Skip to main content

Jenis Fonem

Jenis Fonem Jenis fonem yang dibicarakan di atas (vokal dan konsonan) dapat dibayangkan sebagai atau dikaitkan dengan segmen-segmen yang membentuk arus ujaran. Kata bintang , misalnya, dilihat sebagai sesuatu yang dibentuk oleh enam segmen — /b/, /i/, /n/, /t/, /a/, /Å‹/. Satuan bunyi fungsional tidak hanya berupa fonem-fonem segmental. Jika dalam fonetik telah diperkenalkan adanya unsur-unsur suprasegmental, dalam fonologi juga dikenal adanya jenis fonem suprasegmental. Dalam bahasa Batak Toba kata /itÉ™m/ berarti '(pewarna) hitam', sedangkan /itÉ”m/ (dengan tekanan pada suku kedua) berarti 'saudaramu'. Terlihat bahasa yang membedakan kedua kata itu adalah letak tekanannya, sehingga dapat dikatakan bahwa tekanan bersifat fungsional. Lain lagi yang diperlihatkan dalam contoh bahasa Inggris berikut. Di sini perubahan letak tekanan tidak mengubah makna leksikal kata, tetapi mengubah jenis katanya. Kata benda Kata kerja ‘import ‘impor’

Proses Pemahaman dalam Komunikasi

Proses Pemahaman dalam Komunikasi

Proses Pemahaman dalam Komunikasi


Di dalam suatu masyarakat bahasa, orang dapat berkomunikasi dan saling memahami karena mereka memiliki gambaran mental yang sama tentang dunia. Gambaran mental inilah yang disimpan dalam memori jangka panjang dan menjadi penopang tiap pengalaman. Berdasarkan hasil penelitian inteligensia buatan, dapat disimpulkan bahwa berbagai objek, keadaan, dan tindakan dalam memori diwakili oleh prototipe dari objek, keadaan dan tindakan tersebut. Misalnya saja kita mengenal berbagai jenis baju, seperti baju seragam, baju tidur, baju pesta, dan lain-lain. Di dalam benak kita tersimpan sebuah prototipe baju sehingga ketika kita membicarakan baju pesta, misalnya, ada gambaran mental mengenai baju tersebut, dan bukan objek lain. Informasi yang sangat kompleks ini disebut skema (kerangka berpikir).

Skema yang mewakili tindakan-tindakan sederhana menjadi satu kesatuan dan memiliki urutan yang teratur dalam memori kita disebut script (skenario suatu tindakan). Script "pergi kuliah", misalnya, pada umumnya memiliki urutan seperti apa yang dilakukan Dania dalam contoh di atas (berangkat dari kos, naik kendaraan, masuk ke fakultas, mencari ruang kuliah dan masuk ke ruang kuliah, memilih tempat duduk, dan seterusnya). Di dalam komunikasi yang membicarakan topik "berangkat kuliah", seorang pembicara beranggapan bahwa pendengar memiliki pengetahuan tentang topik ini dalam memorinya sehingga ia tidak usah secara rinci menceritakan hal tersebut.

Misalnya saja Dania berkata kepada temannya Tina, "Tin, saya pergi kuliah ya." Tanpa menanyakan apa yang akan dilakukan Dania, Tina memahami kalimat yang diucapkan Dania karena Tina dan Dania memiliki skema "pergi kuliah" dalam memori mereka. Dania menganggap atau berasumsi bahwa Tina sudah mengetahui hal-hal yang berkenaan dengan tindakan "pergi kuliah". Apa yang diasumsikan oleh Dania disebut praanggapan (presupposition). Skema, dalam hal ini, ikut berperan dalam pemahaman bahasa, baik ragam tulis maupun lisan.

Marilah kita perhatikan apa yang dikatakan Dania kepada Tina,
"Tin, saya pergi kuliah ya."
Maka yang sebenarnya dipahami Tina adalah sebagai berikut,
  1. Saya adalah Dania.
  2. Dania sudah kuliah.
  3. Dania kuliah di suatu tempat.
  4. Dania harus pergi ke tempat itu.
Mungkin masih banyak yang bisa diuraikan dari apa yang diungkapkan oleh Dania dan apa yang dipahami oleh Tina. Yang penting adalah Tina menyimpan sejumlah pemahaman terhadap apa yang diungkapkan Dania sehingga Dania tidak perlu menguraikan secara terperinci.



Buku: Pesona Bahasa: Langkah Awal Memahami Bahasa

Comments

Popular posts from this blog

Tanda-tanda Koreksi

6. Tanda-tanda Koreksi Sebelum menyerahkan naskah kepada dosen atau penerbit, setiap naskah harus dibaca kembali untuk mengetahui apakah tidak terdapat kesalahan dalam soal ejaan , tatabahasa atau pengetikan. Untuk tidak membuang waktu, maka cukuplah kalau diadakan koreksi langsung pada bagian-bagian yang salah tersebut. Bila terdapat terlalu banyak salah pengetikan dan sebagainya, maka lebih baik halaman tersebut diketik kembali. Untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan itu, lazim dipergunakan tanda-tanda koreksi tertentu, sehingga antara penulis dan dosen, atau antara penulis dan penerbit, terjalin pengertian yang baik tentang apa yang dimaksud dengan tanda koreksi itu. Tanda-tanda koreksi itu dapat ditempatkan langsung dalam teks atau pada pinggir naskah sejajar dengan baris yang bersangkutan. Tiap tanda perbaikan dalam baris tersebut (kalau ada lebih dari satu perbaikan pada satu baris) harus ditempatkan berturut-turut pada bagian pinggir kertas; bila perlu tiap-tiapnya dipis

Buku Komposisi Gorys Keraf

Daftar Isi Buku Komposisi Gorys Keraf Kata Pengantar Daftar Isi PENDAHULUAN Bahasa Aspek Bahasa Fungsi Bahasa Tujuan Kemahiran Berbahasa Manfaat Tambahan Kesimpulan BAB I PUNGTUASI Pentingnya Pungtuasi Dasar Pungtuasi Macam-macam Pungtuasi BAB II KALIMAT YANG EFEKTIF Pendahuluan Kesatuan Gagasan Koherensi yang baik dan kompak Penekanan Variasi Paralelisme Penalaran atau Logika BAB III ALINEA : KESATUAN DAN KEPADUAN Pengertian Alinea Macam-macam Alinea Syarat-syarat Pembentukan Alinea Kesatuan Alinea Kepaduan Alinea 5.1 Masalah Kebahasaan 5.2 Perincian dan Urutan Pikiran BAB IV ALINEA : PERKEMBANGAN ALINEA Klimaks dan Anti-Klimaks Sudut Pandangan Perbandingan dan Pertentangan Analogi Contoh Proses Sebab - Akibat Umum - Khusus Klasifikasi Definisi Luar Perkembangan dan Kepaduan antar alinea BAB V TEMA KARANGAN Pengertian Tema Pemilihan Topik Pembatasan Topik Menentukan Maksud Tesis dan Pengungkapan Maksud

Observasi dan Penelitian Lapangan

3. Observasi dan Penelitian Lapangan Pengumpulan data untuk suatu tulisan ilmiah dapat dilakukan melalui observasi dan penelitian lapangan. Observasi adalah pengamatan langsung kepada suatu obyek yang akan diteliti, sedangkan penelitian lapangan adalah usaha pengumpulan data dan informasi secara intensif disertai analisa dan pengujian kembali atas semua yang telah dikumpulkan. Observasi dapat dilakukan dalam suatu waktu yang singkat, sebaliknya penelitian lapangan memerlukan waktu yang lebih panjang. Observasi dapat dilakukan mendahului pengumpulan data melalui angket atau penelitian lapangan. Dalam hal ini observasi bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang tepat mengenai obyek penelitian sehingga dapat disusun daftar kuestioner yang tepat atau dapat menyusun suatu desain penelitian yang cermat. Sebaliknya observasi dapat juga dilakukan sesudah mengumpulkan data melalui angket atau wawancara. Dalam hal ini tujuan observasi adalah untuk mengecek sendiri sampai di mana kebenara