGAO
  5. Bab WAKAMURASAKI
  6. Bab SUETSU MUHANA
  7. Bab MOMIJI NOGA
  8. Bab HANANOEN
  9. Bab AOI
  10. Bab SAKAKI
  11. Bab HANACHIRU SATO
  12. Bab SUMA
  13. Bab AKASHI
  14. Bab MIOTSUKUSHI
  15. Bab YOMOGIU
  16. Bab SEKIYA
  17. Bab EAWASE
  18. Bab MATSUKAZE
  19. Bab USUGUMO
  20. Bab ASAGAO
  21. Bab OTOME
  22. Bab TAMAKAZURA
  23. Bab HATSUNE
  24. Bab KOCHO
  25. Bab HOTARU
  26. Bab TOKONATSU
  27. Bab KAGARIPI
  28. Bab NOWAKI
  29. Bab MIYUKI
  30. Bab FUJIBAKAMA
  31. Bab MAKIBASHIRA
  32. Bab UMEGE
  33. Bab FUJINO URABA
  34. Bab WAKANE I
  35. Bab WAKANE II
  36. Bab KASHIWAGI
  37. Bab YOKOBUE
  38. Bab SUZUMUSHI
  39. Bab YUGIRI
  40. Bab MONORI
  41. Bab MABOROSHI
  42. Bab NIAONOMYA
  43. Bab KOBAI
  44. Bab TAKEKAWA
  45. Bab MASHI HIME
  46. Bab SHIIGAMOTO
  47. Bab AGEMAKI
  48. Bab SAWARABI
  49. Bab YADORIGI
  50. Bab AZUMAYA
  51. Bab UKIFUNE
  52. Bab KAGERO
  53. Bab TENARAI
  54. Bab YUMENO UKIHASHI

Ada beberapa pendapat yang menerangkan tentang pemberian judul pada masing-masing bab, antara lain judul bab diambil dari kata-kata yang ada di dalam bab tersebut, dan ada pula judul bab yang diambil dari kata-kata yang ada dalam waka tersebut.

Genji Monogatari termasuk ke dalam jenis tsukuri monogatari, sama dengan monogatari lainnya, seperti Taketori Monogatari, Utsubo Monogatari, serta Rakubo Monogatari, dan beberapa uta monogatari lainnya seperti Ise Monogatari, Heichu Monogatari, dan Yamato Monogatari. Semuanya merupakan karya sastra besar khusus, di antara monogatari lainnya yang biasa digemari pembaca umum. Tahun penulisan Genji Monogatari tepatnya tidak diketahui. Ada yang mengambil dari catatan harian Murasaki Shikibu sendiri, yaitu tanggal 1 November 1008, ada juga catatan yang menerangkan diambil dari catatan Sarashina (Sarashina Nikki) yaitu dari bulan Maret sampai April tahun 1012.

Isi cerita Genji Monogatari dibagi menjadi 3 bagian.

Bagian 1
Dimulai dengan cerita tentang orang tua Genji. Ibunya bernama Kiritsubo. Diceritakan tentang kesedihan Kiritsubo yang menderita karena tekanan dari selir-selirnya. Hal itu terjadi karena Kiritsubo tidak mempunyai orang kuat yang dapat menolongnya dan ketika Hikaru Genji berumur tiga tahun Kiritsubo meninggal.
   Hikaru sejak kecil sudah memperlihatkan sikap dan tingkah laku yang eksekut dan diramalkan akan meneruskan keturunan yang lebih berhasil dan lebih baik daripada ayahnya, karena itu dia diberi nama Genji. Hikaru Genji menikah dengan Aoi Noue, putri tunggal dari salah seorang menteri. Akan tetapi, sebetulnya Hikaru Genji kurang menyukainya. Dia selalu merindukan salah seorang dari istri-istri ayahnya yang bernama Fujitsubo, karena wajahnya mirip dengan wajah ibunya, Kiritsubo. Akhirnya, mereka membuat hubungan gelap sehingga lahirlah anak yang diberi nama Reizeitei yang kemudian naik tahta kerajaan. Selama berhubungan dengan Fujitsubo, Hikaru Genji bertemu dengan anak kecil bernama Murasakinoue yang mirip Fujitsubo dan setelah besar menjadi istri Hikaru Genji. Wanita ini adalah wanita idola Hikaru Genji. Dalam cerita berikut dialah nanti yang akan menjadi pahlawannya. 

Bagian 2
Dalam bagian ini banyak diceritakan tentang sisi kehidupan gelap (dalam arti kesedihan) dari Hikaru Genji. Istrinya yang bernama Murasakinoue tidak kuat menahan penderitaan sampai akhirnya meninggal. Kemudian, Hikaru Genji kawin lagi dengan Sannomya, tetapi ternyata Sannomya mengadakan hubungan gelap dengan laki-laki lain, dan hal ini diketahui oleh Hikaru Genji. Namun akhirnya laki-laki tersebut meninggal. Oleh karena itu Sannomya, memutuskan untuk keluar rumah, tinggal di kuil menjadi pendeta. Melihat keadaan yang menimpa dirinya dari satu kejadian ke kejadian lain berturut-turut, Hikaru Genji sadar bahwa dirinya telah banyak melanggar aturan-aturan moral. Dia bermaksud ingin membersihkan diri dan menetapkan dirinya menjadi pendeta.

Bagian 3
Bagian ini menceritakan anak dari Hikaru Genji yang bernama Kaoru yang dilahirkan dari selir Hiboru yang bernama Sannomya.
Sesungguhnya Kaoru adalah anak Sannyomya dengan Kashiwagi dari hasil hubungan gelap. Meskipun Hikaru Genji mengetahui hal tersebut, tetapi Hikaru Genji tidak menyebutkan dan mempermasalahkannya dan rakyat pun tidak tahu. Kaoru sendiri merasa bahwa dia bukanlah anak Hikaru Genji dan dia lebih cenderung untuk menekuni bidang keagamaan dan menjauhi kehidupan dunia. Kaoru belajar agama Budha kepada paman tiri (adik tiri Hikaru Genji). Selama belajar Kaoru mencintai putri tertua pamannya. Sebelum meninggal, pamannya menitipkan anak-anaknya kepada Kaoru.

Bab 42, 43, 44 adalah jembatan masuk dari bagian 2 ke bagian 3. Sepuluh bab lainnya biasa disebut ujijucho (10 bab uji). Mengapa diberi nama demikian? Karena cerita yang terdapat dalam 10 bab terakhir itu, semua terjadi di Uji (nama kota di bagian selatan Kyoto).


Ringkasan Cerita Kiritsubo

Pada bagian ini akan diceritakan tentang Hikaru Genji sejak lahir sampai berumur 12 tahun.
Di antara selir-selir Kaisar, Kiritsubo — anak menteri pejabat istana — adalah selir yang paling disayangi oleh Kaisar. Namun hidup Kiritsubo sangat tertekan karena selir Kaisar lainnya bersikap iri serta benci kepadanya. Selain itu, Kiritsubo tidak mempunyai orang belakang yang kuat untuk melindunginya. Kiritsubo melahirkan seorang putra yang sangat tampan dan diberi nama Hikaru Genji. Sebelum Hikaru Genji lahir, Kaisar sudah mempunyai anak dari selir yang lain. Jika dibandingkan dengan anak dari selir lain, Hikaru Genji lebih tampan dan bagus. Wajarlah jika Hikaru Genji lebih disayang oleh Kaisar, apalagi ibunya adalah salah seorang selir yang paling dicintai dan disayang oleh Kaisar.
   Akan tetapi, pada musim panas ketika Hikaru Genji berumur 3 tahun, ibunya meninggal karena mendapat tekanan dari selir-selir Kaisar lainnya. Kematian Kiritsubo sangat mempengaruhi kehidupan Kaisar. Sejak ditinggal Kiritsubo, Kaisar lebih banyak menghabiskan waktunya menulis waka. Kaisar merasa kesepian dan hiburan satu-satunya adalah adanya Hikaru Genji.


Ise Monogatari

Cerita Ise Monogatari termasuk ke dalam jenis uta monogatari yang mewakili cerita-cerita monogatari pada awal zaman Heian. Sampai sekarang masih banyak cerita pendek yang dapat ditemukan dan berjumlah kurang lebih 125 cerita. Sebagian besar dari cerita-cerita tersebut banyak menceritakan tentang hal ikhwal terjadinya waka. Walaupun cerita-cerita ini terdiri dari cerita-cerita pendek, isi cerita dan ekspresi cerita itu sendiri mempunyai nilai dan arti yang sangat dalam.

Ise Monogatari adalah cerita yang paling klasik di antara cerita-cerita klasik lainnya. Selain menceritakan terjadinya waka sebagai isi utamanya diselipkan juga cerita-cerita yang mengekspresikan keindahan, keanggunan jiwa, bahasa, dan sikap perilaku. Pengungkapan bahasa yang paling halus terdapat di dalam waka. Lebih dari separuh cerita menggambarkan kisah percintaan. Tokoh-tokoh yang muncul di dalam cerita Ise Monogatari tidak langsung bergabung dengan waka, misalnya gerak, perilaku, tingkah laku, penggunaan bahasa, dan cara berpikir disampaikan penulis dengan ungkapan kata-kata yang indah dan bagus (myabi).

Myabi adalah suatu pembaharuan dalam kesusastraan zaman Heian. Hasil karya Myabi dipelopori oleh para bangsawan zaman Heian. Di dalam Ise Monogatari tokoh tidak diberi nama khusus dan wajah masing-masing tokoh pun tidak digambarkan dengan jelas. Hanya jenis dari tokoh diberi panggilan wanita dan laki-laki. Gaya tulisan memakai gaya tulisan tinggi. Inti dari cerita menitikberatkan pada permasalahan spirit dari tokoh, walaupun bentuk wajah, pakaian, atau penulisan lainnya tidak dilukiskan. Klimaks di antara dua tokoh wanita dan laki-laki diungkapkan terakhir dalam waka. Ekspresi jiwa para tokoh diungkapkan dalam kalimat saling tumpang tindih yang akhirnya perasaan jiwa tokoh wanita dan laki-laki bersatu mencapai klimaks pada akhir cerita. Klimaks yang dicapai oleh para tokoh wanita maupun tokoh laki-laki tidak digambarkan oleh penulis melalui pikiran maupun jiwa para tokoh, tetapi penulis menggambarkannya melalui penggunaan kata-kata dan sikap tingkah laku para tokoh. Pengarang Ise Monogatari tidak jelas, tetapi waka yang terdapat di dalamnya kebanyakan berasal dari Ari Warano Nari Hira sehingga orang banyak memperlihatkan bahwa penulis Ise Monogatari adalah beliau. Ada juga pendapat yang mengatakan bahwa mungkin Ise Monogatari berisi waka dari Ari Wara no Nari Hira dan kemudian berkembang dan ditambah lagi dengan waka penulis lainnya.



Baca: Buku Pengantar Kesusastraan Jepang

Comments

Popular posts from this blog

Tanda-tanda Koreksi

6. Tanda-tanda Koreksi Sebelum menyerahkan naskah kepada dosen atau penerbit, setiap naskah harus dibaca kembali untuk mengetahui apakah tidak terdapat kesalahan dalam soal ejaan , tatabahasa atau pengetikan. Untuk tidak membuang waktu, maka cukuplah kalau diadakan koreksi langsung pada bagian-bagian yang salah tersebut. Bila terdapat terlalu banyak salah pengetikan dan sebagainya, maka lebih baik halaman tersebut diketik kembali. Untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan itu, lazim dipergunakan tanda-tanda koreksi tertentu, sehingga antara penulis dan dosen, atau antara penulis dan penerbit, terjalin pengertian yang baik tentang apa yang dimaksud dengan tanda koreksi itu. Tanda-tanda koreksi itu dapat ditempatkan langsung dalam teks atau pada pinggir naskah sejajar dengan baris yang bersangkutan. Tiap tanda perbaikan dalam baris tersebut (kalau ada lebih dari satu perbaikan pada satu baris) harus ditempatkan berturut-turut pada bagian pinggir kertas; bila perlu tiap-tiapnya dipis

Buku Komposisi Gorys Keraf

Daftar Isi Buku Komposisi Gorys Keraf Kata Pengantar Daftar Isi PENDAHULUAN Bahasa Aspek Bahasa Fungsi Bahasa Tujuan Kemahiran Berbahasa Manfaat Tambahan Kesimpulan BAB I PUNGTUASI Pentingnya Pungtuasi Dasar Pungtuasi Macam-macam Pungtuasi BAB II KALIMAT YANG EFEKTIF Pendahuluan Kesatuan Gagasan Koherensi yang baik dan kompak Penekanan Variasi Paralelisme Penalaran atau Logika BAB III ALINEA : KESATUAN DAN KEPADUAN Pengertian Alinea Macam-macam Alinea Syarat-syarat Pembentukan Alinea Kesatuan Alinea Kepaduan Alinea 5.1 Masalah Kebahasaan 5.2 Perincian dan Urutan Pikiran BAB IV ALINEA : PERKEMBANGAN ALINEA Klimaks dan Anti-Klimaks Sudut Pandangan Perbandingan dan Pertentangan Analogi Contoh Proses Sebab - Akibat Umum - Khusus Klasifikasi Definisi Luar Perkembangan dan Kepaduan antar alinea BAB V TEMA KARANGAN Pengertian Tema Pemilihan Topik Pembatasan Topik Menentukan Maksud Tesis dan Pengungkapan Maksud

Observasi dan Penelitian Lapangan

3. Observasi dan Penelitian Lapangan Pengumpulan data untuk suatu tulisan ilmiah dapat dilakukan melalui observasi dan penelitian lapangan. Observasi adalah pengamatan langsung kepada suatu obyek yang akan diteliti, sedangkan penelitian lapangan adalah usaha pengumpulan data dan informasi secara intensif disertai analisa dan pengujian kembali atas semua yang telah dikumpulkan. Observasi dapat dilakukan dalam suatu waktu yang singkat, sebaliknya penelitian lapangan memerlukan waktu yang lebih panjang. Observasi dapat dilakukan mendahului pengumpulan data melalui angket atau penelitian lapangan. Dalam hal ini observasi bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang tepat mengenai obyek penelitian sehingga dapat disusun daftar kuestioner yang tepat atau dapat menyusun suatu desain penelitian yang cermat. Sebaliknya observasi dapat juga dilakukan sesudah mengumpulkan data melalui angket atau wawancara. Dalam hal ini tujuan observasi adalah untuk mengecek sendiri sampai di mana kebenara