Jenis Fonem Jenis fonem yang dibicarakan di atas (vokal dan konsonan) dapat dibayangkan sebagai atau dikaitkan dengan segmen-segmen yang membentuk arus ujaran. Kata bintang , misalnya, dilihat sebagai sesuatu yang dibentuk oleh enam segmen — /b/, /i/, /n/, /t/, /a/, /ŋ/. Satuan bunyi fungsional tidak hanya berupa fonem-fonem segmental. Jika dalam fonetik telah diperkenalkan adanya unsur-unsur suprasegmental, dalam fonologi juga dikenal adanya jenis fonem suprasegmental. Dalam bahasa Batak Toba kata /itəm/ berarti '(pewarna) hitam', sedangkan /itɔm/ (dengan tekanan pada suku kedua) berarti 'saudaramu'. Terlihat bahasa yang membedakan kedua kata itu adalah letak tekanannya, sehingga dapat dikatakan bahwa tekanan bersifat fungsional. Lain lagi yang diperlihatkan dalam contoh bahasa Inggris berikut. Di sini perubahan letak tekanan tidak mengubah makna leksikal kata, tetapi mengubah jenis katanya. Kata benda Kata kerja ‘import ‘impor’
Bab 1
MAJU TERUS!
Menaklukkan Rasa Takut
Dunia ini bagaikan jembatan yang sempit. Yang terpenting adalah melenyapkan rasa takut. —Imam Hasidis, Rabi Nachman dari Breslow
California, pada suatu musim yang lembab di tahun 2003, Sheryl Sandberg sedang dirundung rasa gelisah. Dia sedang beranjak menuju ke ruang kerja atasannya dan memberitahukan bahwa proyek yang dikelolanya telah lepas kendali.
Karir Sandberg dimulai di Washington, D.C., di mana dia bekerja sebagai kepala staf di Sekretaris Bendahara Lawrence Summers selama pemerintahan Clinton. Saat Clinton meninggalkan kantor itu di 2001, Sanberg memutuskan mencoba dunia bisnis dan pindah ke Silicon Valley.
Dia mendaftar bersama Sergey Brin dan Larry Page, yang telah mengajukan cuti dari sekolah tinggi di Stanford University. Saat itu, mereka mulai membangun usaha untuk bergelut di industri mesin pencari kata (search engine). Perusahaan tersebut—Google—kemudian menjadi salah satu kisah sukses luar biasa dalam sejarah korporasi dunia. Pada saat itu, bagaimanapun, adalah permulaan yang penuh perjuangan di masa Sandberg menjadi salah satu karyawan yang paling awal.
Namun di hari tersebut di 2003, Sanberg harus melaporkan sebuah proyek yang buntung. Dalam usahanya untuk mengendalikan proyek menuju sukses, dia terlanjur mengambil risiko terlalu besar dan akibatnya merugi.
Dia bisa saja mencoba menutupi kesalahannya, dengan menyangkal bahwa proyek tersebut berjalan baik-baik saja dan dia hanya butuh lebih banyak waktu dan dana. Atau dia bisa juga mencoba melimpahkan kesalahan ke eksekutif lain yang sudah tidak terlibat lagi dalam proyek itu. Dia memberitahu Brin dan Page, "Saya membuat kesalahan. Saya telah merugikan perusahaan ini."
Tanggapan Page justru membuatnya kaget. "Dia mengatakan ke saya bahwa kesalahan terbesar adalah berjalan terlalu pelan, bukan terlalu cepat," ingat Sandberg. "Perusahaan tidak akan sampai di mana pun kalau kita menghabiskan waktu menghindari kesalahan karena takut gagal. Dia menyalami saya dan menyuruh saya untuk jalan terus."
Sandberg, sebagai vice president penjualan internasional, memelopori proyek pengiklanan Google, termasuk pelaksanaan proyek AdWord-nya yang mengaitkan iklan berbayar dengan hasil pencarian di internet. Ini telah mengubah search engine Google dari sekadar hebat menjadi bisnis dengan keuntungan luar biasa. Sandberg mengatakan bahwa dia tak akan pernah menyadari suksesnya proyek AdWord kalau saya ia terlumpuhkan akibat rasa takut akan melakukan kesalahan. Di awal 2008, dia meninggalkan Google dan menjadi orang kedua di Facebook, perusahaan jejaring di internet yang sedang menanjak.
Pemain utama lain dalam search engine—Yahoo, AOL, Microsoft—telah meremehkan Google di awal berdirinya. Mereka nyaman dengan model bisnis mereka sendiri, yaitu menarik bayaran dari website dengan imbalan ranking teratas dalam hasil pencarian di internet. Mereka tahu bahwa software Google menguntungkan para pencari (browser) namun sekaligus juga mengurangi arus pendapatan akibat kemudahan tersebut. Rasa takut akan kehilangan arus pendapatan membuat mereka menolak tawaran awal Google untuk menguatkan search engine mereka dengan software tersebut.
Lalu Google berjalan dengan benderanya sendiri. Hingga saat ini 75 persen pengguna internet memilih Google sebagai mesin pencari, dan menjadi terlalu terlambat bagi Yahoo, AOL dan Microsoft untuk menjalin kerjasama lagi dengan Google. Google terlanjur memenangkan lomba balap ini.
Rasa takut, sebagaimana Sandberg merenungkan saat itu, bisa menjadi satu-satunya hambatan besar bagi seseorang untuk meraih cita-cita. Sayangnya, sepertinya masyarakat modern justru berkembang menjadi mesin pemuja rasa takut. Rasa takut, lebih dari segala perasaan yang lain, menjadi pendorong manusia melakukan yang mereka lakukan sekarang. Dan hampir semua rasa takut sebenarnya tidaklah rasional.
Jika raksasa internet semacam Yahoo, AOL dan Microsoft bisa menjadi begitu terlumpuhkan oleh rasa takut hingga mereka tidak melakukan apa-apa di saat yang seharusnya, dan demi kepentingan mereka sendiri, bisa dibayangkan betapa pola pikir pebisnis di industri yang mapan dan konservatif itu telah secara hebat diresapi oleh rasa takut. Saat perusahaan-perusahaan melihat ke belakang dan mengamati kesalahan mereka, masalah utama yang sering ditemukan adalah akibat rasa takut.
Baca: Buku Sukses Bisnis Cara Yahudi
Comments
Post a Comment