Jenis Fonem Jenis fonem yang dibicarakan di atas (vokal dan konsonan) dapat dibayangkan sebagai atau dikaitkan dengan segmen-segmen yang membentuk arus ujaran. Kata bintang , misalnya, dilihat sebagai sesuatu yang dibentuk oleh enam segmen — /b/, /i/, /n/, /t/, /a/, /ŋ/. Satuan bunyi fungsional tidak hanya berupa fonem-fonem segmental. Jika dalam fonetik telah diperkenalkan adanya unsur-unsur suprasegmental, dalam fonologi juga dikenal adanya jenis fonem suprasegmental. Dalam bahasa Batak Toba kata /itəm/ berarti '(pewarna) hitam', sedangkan /itɔm/ (dengan tekanan pada suku kedua) berarti 'saudaramu'. Terlihat bahasa yang membedakan kedua kata itu adalah letak tekanannya, sehingga dapat dikatakan bahwa tekanan bersifat fungsional. Lain lagi yang diperlihatkan dalam contoh bahasa Inggris berikut. Di sini perubahan letak tekanan tidak mengubah makna leksikal kata, tetapi mengubah jenis katanya. Kata benda Kata kerja ‘import ‘impor’
15. Kikobun Bungaku (Kesusastraan Catatan Perjalanan)
Sastra catatan perjalanan termasuk karya sastra yang ditulis secara puitis dan menggambarkan pengalaman-pengalaman yang dialami ketika mengadakan perjalanan, segala kesan yang dilihat atau didengar. Dalam pengertian yang lebih luas sastra catatan perjalanan dapat dimasukkan ke dalam jenis sastra catatan harian (nikki bungaku).
Sejak dahulu, dalam kesusastraan Jepang, kedudukan sastra catatan perjalanan sejajar atau sama dengan sastra catatan harian, atau biasa juga digabungkan menjadi satu yang disebut nikki kikobun (sastra catatan harian dan catatan perjalanan). Disebut demikian karena sebagian besar dari sastra catatan perjalanan menggunakan cara penulisan yang sama dengan sastra catatan harian. Lagi pula, dalam sastra catatan perjalanan, tidak saja dilakukan pencatatan yang berkaitan dengan perjalanan, tetapi di dalamnya dicampur dengan catatan harian. Oleh karena itu, sulit sekali untuk memisahkan dengan jelas di mana batas antara kedua karya ini (catatan harian dan catatan perjalanan).
Sejak zaman dahulu di dalam karya sastra Jepang terdapat unsur-unsur sastra perjalanan, antara lain dapat ditemukan dalam buku karya sastra yang mewakili zaman tersebut, misalnya di dalam buku Nihon Shoki dan Manyoshu. Di dalam Manyoshu banyak terdapat lagu-lagu (syair) yang menceritakan tentang perjalanan. Tidak sedikit lagu-lagu seperti itu digambarkan dalam Manyoshu, misalnya "Tabi Koromo", "Tabino Okina", "Tabi To", dan "Tabi Yuku".
Selain catatan perjalanan yang ditulis secara puitis, pada zaman Heian terdapat juga sastra catatan perjalanan yang ditulis secara prosa, yaitu karya sastra perjalanan Tosa Nikki yang ditulis oleh Kino Tsurayuki. Karya ini sangat terkenal di antara sastra catatan perjalanan yang ada pada zaman Heian. Namun, sastra catatan perjalanan dan catatan harian paling banyak ditulis pada zaman pertengahan (zaman Kamakura-zaman Muromachi). Sastra catatan perjalanan sangat berkembang pada masa ini dan kebanyakan menggambarkan perjalanan antara Kyoto dan Kamakura. Hasil karya sastra perjalanan yang mewakili zaman ini adalah Izayoi Nikki, Kaido Nikki, dan Tokan Nikki.
Latar belakang penulisan karya-karya catatan perjalanan di zaman ini antara lain masyarakat yang dihadapkan peperangan yang terus-menerus pada zaman pertengahan. Akibat rasa kurang aman dan penat karena menghadapi perang, timbullah sikap pandangan individu seperti berziarah ke kuil-kuil, mengadakan perjalanan sendiri, dan perpindahan para ilmuwan dari kota ke daerah. Perlu diakui bahwa terbentuknya dasar-dasar catatan perjalanan lahir dari tiga hal tersebut di atas.
Karya sastra catatan perjalanan pada zaman Heian berbeda dengan karya yang ditulis pada zaman Edo. Pada zaman ini tulisan lebih banyak tentang perjalanan para utusan Daimyo yang pergi ke Edo untuk menjalankan sankin kotai. Karya Matsuo Basho yang sangat digemari dan dicintai oleh masyarakat adalah Okuno Hosomichi. Karya lain yang juga disenangi masyarakat pada waktu itu adalah karya yang ditulis oleh Tachibana Nankei dengan judul Tokaidochu Hizakurige.
Pada zaman Meiji bermacam-macam karya catatan perjalanan berkembang. Banyak para pengarang menuliskan karya catatan perjalanan dalam bentuk esai, kesan, dan catatan. Beberapa nama pengarang yang menulis catatan perjalanan adalah Tayama Katai, Masaoka Shiki, Koda Rohan, Kunikida Doppo, Shimazaki Toson, Natsume Soseki, Akutagawa Ryunosuke, dan lain-lain.
Baca: Buku Pengantar Kesusastraan Jepang
Comments
Post a Comment