Jenis Fonem Jenis fonem yang dibicarakan di atas (vokal dan konsonan) dapat dibayangkan sebagai atau dikaitkan dengan segmen-segmen yang membentuk arus ujaran. Kata bintang , misalnya, dilihat sebagai sesuatu yang dibentuk oleh enam segmen — /b/, /i/, /n/, /t/, /a/, /ŋ/. Satuan bunyi fungsional tidak hanya berupa fonem-fonem segmental. Jika dalam fonetik telah diperkenalkan adanya unsur-unsur suprasegmental, dalam fonologi juga dikenal adanya jenis fonem suprasegmental. Dalam bahasa Batak Toba kata /itəm/ berarti '(pewarna) hitam', sedangkan /itɔm/ (dengan tekanan pada suku kedua) berarti 'saudaramu'. Terlihat bahasa yang membedakan kedua kata itu adalah letak tekanannya, sehingga dapat dikatakan bahwa tekanan bersifat fungsional. Lain lagi yang diperlihatkan dalam contoh bahasa Inggris berikut. Di sini perubahan letak tekanan tidak mengubah makna leksikal kata, tetapi mengubah jenis katanya. Kata benda Kata kerja ‘import ‘impor’
Gangguan dalam Proses Berbahasa
Seperti telah disinggung pada bagian "Proses Kognitif dan Otak" dalam bab ini, otak mempunyai peran yang sangat besar dalam kemampuan kognitif seseorang. Jika otak seseorang mengalami gangguan atau kelainan, maka ia akan mengalami kesulitan berbahasa. Mungkin saja ia mengalami kesulitan memahami atau mengingat ujaran, atau kesulitan memproduksi ujaran.
Gangguan dalam proses berbahasa dapat berupa gangguan alat wicara dan gangguan wicara. Gangguan-gangguan ini masih dapat dibedakan atas beberapa bentuk.
Gangguan alat wicara berkaitan dengan gangguan pada alat-alat ucap. Pada dasarnya, penderita gangguan ini masih bisa berkomunikasi dengan baik dengan orang lain. Namun, karena salah satu bagian alat ucapnya terganggu, ia mengalami masalah ketika berbicara. Jika yang terkena gangguan adalah bagian paru-paru, nada bicaranya sangat monoton, suaranya kecil sekali dan terputus-putus. Jika yang terkena gangguan adalah bagian pita suara, suaranya serak atau hilang. Jika yang terkena gangguan adalah lidah, pengucapan sejumlah fonem yang melibatkan lidah menjadi tidak sempurna. Jika bibirnya sumbing, atau yang terganggu adalah rongga hidung, atau langit-langit (palatum) mulutnya terganggu, suaranya menjadi sengau.
Gangguan wicara berkaitan dengan gangguan pada otak. Gangguan ini terjadi karena pecahnya pembuluh darah, tersumbatnya pembuluh darah , atau terhambatnya aliran oksigen pada otak. Orang awam mengenali gangguan ini sebagai penyakit stroke. Jika terjadi kerusakan pada hemisfer kiri (lihat kembali pada bagian "Proses Kognitif dan Otak"), timbullah gangguan wicara yang dinamakan afasia. Penderita afasia masih dibedakan atas penderita afasia Broca dan afasia Wernicke, bergantung pada bagian otaknya yang mana yang mengalami kerusakan.
Perbedaan afasia Broda dan afasia Wernicke dapat dilihat dalam bagan berikut ini.
AFASIA BROCA
|
AFASIA WERNICKE
|
Penderita mengalami kesukaran menghasilkan ujaran.
|
Penderita
tidak mengalami kesukaran untuk menghasilkan ujaran.
|
Terdapat banyak jeda di dalam ujarannya.
|
Penderita afasia jenis ini
lancar dan sangat cepat berbicara.
|
Struktur sintaksis ujaran yang dihasilkan penderita
biasanya tidak beraturan.
|
Struktur
sintaksis ujaran yang dihasilkan penderita sangat baik dan kompleks.
|
Di dalam ujaran hanya terdapat sedikit (bahkan ada
yang tidak ada) kata-kata fungsi seperti di,
ke, atau dari, atau yang, dan juga bentuk-bentuk afiks.
|
Di dalam ujaran terdapat kata-kata
fungsi dan bentuk-bentuk afiks.
|
Sebagian besar ujaran yang dihasilkan adalah bentuk
nomina konkret.
|
Sebagian besar
ujaran adalah nomina umum (seperti hal) dan verba.
|
Pemahaman terhadap ujaran orang lain biasanya sangat
baik, tetapi biasanya tanggapannya tidak seperti yang diharapkan dan
mempunyai hubungan secara semantis. Misalnya, jika penanya menanyakan sebuah
benda yang seharusnya dijawab kursi, si
penderita menjawab duduk.
|
Pemahaman terhadap ujaran
sangat terganggu.
|
Gangguan dalam proses berbahasa dapat pula ditemukan dalam bentuk yang lain, seperti,
- disatria, yaitu gangguan berupa lafal yang tidak jelas tetapi ujaran utuh;
- agnosia atau demensia, yaitu gangguan dalam memformulasikan ide;
- aleksia, yaitu gangguan kemampuan untuk membaca; dan
- agrafia, yaitu gangguan kemampuan untuk menulis.
Buku: Pesona Bahasa: Langkah Awal Memahami Bahasa
Comments
Post a Comment