Jenis Fonem Jenis fonem yang dibicarakan di atas (vokal dan konsonan) dapat dibayangkan sebagai atau dikaitkan dengan segmen-segmen yang membentuk arus ujaran. Kata bintang , misalnya, dilihat sebagai sesuatu yang dibentuk oleh enam segmen — /b/, /i/, /n/, /t/, /a/, /ŋ/. Satuan bunyi fungsional tidak hanya berupa fonem-fonem segmental. Jika dalam fonetik telah diperkenalkan adanya unsur-unsur suprasegmental, dalam fonologi juga dikenal adanya jenis fonem suprasegmental. Dalam bahasa Batak Toba kata /itəm/ berarti '(pewarna) hitam', sedangkan /itɔm/ (dengan tekanan pada suku kedua) berarti 'saudaramu'. Terlihat bahasa yang membedakan kedua kata itu adalah letak tekanannya, sehingga dapat dikatakan bahwa tekanan bersifat fungsional. Lain lagi yang diperlihatkan dalam contoh bahasa Inggris berikut. Di sini perubahan letak tekanan tidak mengubah makna leksikal kata, tetapi mengubah jenis katanya. Kata benda Kata kerja ‘import ‘impor’
14. Nikki (Catatan Harian)
Nikki adalah salah satu karya sastra yang berbentuk buku harian yang timbul pada zaman Heian. Nikki dari kesusastraan Jepang pertama adalah Tosa Nikki yang dibuat oleh Kino Tsurayuki. Sebelumnya, telah ada buku harian yang bersifat resmi (kedinasan) dan biasa ditulis dengan Kambun (tulisan Kanji dengan gaya bahasa Cina).
Kino Tsurayuki mengadakan pendobrakan pada cara penulisan nikki yang biasanya ditulis dengan Kambun dan bersifat resmi dengan tulisan Kana (tulisan Jepang asli) dalam Tosa Nikki. Dalam menulis nikki ini, Tsurayuki seolah-olah berlaku sebagai wanita. Berbeda halnya dengan buku harian sebelumnya yang ditulis dengan Kambun dan ditulis oleh pria, Tsurayuki menulis Tosa Nikki dengan tulisan Kana. Nikki yang ditulis secara Kambun bersifat kaku dan isinya mengenai kedinasan maka tidak dapat dimasukkan sebagai suatu karya sastra. Tidak demikian halnya tulisan Kino Tsurayuki yang menggunakan tulisan Kana dan diekspresikan dengan indah.
Isi dari tulisan Tosa Nikki adalah pengalaman-pengalaman Kino Tsurayuki dalam perjalanan ke daerah Tosa. Di sini dia mengungkapkan perasaannya, antara lain kerinduannya kepada yang meninggal di Tosa, perasaan cemas dan takut ketika diserang oleh bajak laut, dan perasaan gembira ketika dia tiba kembali ke Kyoto setelah mengadakan perjalanan ke Tosa. Di bawah ini adalah cuplikan dari Tosa Nikki.
Kyoo warigo motasete kitaku hito, sono na nado zoya, ima omoi idenKono hito uta yoman to omou kokooro orite norikeri. Tokaku kono hito te, "Namino tatsu naru koto to uree," te yomeru uta.Yukusaki ni Tatsu Shira nami no koe Yorimo Okurete nakan ware ya masaran.Toza yomeku, Ito Oo goe naru beshi, Motekitaku Mono yori wa, Uta wa ikaga aran.Siapa gerangan nama orang yang membawa kotak makanku hari ini, aku sudah tidak ingat lagi.Dia dengan sengaja datang untuk bertemu dan bercakap-cakap denganku dan kelihatannya ingin membacakan sebuah puisi.Ketika bercakap-cakap dengan asyiknya, dia berkata seenaknya, seakan-akan mengalihkan pembicaraan dengan berkata, "Ombaknya besar sekali." Lalu dia membacakan sebuah puisi.Suara tangisku melepasmu pergiJauh lebih nyaring dari deburan ombak.
Selain Tosa Nikki, pada zaman Heian terdapat beberapa nikki lain yang cukup terkenal seperti Kagero Nikki, Izumi Shikibu Nikki, Murasaki Shikibu Nikki, dan Sara.
Berbeda dengan Tosa Nikki, Kagero Nikki berisikan catatan harian seorang wanita tentang kesedihan hidupnya. Penulisnya adalah istri Fujiwara Kaneie dan merupakan ibu dari seorang penjaga istana bernama Michitsuna. Selain ibu Michitsuna ini, Kaneie mempunyai banyak istri yang lain. Menurut keterangan ibu Michitsuna, suaminya adalah seorang yang mata keranjang dan suka mengobral cinta sehingga ibu Michitsuna ini menjadi sedih dan menderita. Untuk menghilangkan rasa kesepiannya, dia sering pergi berdoa ke kuil Yamadera di Kyoto dan adakalanya dia sampai bermalam di situ. Selain kuil tersebut dia sering juga ke beberapa kuil yang lain, semata-mata untuk kekuatan batinnya.
Bahkan ketika dia mengunjungi kuil Nishiyama Narutaki, dia ingin menjadi pendeta wanita di kuil tersebut. Anehnya, setiap kali dia berdoa untuk ketenangannya, dia juga selalu berdoa agar Kaneie tetap cinta padanya. Namun, sikap Kaneie tidak pernah berubah. Akhirnya, ibu Mitchitsuna putus asa akan cinta Kaneie sehingga dia beranggapan mungkin cinta Kaneie terhadapnya sudah hilang sama sekali. Oleh karena itu, dia mengalihkan dan mencurahkan seluruh perhatiannya terhadap putranya, Michitsuna. Dengan cara itu dia menghibur hatinya yang hancur.
Kagero Nikki ini berisi catatan harian tentang kesedihan hati ibu Michitsuna karena penderitaan yang dialami — akibat tidak setianya sang suami dan pengalamannya selama 21 tahun mengikuti kehidupan yang tidak menyenangkan dengan suaminya —, ditulis dengan indah. Di sini terungkap kepasrahan seorang istri terhadap kelakuan suaminya dan sekaligus digambarkan ketulusan cinta terhadap suami yang tidak setia, serta kehidupannya yang dia curahkan seluruhnya untuk membesarkan dan mencintai putranya. Catatan harian ini sangat menggugah hati pembaca, terutama kaum wanita.
Baca: Buku Pengantar Kesusastraan Jepang
adakah isi dari Izumi Shikibu Nikki selama ini saya cari tapi bahasanya selalu inggris bukan teks asli jepang
ReplyDelete