Jenis Fonem Jenis fonem yang dibicarakan di atas (vokal dan konsonan) dapat dibayangkan sebagai atau dikaitkan dengan segmen-segmen yang membentuk arus ujaran. Kata bintang , misalnya, dilihat sebagai sesuatu yang dibentuk oleh enam segmen — /b/, /i/, /n/, /t/, /a/, /ŋ/. Satuan bunyi fungsional tidak hanya berupa fonem-fonem segmental. Jika dalam fonetik telah diperkenalkan adanya unsur-unsur suprasegmental, dalam fonologi juga dikenal adanya jenis fonem suprasegmental. Dalam bahasa Batak Toba kata /itəm/ berarti '(pewarna) hitam', sedangkan /itɔm/ (dengan tekanan pada suku kedua) berarti 'saudaramu'. Terlihat bahasa yang membedakan kedua kata itu adalah letak tekanannya, sehingga dapat dikatakan bahwa tekanan bersifat fungsional. Lain lagi yang diperlihatkan dalam contoh bahasa Inggris berikut. Di sini perubahan letak tekanan tidak mengubah makna leksikal kata, tetapi mengubah jenis katanya. Kata benda Kata kerja ‘import ‘impor’
1. Garis Besar Kesusastraan Zaman Modern
Ciri-Ciri Khusus Kesusastraan Modern
Restorasi Meiji merupakan langkah pertama bagi Jepang untuk
menuju ke zaman modern. Jepang menyadari akibat politik isolasi yang telah
berlangsung lama, sehingga berusaha memasukkan kebudayaan Barat dengan
tergesa-gesa. Begitu juga bidang kesusastraan banyak menerima pengaruh dan
dorongan dari kebudayaan Barat, dan kemudian berkembang dalam negara Jepang.
Perkembangan ini sebenarnya bukanlah berarti putus hubungan sama sekali dengan
peninggalan kesusastraan tradisional, tetapi bila kita tinjau lebih lanjut maka
dapatlah dikatakan bahwa ciri-ciri perkembangan itu sangat berbeda dengan kesusastraan
Pra-Modern.
Kesusastraan Modern mencerminkan manusia yang hidup dalam
masyarakat modern yang cenderung mempunyai sifat borjuis yang menganut paham
liberal dan demokrasi. Manusia modern berusaha menghilangkan perbedaan status
sosial yang terdapat dalam masyarakat feodal dan menyadari perlunya kebebasan,
persamaan hak dan humanisme sebagai dasar kehidupan modern. Kemudian mereka
menerima kemajuan ilmu pengetahuan yang lazim disebut sebagai ilmu pengetahuan
abad ruang angkasa, sehingga masyarakat modern menjadi rumit. Pemikiran dan
perasaannya juga menjadi rumit dan beraneka-ragam. Demikian juga kesusastraan,
akhirnya mencapai tingkatan yang menuntut kesadaran kemanusiaan dan cara hidup
yang serius.
Tinjauan Pada Periode Awal
Masuknya kesusastraan Barat dipelopori oleh golongan
terpelajar atau perintis yang dimulai dengan kesusastraan terjemahan.
Perkembangan aliran realisme yang pesat, begitu juga aliran romantisme dan
naturalisme berasal dari pengaruh kesusastraan Barat, tetapi perkembangannya
agak terlambat bila dibandingkan dengan perkembangan yang ada pada kesusastraan
Barat itu sendiri. Setelah Perang Dunia I barulah dapat dikatakan
perkembangannya hampir bersamaan. Berkat timbulnya aliran naturalisme,
kesusastraan modern mendapat perubahan besar baik dalam teknik penulisan maupun
dalam hal bahan yang akan diolah.
Tinjauan Pada Periode Akhir
Sebagai akibat perubahan masyarakat setelah Perang Dunia I,
timbullah suatu aliran yang disebut sosialisme. Oleh karena kesusastraan yang
mengangkat ceritera pertentangan antara dua golongan kelas dalam masyarakat
menjadi terkenal, maka kesusastraan proletar juga menjadi populer. Sebaliknya
sebagian golongan yang merupakan golongan individualis bertolak belakang dengan
keadaan ini. Mereka menikmati sastra di dalam lingkungannya sendiri dan
berusaha memperbaiki kesusastraan tradisional yang telah ada, sehingga
terbentuklah aliran pembaharuan dalam kesusastraan. Kedua aliran kesusastraan
ini adalah kesusastraan yang tumbuh bersamaan, biarpun saling bertentangan tetapi
masing-masing menunjukkan dinamika yang menggembirakan, mulai dari akhir Zaman
Taishoo hingga awal Zaman Shoowa. Dengan kata lain, kesusastraan Shoowa
berkembang dengan tiga aliran yaitu dua aliran kesusastraan baru seperti
disebutkan di atas ditambah dengan kesusastraan tradisional yang telah ada.
Kesusastraan proletar runtuh akibat memperoleh tekanan
selama masa peperangan dan aliran pembaharuan juga mati karena lemahnya
semangat sastra. Tetapi setelah Perang Dunia II berakhir, ketiga aliran sastra
seperti di atas, yaitu aliran proletar, aliran pembaharuan dan aliran
tradisional muncul kembali, namun dengan penampilan yang agak berbeda dengan
sebelumnya dengan nama yang berbeda pula yaitu Minshushugi Bungaku
(Kesusastraan Aliran Demokrasi), Sengoha Bungaku (Kesusastraan Aliran Sesudah
Perang) yang mencari gaya kesusastraan baru dan aliran yang merupakan
kelanjutan dari kesusastraan tradisional.
Comments
Post a Comment